Salin Artikel

Cepatnya Kenaikan BOR RS di Jakarta dan Bayang-bayang Kengerian Gelombang Ketiga...

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) di Jakarta meningkat drastis dalam dua pekan terakhir.

Pada 15 Januari tercatat BOR di RS rujukan Covid-19 di Jakarta masih berada di angka 12 persen. Kini jumlahnya naik lima kali lipat menjadi 60 persen.

Persentase ini berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang diterima Kompas.com, Rabu (2/2/2022). Sebelumnya, pada 31 Januari 2022, BOR pasien Covid-19 di Jakarta berada di angka 57 persen.

"Update BOR 57 persen ya, naik lagi, kemarin masih 54 (persen)," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/1/2022).

Kenaikan tersebut, kata Riza, beriringan dengan kenaikan drastis kasus Covid-19 akibat varian Omicron akibat transmisi lokal.

"Apa yang menjadi perhatian, sering saya sampaikan sekarang Omicron-nya itu dari transmisi lokal meningkat drastis," ucap Riza.

Adapun angka BOR yang telah mencapai 60 persen sudah mendekati batas atas yakni 80 persen. Jika BOR RS rujukan Covid-19 di Jakarta sudah mencapai 80 persen, saat itulah mulai terjadi krisis karena masyarakat akan sulit mendapat ruang rawat saat terinfeksi Covid-19.

BOR RS di atas 80 persen, bahkan mencapai 90 persen lebih, pernah terjadi pada saat Indonesia mengalami gelombang kedua Covid-19 pada Juni 2021.

Saat itu, RS dipenuhi pasien Covid-19 hingga di lorong dan lobi. Para pasien Covid-19 terpaksa dirawat di lorong dan lobi karena jumlah kamar reguler sudah tak lagi mencukupi.

RS bahkan sampai menyediakan tenda darurat di halaman parkir mereka agar dapat menampung lebih banyak pasien Covid-19.

Ada pula masyarakat yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala berat yang kehilangan nyawa selama isolasi mandiri di rumah karena tak mendapat tempat tidur di RS.

Tak luput pula, ada masyarakat yang harus kehilangan nyawa di jalan saat mencari ruang perawatan di RS kala terinfeksi Covid-19 dengan gejala berat. Ditambah pula saat itu tabung oksigen menjadi langka. 

Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan di Jakarta Utara pun menjadi saksi bisu akan ganasnya gelombang kedua Covid-19. Pada 7 Juli 2021, dalam sehari itu tercatat ada 200 jenazah Covid-19 yang dimakamkan di sana.

Tak boleh terulang

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, mengatakan, sejak jauh hari ia telah memprediksi lonjakan kasus Covd-19 seperti beberapa hari ini bakal terjadi. Sebabnya ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Tercatat penambahan kasus harian mencapai 16.021 pada Selasa (1/2/2022)

Pertama, varian omicron menjadi faktor penentu karena ia memiliki daya tular yang tinggi. Kedua, pelonggaran aktivitas di Indonesia memunculkan mobilitas masyarakat yang tinggi dan menjadi medium penularan.

Padahal, kata Dicky, varian omicron tak hanya berbahaya bagi lansia dengan penyakit komorbid, tetapi juga mengintai anak-anak. Karena itu ia sudah sejak lama mendesak agar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen dihentikan.

"Omicron rawan bukan hanya untuk lansia, tapi juga anak-anak, khususnya yang di bawah 5 tahun. Ini serius. Makanya saya selalu bicara untuk berhentikan PTM karena kita harus meminimalisir kasus," ujar Dicky kepada Kompas.com.

Ia pun memprediksi saat puncak kasus Omicron nanti, penambahan kasus harian bisa mencapai 100.000 per hari dengan kemampuan pengetesan saat ini, yakni sekitar 200.000 orang per hari.

"Dalam konteks Indonesia di masa puncak bisa ketemu 100.000 kasus baru per hari, melihat kapasitas kita. Walaupun kasusnya sebenarnya bisa 3-5 kali dari itu," tutur Dicky

Karena itu Dicky meminta pemerintah segera melakukan langkah taktis untuk mengurangi penambahan kasus yang nantinya akan berakibat pada tingginya BOR di RS.

Jika BOR tak terkendali, maka berpotensi akan menggoyahkan sistem kesehatan nasional sebagaimana terjadi pada pertengahan 2021 di saat Indonesia mengalami gelombang kedua Covid-19.

Saking tingginya BOR yang mencapai 90 persen lebih, pasien penyakit berat lainnya seperti jantung yang membutuhkan perawatan intensif pun kesulitan mendapat kamar sehingga harus kehilangan nyawa.

"Saya melihat mitigasi dari kita masih kurang. Padahal kita pernah punya pengalaman sebelumnya yang kalau tidak dimanfaatkan dengan tepat akhirnya sama saja, banyak korban berjatuhan," ujar Dicky.

"Jadi yang harus pemerintah lakukan saat ini adalah minimalisir kasus secepatnya bagaimanapun caranya, harus dilakukan," lanjut Dicky.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/02/13061761/cepatnya-kenaikan-bor-rs-di-jakarta-dan-bayang-bayang-kengerian-gelombang

Terkini Lainnya

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke