Salin Artikel

Covid-19 di Jakarta Mengganas, Tak Bisa lagi Disepelekan dan Butuh Pengetatan Ekstra

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Jakarta kian mengganas. Pada Minggu (30/1/2022), temuan kasus baru Covid-19 di Jakarta mencapai 6.622 kasus baru dalam sehari.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, dari temuan kasus tersebut, 95,6 persen merupakan transmisi lokal.

"Kasus positif baru berdasarkan hasil tes PCR hari ini bertambah 6.622, yang mana 6.323 di antaranya juga merupakan transmisi lokal," ucap Dwi dalam keterangan tertulis, Minggu.

Tak terkendalinya kasus Covid-19 di Jakarta juga terlihat dari jumlah kasus aktif yang sudah melebihi angka 20.000. Dikutip dari situs corona.jakarta.go.id, berdasarkan pembaruan data terakhir pada 30 Januari, kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota mencapai 27.977.

Dari angka tersebut, sebanyak 6,348 orang menjalani perawatan di rumah sakit. Sisanya sebanyak 21.629 orang menjalani isolasi mandiri.

Selain itu, keganasan Covid-19 di Jakarta juga terlihat dari tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) perawatan pasien Covid-19 yang terus meningkat.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, BOR naik 2 persen dibandingkan data pada Jumat (28/1/2022).

"Jadi data yang kami terima BOR-nya 56 persen, hari sebelumnya masih 54 persen, sekarang meningkat lagi," kata Riza dalam rekaman suara, Minggu.

Riza menjelaskan, saat ini DKI Jakarta memiliki 4.361 tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 di 140 rumah sakit rujukan.

Dari jumlah yang disediakan, 2.426 tempat tidur telah terisi atau dalam persentase mencapai 56 persen. Dia juga menyebutkan, BOR intensive care unit (ICU) pasien Covid-19 ikut meningkat.

"ICU-nya sudah 19 persen, naik lagi," tutur Riza.

Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, saat ini tempat tidur ICU pasien Covid-19 di Jakarta berkapasitas 651 tempat tidur dan sudah terisi sebanyak 152 tempat tidur.

Riza pun meminta warga Jakarta tidak menganggap remeh penyebaran Covid-19, khususnya varian Omicron yang semakin meluas.

Dia mengatakan, sekalipun hasil riset menyebut Omicron tidak memiliki gejala fatal, nyatanya ada korban jiwa akibat varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan tersebut.

"Sekalipun Omicron tidak berbahaya seperti varian Delta, tapi jangan dianggap enteng karena ada kasus Omicron yang meninggal di Jakarta sekalipun memang ada komorbid," kata Riza

Riza mengatakan, kasus Covid-19 varian Omicron yang ditemukan di Jakarta 29 Januari 2022 sudah mencapai 2.525 kasus.

Dari jumlah kasus tersebut, angka kasus impor mencapai 1.373 atau 54,4 persen dari total kasus. Sedangkan transmisi lokal sudah mencapai 1.152 kasus atau 45,6 persen dari total kasus Omicron yang ditemukan.

Riza meyakini bahwa sebentar lagi kasus Covid-19 varian Omicron akan lebih banyak terjadi dari transmisi lokal ketimbang kasus impor seperti yang terjadi saat ini.

"Ini sebentar lagi terbalik. Sebelumnya kasus impornya yang besar, sekarang yang lokal," ucap dia.

Untuk mencegah kasus fatal terjadi, Riza meminta agar warga Jakarta yang sudah mendapat e-tiket vaksinasi booster bisa melakukan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, terutama untuk kalangan usia lanjut. 

"Kami minta kita yang memiliki orangtua, kakek, nenek segera kita bujuk kita ajak kita antar ke tempat-tempat penyelenggaraan vaksin untuk segera mendapatkan vaksin," ucap Riza.

Riza meminta warga Jakarta untuk waspada. Tempat terbaik saat ini untuk semua warga Jakarta, kata Riza, adalah rumah dan mengurangi mobilitas keluar rumah.

"Tempat terbaik di rumah bersama keluarga dan laksanakan protokol kesehatan," ucap dia.

Butuh pengetatan ekstra

Menyikapi kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta, epdimiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko pun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melakukan pengetatan dengan cara menaikkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"DKI itu mengkaji ulang PPKM di levelnya. Harusnya lebih dari PPKM level 2," ujar Miko

Miko menilai, seharusnya saat ini ada pembatasan-pembatasan sosial lebih ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jakarta.

Ia mengatakan, Jakarta bisa tetap menerapkan PPKM level 2 tetapi dengan pembatasan sosial yang lebih ketat.

"Beberapa pengetatan misalnya kembali berlakukan WFH (work from home), kemudian sekolah di rumah, diperluas ganjil genapnya," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/31/08484691/covid-19-di-jakarta-mengganas-tak-bisa-lagi-disepelekan-dan-butuh

Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke