Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pada Selasa (8/2/2022) ada penambahan kasus positif sebanyak 10.817.
Dengan demikian, akumulasi kasus Covid-19 di Ibu Kota kini mencapai 1.004.469 kasus, terhitung sejak Maret 2020.
"Kami turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia melalui keterangan tertulis, Selasa.
Adapun jumlah kasus aktif Covid-19 di Jakarta bertambah 5.627 kasus, sehingga jumlahnya kini 80.162 pasien.
Dari total kasus positif, 910.435 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 90,6 persen.
Sementara itu, 13.872 orang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 dengan tingkat kematian 1,4 persen.
Positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 23,1 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,4 persen.
Tingginya penularan di lingkungan rumah
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, penularan Covid-19 termasuk varian Omicron paling banyak terjadi di lingkungan perumahan.
"Ini masih di perumahan, rata-rata di lingkungan masing-masing," kata Riza di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.
Untuk itu, pihaknya akan mengoptimalkan peran Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 hingga ke level terendah, yakni tingkat Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW).
"Kami akan tingkatkan kembali satgas, kami optimalkan sampai ke tingkat RT/RW," ucapnya.
Riza mengatakan, dari total pasien di Jakarta yang terkonfirmasi terpapar Omicron, 52,6 persen di antaranya adalah kasus transmisi lokal, sedangkan 47,4 persen adalah kasus impor.
"Sekarang penyebaran lokal ini menjadi perhatian, jadi kami tidak bisa lagi menyalahkan datangnya orang asing ke Jakarta dan lainnya, justru sekarang yang meningkat internal kita," ungkapnya.
Kondisi BOR RS rujukan Covid-19
Meskipun kasus baru Covid-19 masih melonjak akibat tingginya penularan, Riza mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota menurun.
Menurut dia, hingga Senin (7/2/2022), BOR di RS rujukan Jakarta yakni 62 persen, turun dari 63 persen.
"Terkait rumah sakit ada penurunan jadi 62 persen, sebenarnya turun karena kemarin 63, sekarang dari 5.818 yang disiapkan terpakai 3.631," kata Riza, Senin.
Riza menegaskan, Pemprov DKI selalu mampu untuk menambah kapasitas rumah sakit dan tempat tidur ICU apabila nantinya diperlukan.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan tingkat keterisian rumah sakit di Jakarta.
"Jadi sekali lagi kami memastikan adanya peningkatan sarana prasarana, rumah sakit, puskesmas kecamatan, tenaga kesehatan, oksigen, masker, APD, semua kebutuhan terkait Covid-19 kami pastikan siap di DKI," ujarnya.
"Masyarakat tidak perlu khawatir. Jangan sampai terpapar hoaks dan lain-lain. Semuanya mendengarkan, menunggu, informasi dari Pemprov," ucap dia.
Kurangi mobilitas
Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat tidak keluar rumah kecuali jika ada keperluan mendesak atau hal mendasar.
"Bila tidak esensial, maka di rumah saja. Jika bisa dilakukan secara virtual, lakukan secara virtual, itu bentuk kewaspadaan," kata Anies, Senin.
Anies mengatakan, saat ini virus Corona memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat, terutama varian Omicron.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini meminta warga Jakarta tetap waspada tetapi tidak perlu panik.
Anies menuturkan, dari total pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, pasien yang bergejala sedang hingga berat hanya 12 persen.
"Artinya memang penularannya tinggi tapi tingkat keparahannya itu tidak tinggi," tutur Anies.
Untuk mencegah penyebaran Covid-19 terus meluas, Anies juga meminta warga yang terpapar Covid-19 segera melakukan isolasi mandiri di fasilitas isolasi terpusat.
"Jika tidak ada tempat (isolasi di rumah) maka hubungi gugus tugas di RW untuk dapat tempat isolasi terpadu," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/09/08175711/satu-juta-kasus-covid-19-di-jakarta-dan-tingginya-penularan-omicron-di