Salin Artikel

Kisah Herry "Kaki Knalpot", Dulu Berlayar Keliling Dunia, Kini Ngojol Keliling Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - “Allah SWT tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan seorang manusia. Selesai cobaan itu diberi, maka kita sudah naik tingkatan dalam hidup”.

Kata-kata tersebut keluar dari mulut Herry Gunawan (47), seorang pengemudi ojek daring asal Kota Depok.

Beda dari kebanyakan pengemudi ojol lainnya, Herry merupakan seorang disabilitas. Ia kehilangan satu kakinya saat bekerja di luar negeri.

Namun di tengah keterbatasannya, Herry masih memiliki semangat juang demi menghidupi keluarga tercinta. 

Manis, asin, hingga pahit kehidupan sudah dirasakan Herry. Awalnya, kehidupan pria kelahiran tahun 1975 ini berjalan mulus. Kendala yang kerap dialaminya saat itu hanya sebatas rindu dengan keluarga.

Maklum saja, sejak tahun 1996, Herry bekerja menjadi anak buah kapal (ABK) dan berkeliling ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang cukup lama.

“Alhamdulillah punya pengalaman keliling dunia, paling dekat itu saya ke Hawaii (negara bagian Amerika Serikat),” ungkap Herry di kediamannya kawasan Kalimulya, Cilodong, Kota Depok, Jumat (11/3/2022), dilansir dari Tribun Jakarta.

Kemampuan berlayar Herry memang tak diragukan. Ia seorang keturunan bugis yang dikenal dekat dengan laut serta telah lama melakukan tradisi berlayar secara turun-temurun.

Sejak awal bekerja, hangatnya pelukan istri dan anak-anak tercinta menjadi hal yang paling ia rindukan.

“Paling lama saya satu bulan ketika pulang ke Indonesia , sisanya berlayar keliling dunia. Anak-anak dari kecil memang sudah biasa jauh dari saya, sudah sangat mandiri,” katanya.

Namun semuanya berubah, ketika pada tahun 2004 ia mengalami kecelakaan kerja di atas kapal saat berlayar Spanyol.

Kala itu, kaki kanannya terluka parah akibat terlilit tali tambang yang biasa dipakai saat kapal tengah bersandar di pelabuhan.

Herry pun segera dilarikan ke rumah sakit di Las Palmas, sebuah provinsi di bagian Selatan negara Spanyol.

Di rumah sakit itu, dokter mengatakan, kaki kanan Herry tak dapat tertolong dan harus segera diamputasi.

Herry pun harus merelakan kehilangan kaki kanan, hingga akhirnya mundur dari pekerjaannya dan kembali pulang ke Indonesia.

“Kaki kanan terpaksa diamputasi,” bebernya.

Dunia Herry pun runtuh. Ia mengibaratkan dirinya adalah peribahasa ‘sudah jatuh masih tertimpa tangga’. Dirinya harus pulang ke pelukan keluarga dengan kondisi bagian tubuh yang tak utuh.

Awal pulang ke Indonesia, ia memiliki tabungan yang diperoleh dari asuransi saat bekerja.

Tabungan itu pun ia gunakan untuk membeli sebuah rumah dan membuka usaha restoran, agar dapurnya tetap ngebul meski dalam keterbatasan kondisi.

Namun setelah beberapa bulan berjalan, usaha restoran yang ia geluti tak berbuah manis. Untung tak didapat dan rugi tak bisa dihindari.

Akhirnya, ia pun menjual sejumlah asetnya, termasuk restoran yang menjadi sumber nafkah utama keluarganya.

“Semuanya dijual untuk menutupi kebutuhan hidup. Habis itu ngontrak pindah-pindah tapi masih di Kota Depok juga,” ujarnya.

Terseok-seok memenuhi kebutuhan rumah tangga, Herry kembali mendapat cobaan ketika anak keduanya, Revi Azriel Gunawan (21), didiagnosa mengidap penyakit kelenjar getah bening. Ia pun semakin kelimpungan, hingga tak jarang rasa putus asa hinggap di hatinya.

