Salin Artikel

Berharganya Bintang dari Pelanggan bagi Pengemudi Ojek Online: Orderan Langsung Sepi Saat Dapat Nilai 2

Rating dianggap sebagai tolak ukur kepuasan pelanggan atas pelayanan pengemudi ojek daring dalam menggunakan layanan transportasi daring tersebut.

Satrio, pengemudi ojek daring yang berdomisili di Rawa Belong, Jakarta Barat, mengatakan bahwa sistem bintang atau rating sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan performa pada aplikasi ojek daring.

"Berpengaruh banget sama performa akun, apalagi kalau ada yang kasih bintang di bawah 3, pasti langsung anyep (sepi orderan)," kata Satrio saat dihubungi, Selasa (8/2/2022).

Tingkat perfoma pada aplikasi ojek daring tentu akan berpengaruh pada pendapatan harian pengemudi.

Karena itu, Satrio berharap pelanggan melihat pelayanan yang diberikan oleh pengemudi sebelum memberi penilaian.

"Mending sekalian kasih bintang 5 atau tidak sama sekali sekalian, soalnya walaupun itu dikasih bintang 4 tetap berpengaruh ke performa akun," ungkapnya.

Ketika seorang pengemudi mendapatkan rating yang rendah sampai mendapat bintang satu, maka kemitraan mereka dapat terancam.

Perusahaan ojek daring dapat menangguhkan akun bahkan memutus pengemudi ojek daring itu sebagai mitra.

Satrio mengatakan, ada beberapa mekanisme jika akun pengemudi ditangguhkan oleh perusahaan terkait.

"Awalnya biasanya ada peringatan, terus masih bisa narik, tapi kalau sampe kena suspend, satu-satunya cara itu banding ke pihak aplikator," ujarnya.

"Tapi kalau banding ditolak, ya sudah paling tunggu sampai suspend-nya kelar baru bisa narik lagi," sambung Satrio.

Zulfikar, pengemudi ojek daring di kawasan Puri Indah Mall, Kembangan, Jakarta Barat, mengaku pernah mendapatkan penilaian rendah dari pelanggannya.

"Dulu pernah saya dikasih bintang 2, akhirnya sempat sepi orderan saya di hari itu," ucap Zulfikar.

Zulfikar mengungkapkan bahwa dirinya tidak sepenuhnya melakukan kesalahan ketika memberikan pelayanan ojek daring.

"Pas saya lihat keluhannya ternyata karena bungkusan makanannya sudah penyok," kata Zulfikar.

"Seharusnya dia komplain ke pihak restoran, artinya itu kan ada kesalahan di pihak resto bungkusan makanannya tidak bagus," imbuhnya.

Zulfikar berharap ada pembenahan dalam sistem bintang atau rating dari perusahaan jasa ojek daring.

"Kalau bisa harus dicek lagi, betul enggak sepenuhnya salah ojek, harus benar-benar adil dalam penerapannya, jangan memberatkan salah satu pihak," ungkapnya.

Sementara itu, terkait DKI Jakarta yang berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3, Satrio mengatakan hal itu tidak begitu berpengaruh pada performa akunnya.

"Kalau saya cuma ambil orderan makanan, bukan penumpang. Alhamdulillah dari PPKM yang dulu tidak begitu terpengaruh, mungkin orang yang WFH (work from home) malah lebih sering pesan makanan lewat aplikasi," tutur Satrio.

Menurut Satrio, pada saat penerapan PPKM, penurunan pendapatan sangat begitu terasa oleh pengemudi ojek daring yang mengambil layanan pengantaran penumpang.

"Teman-teman yang lain khususnya yang narik penumpang mungkin berpengaruh, karena tidak ada anak sekolah dan karyawan yang kerja ya," jelas Satrio.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/09/07240341/berharganya-bintang-dari-pelanggan-bagi-pengemudi-ojek-online-orderan

Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke