JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengembalikan skema pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan maksimal kapasitas 50 persen.
Selain DKI Jakarta, P2G juga meminta kepala daerah kawasan aglomerasi Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi untuk menghentikan PTM 100 persen.
"Kami memohon agar Pak Anies mengembalikan kepada skema PTM Terbatas 50 persen," kata Satriwan dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (27/1/2022).
Satriwan menyarankan PTM dilakukan dengan kapasitas 50 persen serta menggunakan metode belajar Blended Learning yakni sebagian siswa belajar di rumah, dan sebagian lagi di sekolah.
Menurut dia, metode ini cukup efektif mencegah learning loss sekaligus life loss akibat penyebaran Covid-19.
"Lagi pula guru-guru dan siswa di DKI Jakarta sudah berpengalaman menggunakan skema PTM 50 persen," ujarnya
Satriwan menilai, guru dan siswa di DKI Jakarta sudah berpengalaman menggunakan skema PTM 50 persen dengan metode campuran tersebut.
Ia menambahkan, para guru dan siswa rata-rata sudah memiliki gawai pintar dan laptop atau komputer. Sinyal internet di Ibu Kota juga relatif bagus sehingga tak ada kendala dari aspek infrastruktur digital.
"Tentu dengan catatan, ada pendampingan orang tua dari rumah selama anak PJJ (pembelajaran jarak jauh)," ucap Satriwan.
Ssaat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menerapkan sistem PTM dengan kapasitas 100 persen.
Padahal, sudah ada temuan kasus Covid-19 di 90 sekolah yang menyebabkan penutupan sekolah-sekolah tersebut sementara waktu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/27/16504321/perhimpunan-guru-desak-gubernur-dki-kembalikan-ptm-terbatas-50-persen