Ketika Revi menjalani pengobatan, anak bungsu Herry, Naura Rahmadhina (18), didiagnosa penyakit leukimia (kanker darah). Akibat penyakit yang dideritanya, Naura kerap lemas musabab kemampuan tubuhnya melawan virus terhambat.

“Jadi sekarang ibaratnya sudah tertimpa tangga tertimpa bangunan juga. Tapi saya menyikapinya Allah SWT masih kasih saya napas untuk bekerja dan dan mencari uang untuk biaya pengobatan anak saya, apa yang Allah SWT kasih semuanya saya syukuri,” tutur Herry.

Akhirnya, Herry pun mencoba membuat kaki palsu berbahan dari knalpot sepeda motor dan beberapa batang besi bekas dari sebuah toko rongsok. Bermodal kaki palsu hasil modifikasi, Herry memulai langkah hidupnya yang baru.

Ia melamar sejumlah pekerjaan hingga akhirnya diterima sebagai ojek daring sejak tahun 2017. Meskipun awalnya ia sempat diragukan karena keterbatasannya itu.

"Tadinya ditolak karena ngelihat saya disabilitas. Tapi saya berhasil yakinkan mereka dan bergabung jadi mitra ojek daring,” kata Herry.

Sebagai pemimpin rumah tangga, Herry pun kembali mencari nafkah dan mengitari Jabodetabek sebagai kurir ojek daring.

Namun demikian, penghasilan sebagai ojek daring ternyata belum bisa menutupi kebutuhan hidup dan biaya pengobatan kedua anaknya.

“Kurang ya, penghasilannya tidak menentu kan. Terakhir saya ngojek cuma dapat Rp 32 ribu itu sudah muter-muter Jabodetabek. Saya kan gak antar penumpang, cuma antar paket, jadi istri ikut dampingin saya,” bebernya.

Meski hidup dalam kondisi serba kekurangan, Herry selalu percaya apa yang ia kerjakan akan berbuah manis. Akhirnya beberapa bulan belakangan ini, kisah perjuangan Herry cukup menyedot perhatian publik dan khalayak luas.

Tak sedikit, para dermawan yang ingin membantu kehidupan Herry.

Perjuangan Herry bertahan hidup pun akhirnya sampai ke telinga Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini. Mantan Wali Kota Surabaya ini pun segera mengerahkan personelnya untuk mencari keberadaan Herry, dan menelisik kehidupannya lebih dalam.

Sejak itu kehidupan Herry berangsur menjadi lebih baik. Ia menerima bantuan protese kaki kanan yang tengah dalam tahap penyelesaian, dan tidak akan menggunakan kaki palsu hasil modifikasi sendiri.

Tak cuma itu, Kementerian Sosial juga juga memastikan agar kedua anak Herry mendapat bantuan pengobatan secara gratis, dan telah diusulkan untuk masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), serta diusulkan oleh Dinsos kota Depok untuk mendapatkan KIS (Kartu Indonesia Sehat).

Selanjutnya, Kementerian Sosial juga memberikan sebuah gerobak motor atau warung berjalan yang bisa dipakai Herry untuk berniaga hasil olahan kuliner istrinya.

Herry pun mendapat bantuan uang tunai sebesar Rp 51 juta dari para dermawan yang disalurkan oleh Kitabisa.com.

Ia nampak kehabisan kata-kata ketika seluruh bantuan itu datang padanya. Tak henti ia mengucapkan rasa syukur untuk para dermawan dan seluruh pihak yang sudah membantunya selama ini.

Terakhir, Herry memiliki pesan untuk para disabilitas dan pejuang nafkah agar tidak pernah putus asa dalam menjalani peliknya kehidupan.

“Pesan untuk teman-teman bukan hanya disabilitas saja, semangat. Allah SWT memberi cobaan untuk kita naik tingkat dalam kehidupan. Allah SWT ijabah segala doa saya saya hingga kini dipertemukan dengan banyak orang baik,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Kisah Herry, Ojol Disabilitas Depok: Dari Insiden Spanyol Hingga Langkah Kaki Modifikasi Knalpot"

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/12/10294631/kisah-herry-kaki-knalpot-dulu-berlayar-keliling-dunia-kini-ngojol

Terkini Lainnya

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke