Salin Artikel

Serikat Pekerja Transjakarta Buka Suara soal Klaim Kerja 8 Jam Sehari: Hari Ini Masuk Siang, Besoknya Piket Pagi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Pekerja Transjakarta (SPTJ) beranggapan bahwa sistem kerja 8 jam sehari bagi para pengemudi bus kerap kali hanya di atas kertas.

Sistem kerja ini belakangan jadi pertanyaan menyusul maraknya kecelakaan bus Transjakarta.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selepas rapat persiapan audit PT Transjakarta pada Selasa (7/12/2021) menyoroti faktor manusia dan dugaan kelelahan pengemudi.

Ketua SPTJ, Jan Oratmangun, menyampaikan sejumlah faktor yang menyebabkan pengemudi bus transjakarta alami kelelahan.

Walau bekerja mengangkut penumpang 8 jam, namun mereka menghabiskan waktu lebih lama untuk hal lain.

"Kadang teman-teman pramudi itu sudah selesai menjalankan tugas di koridor tapi mereka harus mampir ke SPBU untuk melakukan pengisian bahan bakar juga," kata Jan kepada Kompas.com, Kamis (9/12/2021).

Menurutnya, kelelahan pengemudi hanyalah hilir dari masalah di hulu.

Dalam kasus ini, ia menganggap Transjakarta semestinya bisa menyediakan SPBU di depo.

"Sehingga pengemudi itu tidak mengantre lama-lama lagi, bercampur dengan kendaraan-kendaraan umum di SPBU. Itu salah satu faktor yang memicu kelelahan buat pengemudi. Kan mereka harus antre berjam-jam di situ, baru terus pulang ke depo" jelasnya memberi contoh.

Ia kemudian memberi contoh lain yang menggambarkan minimnya pengawasan dari Transjakarta selaku regulator kepada operator-operator bus yang mempekerjakan para pengemudi.

"Masalah pembagian jadwal, jam kerja pengemudi yang misalkan hari ini masuk siang, besok itu langsung jumping masuk pagi," kata Jan.

Situasi tersebut membuat pengemudi bekerja dalam kondisi yang kurang prima. Selain itu dalam praktiknya, banyak juga pengemudi yang bekerja lebih dari 8 jam.

"Padahal belum tentu tempat tinggal mereka itu berdekatan sama depo tempat mereka bekerja. Jadi ini harus klir dari hulu sampai hilir. Saya harap, ke depannya, manajemen Transjakarta juga harus melihat faktor-faktor lain," ujar Jan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/09/11223241/serikat-pekerja-transjakarta-buka-suara-soal-klaim-kerja-8-jam-sehari

Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke