Sekretaris Jenderal Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia (Sekjen AMPTPI) Ambrosius Mulait mengatakan, ada 120 mahasiswa yang digiring ke Mapolda Metro Jaya.
Namun, polisi kemudian memulangkan 119 mahasiswa, sedangkan satu orang ditahan atas dugaan pemukulan terhadap Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat.
"Satu teman ditahan," ujar Ambrosius dalam keterangannya, Jumat (11/3/2022).
Ambrosius menjelaskan, mulanya sekitar pukul 11.00 WIB, massa aksi tiba di sekitar Istana Merdeka dan berjalan kaki ke arah Istana.
"Saat menuju ke Istana, diadang oleh aparat di depan kantor Mendagri dan bentrok dengan aparat," ungkapnya.
Akibat pengadangan tersebut, massa aksi berputar arah melewati Jalan Veteran menuju kawasan sekitar Istana Merdeka, tetapi kembali diadang oleh pihak kepolisian.
Kericuhan pun terjadi saat massa diadang di Jalan Veteran.
Ambrosius menyebutkan, ada seorang peserta aksi yang dipukul oleh aparat.
"Salah satu teman perempuan, Lince, diinjak dan sempat pingsan, teman-teman membantu dia menyadarkan," kata Ambrosius.
Sekitar pukul 13.30 WIB, massa aksi terus melakukan orasi politik menolak DOB di Papua.
Sebelumya diberitakan, Polda Metro Jaya membantah bahwa kepolisian melakukan tindak kekerasan saat mengamankan mahasiswa Papua yang terlibat aksi demonstrasi di dekat kantor Kementerian Dalam Negeri, Jumat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, tidak ada anggota yang memukul para pedemo.
"Polisi tidak ada melakukan pemukulan terhadap para pedemo," ungkap Zulpan.
Zulpan enggan berkomentar lebih lanjut mengenai pernyataan mahasiswa Papua yang menyebut ada aksi pemukulan oleh aparat.
Zulpan hanya menegaskan bahwa tidak ada pemukulan terhadap para pedemo.
"Tidak ada pemukulan terhadap para pedemo," jelas Zulpan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/11/21091511/mahasiswa-papua-yang-diamankan-saat-demo-sudah-dipulangkan-seorang