Salin Artikel

Menengok Rusun Nagrak yang Jadi Tempat Karantina Terpusat

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah susun (rusun) Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara saat ini difungsikan untuk lokasi karantina terpusat orang yang baru datang dari luar negeri untuk mencegah penularan Covid-19.

Saat Kompas.com berkunjung ke lokasi tersebut, Selasa (21/12/2021), tampak blok rusun dengan bangunan bercat putih dan biru itu dijaga oleh petugas keamanan.

Di halamannya, terparkir cukup banyak kendaraan. Suasananya nampak sepi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari petugas yang menjaga, rusun tersebut telah difungsikan sebagai lokasi karantina selama tiga hari.

"Sudah tiga hari dipakai," ujar petugas yang enggan disebutkan namanya itu.

Dia mengatakan, terdapat lima tower rusun yang akan digunakan sebagai tempat isolasi.

Saat ini, kata dia, sudah dua tower yang terisi. Baik untuk karantina maupun untuk petugas medis yang berjaga.

"Sudah diisi oleh yang karantina," ujar dia.

Adapun Rusun Nagrak digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 menyusul di-lockdown-nya Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Wisma Atlet ditutup sementara setelah ditemukan seorang petugas kebersihan di sana yang terpapar Covid-19 varian Omicron.

Pemerintah pun melakukan tindakan cepat dengan menutup tempat itu agar penularan tidak semakin parah hingga ke luar.

Gara-gara Omicron

Isolasi sementara Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet dilakukan akibat temuan varian Omicron.

Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan, Rusun Nagrak menjadi tempat karantina terpusat sekaligus tempat karantina cadangan bagi migran, pelajar, dan aparatur sipil negara (ASN).

"Rusun Nagrak memiliki kapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur. Saya sudah mengecek kesiapannya," ujar Suharyanto, dalam keterangan tertulis, Jumat (17/12/2021).

Tenaga kesehatan yang disiagakan di Rusun Nagrak sendiri berasal dari Wisma Atlet Kemayoran dan didukung dari petugas Dinas Kesehatan Jakarta.

Meskipun demikian, penggunaan Rusun Nagrak sebagai tempat karantina telah dilakukan sejak 22 Mei 2021.

Tidak hanya Rusun Nagrak, Rusun Pasar Rumput, dan Asrama Haji Pondok Gede juga menjadi lokasi untuk mereka yang harus menjalani isolasi.

Namun, yang menjadi tempat karantina terpusat tetaplah Wisma Atlet di Kemayoran.

Hanya saja saat ini Wisma Atlet ditutup sementara menyusul adanya temuan Omicron.

Rusun nagrak sudah dihuni

Saat dijadikan lokasi isolasi, Rusun Nagrak  bukanlah komplek rusun kosong. Dari 14 tower, terdapat 4 tower yang sudah dihuni warga.

Tower yang akan digunakan sebagai fasilitas isolasi mandiri pasien tanpa gejala adalah tower 1-5.

Sementara itu, masing-masing tower di Rusun Nagrak terdiri dari 16 lantai, dan masing-masing lantai memiliki 17 kamar.

Masing-masing unit bisa diisi dua hingga hingga empat pasien.

Penggunaan Rusun Nagrak sebagai tempat karantina juga dikarenakan lokasinya yang jauh dari kediaman warga serta masih sedikitnya penghuni di sana.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/23/06582701/menengok-rusun-nagrak-yang-jadi-tempat-karantina-terpusat

Terkini Lainnya

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke