Salin Artikel

Duduk Perkara Sopir Taksi Online Aniaya dan Lecehkan Penumpang Gara-gara Muntah

Dugaan aksi penganiayaan itu disebar NT melalui akun media sosial pribadinya. Pada akun Instagramnya, NT membagikan foto dengan wajah dan tangan berdarah.

Pada keterangan foto itu dijelaskan bahwa itu kondisi wajahnya setelah mengalami dugaan penganiayaan dan tag Instagram Grab sebagai operator sopir taksi online itu.

Belakangan diketahui, aksi dugaan penganiayaan yang dialami NT terjadi di kawasan Tambora, Jakarta Barat pada Kamis (23/12/2021) dini hari.

Kronologi

NT menceritakan, peristiwa bermula saat dia dengan saudara perempuannya menggunakan taksi online sesuai menghadiri pesta ulang tahun di Pantai Indah Kapuk (PIK).

Pada acara itu, NT mengaku sempat menenggak minuman beralkohol. Saat itu NT merasakan mual dan ingin muntah di tengah perjalanan saat naik taksi online.

NT mengaku sempat meminta untuk berhenti sebentar, namun tidak digubris oleh sopir.

"Memang di mobil itu saya memang agak 'naik' gitu, saya sudah bilang sama abangnya, 'mas saya boleh minggir dulu enggak?', tapi mas itu enggak ladenin," curhat NT saat dikonfirmasi, Jumat (24/12/2021).

"Makanya saya sudah enggak bisa nahan lagi, langsung buka jendela dan langsung muntah. Posisinya, sama sekali engga mengenai sisi dalam mobilnya, cuma di body depan (mobil) saja," lanjut dia.

NT mengaku saat itu sang sopir taksi online terus mengeluh. NT yang saat itu merasa bersalah menjanjikan ganti rugi sebagai biaya kebersihan mobil.

Setibanya di lokasi tujuan, NT memberikan uang tunai Rp 100.000 kepada sopir. Namun, sopir tidak terima, ia meminta uang ganti rugi tersebut sebesar Rp 300.000.


"Kebetulan di dompet saya uang tunainya hanya segitu, saya bilang 'mas sorry mas saya enggak ada uang cash lagi'. Terus dia malah ngomong, 'halah lagak lu sok kaya, pergi minum bisa lo sampe juta-jutaan'. Begitulah pokoknya, dia hina-hina saya," aku NT.

Menurut NT, saat itu sopir masih tak terima dan meminta uang Rp 500.000. Sopir juga disebut mengancam saudara perempuan NT.

"Dia ancam cici saya, kalau misalnya uang itu enggak dikasih, dia akan panggil teman-temannya untuk keroyok kami," kata NT.

Dilecehkan

NT mengatakan, sopir itu kembali menghampirinya. Sopir itu kembali meminta uang dan mulai melakukan kontak fisik.

"Saya dipegang, dipegang dagunya gitu. Terus saya dipegang-pegang di area pundak, area bahu, terus dirangkul, dipeluk," kata NT.

Aksi sopir itu kian menjadi hingga menyentuh payudara NT. NT yang merasa mengalami pelecehan, langsung menepis tangan sopir.

"Setelah dia pegang-pegang saya dan mengenai payudara ya. Begitu saya menepis tangan dia, dia langsung tampar saya, " kata dia.

NT dan saudaranya pun melakukan perlawanan balik dengan memukul si sopir. Perkelahian pun terjadi.

Sopir kemudian membalas pukulan dengan menendang perut NT. Perkelahian itu pun mengundang perhatian warga sekitar yang mencoba melerai.

Saat itu NT kembali menahan sopir yang berusaha pergi usai dilerai oleh warga.

Di saat itu, adik NT, datang dan geram mengetahui kakaknya dilukai. Perkelahian antara sopir dan adik NT pun terjadi.

NT dan adiknya pun mengalami luka. Dia kemudian melporkan aksi penganiayaan dan pelecehan itu ke Polsek Tamboda, Jakarta Barat.


Buru pelaku

Sementara itu, Kapolsek Tambora, Kompol Faruk Rozi mengatakan, sudah menerima laporan dari NT. Laporan pun telah ditangani.

"Laporan sudah kami tangani. Tadi malam kan yang mengantarkan visum ke rumah sakit juga anggota kami," kata Faruk.

Saat ini polisi telah memburu terduga pelaku. Adapun polisi berupaya koordinasi dengan operator taksi online.

"Kemungkinan, mudah-mudahan hari ini ada komunikasi dari mereka (operator taksi online). Paling tidak ada upaya untuk menghadirkan pelaku," kata Faruk.

"Kalau enggak pun, anggota kita lagi bergerak untuk mencari keberadaan pelaku," ucap Faruk.

Akun dibekukan

Sementara itu, Grab Indonesia yang menjadi operator dari sopir taksi online itu angkat bicara terkait dugaan aksi penganiayaan dan pelecehan dialami NT.

Director of Bussines Jabodetabek Grab Indonesia Iki Sari Dewi mengatakan, akun mitra pengemudi yang diduga melakukan kekerasan tersebut telah dibekukan.

Grab juga melakukan investigasi terhadap kasus tersebut sesuai kode etik perusahaan.

"Laporan ini tengah ditindaklanjuti oleh tim kami, di mana akun mitra pengemudi terlapor sudah dibekukan, dan investigasi lebih lanjut tengah berjalan sesuai standar prosedur dan kode etik perusahaan," kata Iki dalam keterangan tertulis, Jumat (24/12/2021).

Grab Indonesia juga telah menawarkan langkah pertanggungjawaban, seperti penggantian biaya pengobatan luka fisik dan konseling psikososial.

"Kami juga telah menawarkan penggantian biaya pengobatan penumpang dan telah menawarkan konseling psikososial untuk pemulihan," pungkas dia.

Selain itu, Iki juga menyebut Grab Indonesia akan memberikan penawaran bantuan hukum selama proses perkara berlangsung.


"Dan pendampingan penumpang, berupa penawaran bantuan untuk memproses laporan insiden kepada pihak yang berwajib," lanjut Iki.

Iki menegaskan, keselamatan dan keamanan merupakan prioritas utama pihaknya.

"Grab tidak menolerir kekerasan dalam bentuk apapun. Dan akan menindak tegas mitra yang terbukti terlibat dalam aksi kekerasan. Termasuk memberikan sanksi berupa pemutusan kemitraan dan mengambil langkah hukum jika diperlukan," tutup Iki.

Hingga kini, dugaan kasus kekerasan dan pelecehan yang dialami NT masih bergulir di Polsek Tambora. Penyidik masih melakukan penyelidikan terkait kasus itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/25/09552371/duduk-perkara-sopir-taksi-online-aniaya-dan-lecehkan-penumpang-gara-gara

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke