Aksi unjuk rasa itu berujung ricuh. Akibatnya, polisi terluka, sejumlah massa aksi juga disebut dipukul aparat.
Polisi terluka
Kericuhan yang terjadi dalam aksi unjuk rasa itu menimbulkan korban luka. Salah satu yang menjadi korban yakni polisi.
Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Farikson Tampubolon yang melakukan pengamanan demo, mengalami luka robek di bagian kepala setelah diduga diserang oleh mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardana membenarkan bahwa Farikson menjadi korban.
"Benar anggota kami terluka di bagian kepala. Dilakukan perawatan ke rumah sakit terdekat," kata Wisnu saat dihubungi, Jumat.
Kapolsek Sawah Besar Kompol Maulana Mukarom mengatakan, Farikson terluka karena diduga dipukul menggunakan benda tumpul dan tangan kosong oleh mahasiswa.
Maulana menyayangkan aksi yang hendak digelar itu justru berujung pada pemukulan anggota kepolisian.
"Padahal petugas melakukan pengamanan secara humanis, namun mereka sengaja melakukan tindakan anarkistis," kata Maulana.
Satu mahasiswa ditahan
Polisi menangkap sekitar 90 mahasiswa Papua yang terlibat dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh. Mereka dibawa ke Mapolda Metro Jaya, Jumat sore.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, penyidik memeriksa sejumlah mahasiswa terkait keterlibatan dalam kericuhan di tengah aksi unjuk rasa tersebut.
"Kami akan memilah di antara mereka, kami ambil keterangan termasuk apakah mereka dalam aksi ini mempersenjatai diri atau tidak," kata Zulpan.
Usai menjalani pemeriksaan, 89 mahasiswa Papua dipulangkan. Sementara itu, satu orang ditahan karena diduga memukul polisi.
"Yang 89 sudah dipulangkan. Satu belum dipulangkan karena terkait dengan pemukulan Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat," ujar Zulpan.
Penyidik masih terus mendalami kasus pemukulan terhadap petugas yang sedang mengamankan jalannya aksi demonstrasi tersebut.
"Kami akan melakukan penegakan hukum terhadap aksi-aksi kekerasan yang dilakukan terhadap petugas yang bertugas," ungkap Zulpan.
Mahasiswa dipukul dan luka
Sebelum dipulangkan, salah satu mahasiswa Papua yang saat itu diamankan menjelaskan peristiwa dan kondisi kericuhan terjadi saat demo.
Salah seorang pedemo bernama Nico mengaku bahwa dia dan sejumlah rekannya ditangkap di dekat Gedung Kementerian Dalam Negeri.
Saat penangkapan tersebut, kata Nico, beberapa peserta aksi dipukul di bagian wajah hingga terluka oleh petugas.
"Iya kami ditangkap di dekat Kemendagri. Ada kawan yang dipukuli di wajah sampai berdarah. Ada yang sampai merah (lebam), ada yang bajunya sampai robek," ujar Nico.
Sedikitnya ada lima peserta demo yang terluka akibat dugaan tindak kekerasan saat proses penangkapan oleh aparat kepolisian.
Padahal kegiatan yang digelar oleh para mahasiswa pada Jumat itu disebut merupakan aksi damai untuk menolak pemekaran Papua.
"Setidaknya lima orang terluka, ada juga cewek dipukul sampai pingsan sampai saat ini belum sadar," ungkap Nico.
"Aksi kami ini aksi damai, menolak pemekaran Papua yang dibahas di Kemendagri," sambungnya.
Saat dikonfirmasi, polisi membantah terkait adanya pemukulan terhadap mahasiwa hingga menyebabkan luka dan pingsan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/12/08165261/saat-demo-mahasiswa-papua-berujung-ricuh-hingga-sebabkan-korban-luka
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan