Salin Artikel

Pemkot Tangerang Terapkan PTM 50 Persen dan Wacanakan Siswa SD Belajar Daring

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekolah dasar (SD) di Kota Tangerang kembali menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas mulai Senin (24/1/2022).

Kini, PTM terbatas diikuti oleh 50 persen siswa per kelas.

Sebelumnya, pada 3-21 Januari 2022, PTM dapat diikuti oleh 100 persen siswa per kelas.

Berikut merupakan rangkuman berita berkait PTM 50 persen di Kota Tangerang:

Peraturan PTM 50 persen

Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kota Tangerang Helmiati menyatakan, PTM 50 persen berlangsung per Senin kemarin.

Dia menyebut, pihak sekolah hanya dapat menggelar maksimal tiga jam proses belajar mengajar dalam satu hari.

Sebelumnya, pada saat kapasitas PTM masih 100 persen, pihak sekolah diizinkan menggelar enam jam proses belajar mengajar dalam satu hari.

Helmiati mengatakan, setiap kelas diizinkan untuk digunakan oleh dua kloter belajar yang berbeda.

Saat pergantian kloter belajar, pihak sekolah wajib mengosongkan kelas dalam waktu satu jam untuk disinfeksi.

"Apabila satu kelas dipakai dua rombongan belajar, maka jeda waktunya minimal satu jam supaya didisinfektan dulu kelasnya," paparnya, saat dihubungi, Senin.

Murid kelas 1-2 ikut PJJ

Helmiati menyatakan, per Senin kemarin, seluruh murid SD kelas 1 dan 2 diwajibkan mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) alias mengikuti belajar secara daring (online).

Menurut dia, murid SD kelas 1 dan 2 wajib mengikuti PJJ lantaran mereka dianggap masih belum memahami protokol kesehatan.

"Mulai hari ini kelas 1 dan 2 semua online dulu," kata Helmiati.

"Karena kelas 1 dan 2 edukasinya masih kurang untuk protokol kesehatan, masih terlalu dini untuk memahami protokol kesehatan," lanjut dia.

Helmiati mengungkapkan, melonjaknya kasus Covid-19 yang meningkat di Kota Tangerang juga menjadi alasan mengapa murid kelas 1 dan 2 wajib belajar secara online.

"Kita masih ada kekhawatiran karena lonjakan Covid-19 cukup signifikan di Kota Tangerang,"  ucap dia.

Respons sekolah atas PTM 50 persen

Salah satu sekolah yang mulai menerapkan PTM 50 persen adalah SDN Tangerang 14, Kota Tangerang.

Kepala SDN Tangerang 14 Wawat Tustiawati berujar, pihaknya menerima perubahan aturan soal PTM dari kapasitas 100 menjadi 50 persen.

"Karena ini mengutamakan kesehatan dan keselamatan, tentu saja kami harus sambut dengan baik dengan lapang dada," ujar Wawat saat ditemui di SDN Tangerang 14, Kota Tangerang, Senin.

"Kita berdoa semoga ke depannya bisa lebih baik dan turun kembali," sambung dia.

Wawat mengungkapkan, murid di SDN Tangerang 14 merasa senang saat mengikuti PTM 100 persen.

Menurut dia, para murid merasa semakin bahagia saat PTM 100 persen diadakan dua kali dalam sepekan.

"Awalnya mereka (murid SDN Tangerang 14) sudah bahagia dan senang ya bisa kembali (PTM 100 persen), meskipun awalnya seminggu sekali kemudian seminggu dua kali, senang banget," kata Wawat.

Akan tetapi, Pemerintah Kota Tangerang memutuskan untuk mengurangi kapasitas PTM menjadi 50 persen pada akhir pekan lalu lantaran kasus Covid-19 meningkat di sana.

Menurut Wawat, orangtua murid SDN Tangerang 14 dapat memahami alasan kapasitas PTM harus disesuaikan seusai diberi penjelasan oleh pihak sekolah.

"Akhirnya kita harus waspada, mengutamakan keselamatan, dan kesehatan. Alhmadulilah mereka (orangtua siswa) mengerti karena harus semua elemen bekerja sama," paparnya.

Respons murid atas PTM 50 persen

Jeni (12), seorang murid SDN Tangerang 12, mengaku sedih saat mengikuti PTM 50 persen lantaran saat ini hanya ada sedikit teman-temannya yang belajar di kelas.

"Sedih sih, ya karena sedih aja, sekarang sepi," ucapnya, Senin.

Hal senada turut diutarakan oleh Kaira (12), seorang murid SDN Tangerang 12. Murid kelas 6C itu juga mengaku sedih saat mengikuti PTM 50 persen ini.

"Ya sama sedih juga, berkurang temannya. Lebih sepi," ujar Kaira, Senin

Jeni melanjutkan, saat ini hanya ada 19 murid yang ikut belajar di kelas.

Mulanya, ada 38 murid yang mengikuti PTM. Kata Jeni, kapasitas PTM di sekolahnya diturunkan karena kasus Covid-19 yang kini semakin meningkat di Kota Tangerang.

"Kata gurunya, katanya, kasusnya meningkat drastis Corona-nya, kasus Covid-19-nya," tutur siswa kelas 6C itu.

Jeni berharap bahwa virus Covid-19 dapat segera sirna agar dapat kembali mengikuti PTM 100 persen.

"Harapannya semoga Covid-nya ilang. Amin ya Allah. Biar bisa kumpul-kumpul sama temen lagi," ucap dia.

Wacana murid SD belajar virtual

Di hari yang sama dengan penyesuaian kapasitas PTM, Pemkot Tangerang mengutarakan rencana terkait penyesuaian pembelajaran siswa jenjang SD.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah merencanakan seluruh siswa SD kembali mengikuti pembelajaran secara daring dalam waktu dekat.

Menurut Arief, Pemkot Tangerang akan mendiskusikan opsi tersebut, pada Rabu (26/1/2022).

"Hari Rabu itu kita mau kaji lagi, mungkin mau kita kurangi lagi anak-anak ini, yang SD kelas 3-6 semua mau kita virtualin," ujar Arief, saat dihubungi, Senin.

Opsi tersebut tengah dipertimbangkan lantaran kasus Covid-19 kian meningkat.

Arief menuturkan, belum ada tanda-tanda penurunan kasus di Kota Tangerang hingga saat ini.

Dengan demikian, untuk mencegah penularan kasus Covid-19 di area sekolah, siswa kelas 3-6 akan diwajibkan mengikuti pembelajaran jarak jauh.

"Karena kita mengamati kasus hari ke hari, belum ada tanda-tanda penurunan, masih naik terus. Supaya lebih aman aja, kita lindungi anak-anak kita," papar Arief.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/25/08543441/pemkot-tangerang-terapkan-ptm-50-persen-dan-wacanakan-siswa-sd-belajar

Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke