JAKARTA, KOMPAS.com - Belum tertangkapnya tukang siomay berinisial K alias Tebet yang memperkosa anak perempuan, ZF (6) menjadi perhatian Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
Diketahui, aksi tersebut terjadi di rumah kontrakan korban di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Januari 2022.
Kasus itu pun telah dilaporkan oleh ayah korban berinsial MBR ke Polres Jakarta Selatan pada 24 Januari 2022.
Ketua LPAI, Seto Mulyadi menyayangkan pelaku yang saat ini masih berkeliaran setelah melakukan aksi pemerkosaan terhadap anak di bawah umur.
Pria yang akrab disapa Kak Seto itu mempertanyakan konsep atau tagline Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Ini kan artinya Presisi yang diandalkan bapak kapolri apalagi ini menyangkut soal perlindungan anak. Sangat sayang sekali," kata Kak Seto saat dihubungi, Selasa (15/3/2022).
Kak Seto mengungkapkan, selama ini LPAI telah bekerja sama dengan Mabes Polri, khususnya dalam penanganan kasus kekerasan anak.
Dengan demikian, belum ditangkapnya pelaku dikhawatirkan menimbulkan kembali penilaian negatif dari masyarat soal kinerja Polri.
"Pernah dulu juga ada (hashtag) percuma lapor polisi dan sebagainya. Jangan sampai itu (Presisi) dikotori dengan tidak kecermatan, kecepatan dari para petugas di bawah," kata Kak Seto.
Menurut Kak Seto, LPAI bakal menyambangi rumah ZF guna mengetahui perkembangan penanganan psikologi korban usai insiden pencabulan dan pemerkosaan itu.
"Saya akan ke (rumah) korban dulu, untuk memastikan seberapa jauh kondisinya sekarang," ujar Kak Seto.
Kak Seto mengatakan, penanganan korban harus diutamakan guna memulihkan psikologi atas perbuatan tak terpuji pelaku.
Namun Kak Seto belum dapat memastikan mengenai waktu kedatangannya nanti di rumah korban.
"Seperti kemarin saya lihat ada kasus di Jakarta Utara, Tangsel dan Tangerang itu kodisi sudah mulai gembira. Itu penanganan selain keluarga ada penanganan profesional," ucap Kak Seto.
Sebelumnya, ibu korban berinsial M mempertanyakan hasil penyelidikan polisi terhadap kasus pemerkosaan putrinya yang telah dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan.
"Ya Allah, pelaku belum ditangkap juga. Tidak tahu (sebenarnya) dicari atau tidak. Kami rakyat kecil yang tidak punya uang. Kayaknya keadilan di Indonesia hanya untuk yang punya uang," ujar M, Senin (14/3/2022).
Sejak kasus dugaan pemerkosaan itu dilaporkan, M mengaku telah dimintai keterangan oleh penyidik dari Unit Perlindungan Perempuan (PPA) Polres Jaksel.
Dia juga pernah mempertanyakan perkembangan kasus tersebut, tetapi jawaban yang didapat hanya sebatas polisi sedang mencari pelakunya.
M pun kesal karena terduga pelaku tak kunjung ditangkap.
"Saya sudah BAP (diperiksa) dua kali, sampai detik ini tidak ada kabar apa-apa, tapi kalau (kasusnya) viral kami dihubungin terus-terusan," kata M.
Kekerasan seksual yang dialami oleh ZF terkuak setelah dia melapor kepada ayahnya, MBR. Korban menghubungi MBR melalui telepon dan mengadukan perbuatan K.
"Via telepon (mengadunya) karena saya kan kerja. Itu Jumat pekan lalu. Awalnya cerita sama tetangga. Karena cerita sama saya takut, takutnya saya berantem sama si tersangka ini," ujar MBR, 29 Januari 2022.
MBR mengatakan, ZF bercerita bahwa dia telah dicabuli dan disetubuhi oleh K alias Tebet. Akibatnya, ZF mengeluh sakit pada bagian kemaluan saat buang air kecil.
"Saya pancing-pancing terus akhirnya dia cerita sampai terjadi persetubuhan. Kalau waktu kejadian persisnya kapan saya tidak tahu, cuma diceritakan kemarin," kata MBR.
Lantas, MBR membawa ZF ke rumah sakit untuk melakukan visum. Menurut keterangan dokter, terdapat lecet pada bagian kemaluan ZF.
"Kemarin pas divisum belum ada hasilnya si dokter tersebut bilang ada lecet," kata MBR.
Sementara itu, Kasat Reskirm Polres Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit mengatakan, penyidik tengah memburu pelaku.
Pelaku disebut kerap berpindah-pindah tempat setelah perbuatan yang dilakukan terhadap ZF terkuak.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/15/11361941/tukang-siomay-pemerkosa-anak-di-jaksel-belum-ditangkap-kak-seto-singgung