Salin Artikel

Transjakarta Sering Kecelakaan, Anggota DPRD Sebut Sopir Mengeluh Kerja Overtime dan Gaji Dipotong jika Protes

Operator bus pun acapkali memindahkan sopir untuk bekerja dari satu trayek ke trayek lainnya agar tak dihitung overtime.

"Sopir itu mengeluh shift mereka terlalu panjang. Sudah terlalu panjang, kadang mereka dipindah dari satu trayek ke trayek lain biar enggak ketahuan overtime," ucap Gilbert dalam keterangan tertulis, dikutip Tribun Jakarta, Selasa (7/12/2021).

Politisi PDI-P itu menyebutkan, pihak operator acapkali mengancam akan memberikan sanksi kepada sopir jika melaporkan kecurangan tersebut.

"Saya tanya kenapa enggak protes saja? Mereka jawab akan dipotong gaji dan enggak diperpanjang kontrak," ujarnya.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, idealnya setiap sopir bekerja maksimal 8 jam.

Setiap empat jam, sopir seharusnya istirahat dulu sebelum kembali bekerja mengangkut penumpang.

"Saat pelayanan di koridor pada perhentian terakhir, contohnya rute Blok M-Kota, dia bisa istirahat sejenak sambil menggerakkan badan," kata Syafrin.

502 kecelakaan sepanjang Januari-Oktober 2021

Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya sebelumnya memaparkan, ada 502 kecelakaan yang dialami oleh bus transjakarta sepanjang Januari-Oktober 2021.

Kecelakaan paling banyak disebabkan bus transjakarta menabrak obyek tertentu atau kecelakaan tunggal, yakni 88 persen dari total kecelakaan.

Kemudian, 12 persen lainnya, bus transjakarta ditabrak atau diserempet oleh kendaraan lain.

"Ini (data kecelakaan) belum termasuk yang kemarin di bulan November," kata Yana dalam rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12/2021).

Pada Januari 2021, ada 75 kecelakaan bus transjakarta, sedangkan pada Februari tercatat 63 kecelakaan, Maret 72 kasus, dan April 55 kasus.

Kemudian, pada Mei 2021 menurun di angka 54 kecelakaan, Juni 48 kasus, Juli 44 kasus, Agustus 22 kasus, September 42 kasus, dan Oktober terjadi 27 kecelakaan.

Kecelakaan paling banyak melibatkan bus milik operator PPD yakni 34 persen, disusul operator Mayasari 32 persen, Steady Safe 16 persen, Kopaja 13 persen, Transwadaya 3 persen, Pahala Kencana 1 persen, dan Bianglala 1 persen.

Rentetan kecelakaan dalam beberapa waktu terakhir

Dalam beberapa waktu terakhir, ada rentetan kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta.

Pada 25 Oktober 2021, kecelakaan melibatkan dua bus transjakarta di Halte Cawang-Ciliwung, Jakarta Timur.

Bus yang baru tiba di halte menghantam bus yang ada di depannya. Akibat kecelakaan ini, sopir dan seorang penumpang yang ada di bus belakang meninggal dunia dan 31 penumpang lainnya terluka.

Empat hari berselang, bus transjakarta kembali mengalami kecelakaan. Kali ini, bus bernomor polisi B 7719 TGR menabrak separator di Jalan Iskandar Muda, Gandaria City, Jakarta Selatan.

Bus transjakarta kembali mengalami masalah pada 4 November 2021 pagi. Saat itu kepulan asap putih keluar dari bagian atap bus transjakarta karena mesin AC bermasalah.

Lalu, pada 2 Desember 2021, sebuah bus transjakarta menabrak pos polisi di persimpangan PGC. Seorang petugas sterilisasi busway dilarikan ke Rumah Sakit Kramatjati karena mengalami luka serius akibat kecelakaan tersebut.

Kecelakaan bus transjakarta kembali dilaporkan terjadi pada 3 Desember 2021. Kali ini titik kejadian ada di depan Ratu Plaza Senayan. Bus transjakarta dilaporkan menabrak separator yang ada di jalur transjakarta.

Buntut kecelakaan pada 2 dan 3 Desember 2021, PT Transjakarta menghentikan operasional 110 unit bus dari operator Mayasari Bhakti dan 119 bus dari operator Steady Safe. Kedua operator itu merupakan mitra PT Transjakarta.

Tak selesai di situ, bus transjakarta kembali terlibat kecelakaan pada Senin (6/12/2021) kemarin. Ada kecelakaan transjakarta dalam sehari kemarin.

Rentetan kecelakaan bus transjakarta kemarin diawali dengan insiden di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, yang terjadi pada sekitar pukul 04.30 WIB. Bus transjakarta menabrak separator jalur karena sopir berupaya menghindari truk molen di depannya yang mendadak berpindah jalur.

Beberapa jam berselang, sekitar pukul 09.10 WIB, sebuah bus transjakarta menabrak tembok beton di Halte Puri Beta 2, Jalan HOS Cokroaminoto, Larangan, Tangerang. Kecelakaan diduga disebabkan karena sopir lupa menarik rem tangan saat meninggalkan bus ke toilet.

Pada malam harinya pukul 21.50 WIB, bus transjakarta menabrak pejalan kaki hingga tewas di Jalan Raya Taman Marga Satwa Raya, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Korban disebut hendak menyeberang. Kondisi jalan yang gelap dan hujan membuat pandangan sopir kabur sehingga menabrak pejalan kaki tersebut.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Bus Transjakarta Sering Kecelakaan: DPRD Ungkap Sopir Kerja Overtime, Protes Akan Dipotong Gaji". (Tribun Jakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/07/16024411/transjakarta-sering-kecelakaan-anggota-dprd-sebut-sopir-mengeluh-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke