Salin Artikel

Kekecewaan Buruh Terhadap Anies: Sebelumnya Duduk Bareng, Kini Tak Ditemui

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan buruh yang menggelar aksi demo di depan Balai Kota DKI Jakarta untuk menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang “manusiawi” dibuat kecewa.

Pasalnya, mereka gagal bertemu dan melakukan audiensi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sebelumnya, orang nomor 1 di DKI Jakarta itu bahkan rela duduk bersama dengan massa aksi di depan Balai Kota DKI dan membicarakan tentang kenaikan UMP 2022 yang sangat kecil.

Di hadapan massa aksi, Anies mengakui tentang minimnya kenaikan UMP tersebut. UMP 2022 di DKI Jakarta hanya naik Rp 37.749 mennjadi Rp 4.453.935.

“Kami pun berpandangan ini angka yang terlalu kecil untuk buruh di Jakarta,” ujar Anies saat demo, Senin (29/11/2021) lalu.

Anies mengatakan bahwa dirinya sudah bersurat ke Kementerian Ketenagakerjaan dan meminta untuk peninjauan kembali formula perhitungan UMP 2022.

Dalam surat bernomor 533/-085.15, Anies mengatakan bahwa kenaikan UMP 2022 tidak memenuhi asas keadilan, mengingat inflasi Jakarta tahun ini adalah sebesar 1,14 persen.

"Berkenaan dengan itu, dengan hormat kami mengusulkan dan mengharapkan ibu menteri meninjau kembali formula penetapan UMP sebagaimana diatur dalam PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan agar dapat memenuhi asas keadilan dan hubungan industrial yang harmonis, sehingga kesejahteraan buruh dapat terwujud," tulis Anies.

Buruh dibuat kecewa

Buruh yang kembali berdemo di depan Balai Kota pada Rabu (8/12/2021) mengaku kecewa karena tidak bisa menuntut tindak lanjut kenaikan UMP 2022 kepada Anies.

Massa aski berharap Anies segera merevisi kebijakan kenaikan UMP 2022 yang telah ditetapkan sebelumnya.


“Kami kecewa karena kami berharap mendapatkan jadwal deadline revisi surat kenaikan UMP,” ujar Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) wilayah DKI, William Yani Wea, kepada TribunJakarta.com.

Audiensi yang dilakukan pada Rabu sore di Balai Kota hanya dihadiri perwakilan buruh, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnaker) DKI serta anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

“Kami kecewa karena kami tadi berharap ketemu Gubernur,” William menambahkan.

Ia pun menyebut bahwa pernyataan yang dibuat Anies saat bertemu buruh sebelumnya hanyalah janji palsu saja.

“Ketika menjanjikan itu bersifat spontan. Hanya untuk menyenangkan kami saja,” imbuhnya.

(Kompas.com: Vitorio Mantalean, TribunJakarta.com: Dionisius Arya Bima Suci)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/08/19490841/kekecewaan-buruh-terhadap-anies-sebelumnya-duduk-bareng-kini-tak-ditemui

Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke