Salin Artikel

Tanah dari Kampung Akuarium, Harapan agar Pembangunan IKN Tak Memarginalkan Rakyat Kecil

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memilih sampel tanah dari Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara, untuk dibawa ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Hal itu menyimbolkan harapan bahwa pembangunan ibu kota baru tidak memarginalkan rakyat kecil.

"Tanah dari Kampung Akuarium menghadirkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini hendaknya tidak memarginalkan rakyat kecil dan justru nyata-nyata akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan," kata Anies, dikutip dari akun Instagram-nya, @aniesbaswedan, Minggu (13/3/2022).

Pengambilan tanah dari Kampung Akuarium terkait permintaan Presiden Joko Widodo agar seluruh gubernur membawa tanah dan air dari daerah masing-masing ke IKN.

Air dan tanah itu kemudian dimasukkan ke dalam kendi bernama Kendi Nusantara yang terbuat dari tembaga.

Harapan warga kampung akuarium

Harapan yang sama disampaikan Warga Kampung Akuarium. Mereka berharap tanah yang dibawa ke IKN menjadi pengingat bahwa pembangunan oleh pemerintah jangan sampai memarginalkan masyarakat.

"Semoga pembangunan di sana tidak memarginalkan warga dan tidak menggusur yang ada di sana," kata Topas, Selasa (15/3/2022).

"Semoga pembangunan di sana tidak meresahkan masyarakat di Kalimantan dan ibu kota baru," tutur dia.

Meski tak memahami makna pasti dari pengambilan tanah itu, tetapi menurut Topas, hal tersebut terkait penggusuran yang pernah dialami warga Kampung Akuarium.

Kampung Akuarium yang dibangun oleh Anies dahulu pernah digusur oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 11 April 2016.

Penggusuran dilakukan karena Ahok ingin membangun sheetpile di tempat berdirinya bangunan warga, di samping Museum Bahari dan Pasar Ikan. Pembangunan sheetpile bertujuan untuk mencegah banjir rob ke daratan.

Selain itu, Ahok berencana merestorasi benteng peninggalan zaman Belanda yang ditemukan tenggelam di dekat permukiman warga Kampung Akuarium. Benteng tersebut ditemukan dalam proses pengurukan seusai penertiban.

Warga Kampung Akuarium pun sempat meminta pembangunan kampung susun di daerah tersebut. Namun, menurut Ahok, lahan itu merupakan milik badan usaha DKI Jakarta, yaitu Perumda Pasar Jaya.

Setelah penggusuran, di lokasi tersebut juga dibangun kampung susun sebagai tempat tinggal warga. "Mungkin maknanya penting (pengambilan tanah dari Kampung Akuarium) yaitu dari tergusur dan dibangunkan kembali," kata Topas.

Telepon dari protokoler Gubernur

Topas mengaku terkejut ketika malam sebelum pengambilan tanah, dirinya ditelepon oleh petugas protokoler Gubernur.

"Sebelumnya kaget juga, malam ditelepon oleh protokol, katanya tanah untuk mewakili DKI Jakarta dari gubernur se-Indonesia, (DKI) mengambil tanahnya dari Kampung Akuarium," kata Topas.

Topas mengatakan, tanah yang dibawa ke IKN diambil dari satu titik. Tanah tersebut diambil oleh ibu-ibu warga Kampung Akuarium dan dimasukkan ke tempat yang dibawa petugas protokoler Gubernur.

"Jadi kemarin itu protokolernya membawa tempat, sekitar dua tempat dan diambil oleh ibu-ibu, tepatnya dicangkul untuk dibawa Pak Anies siangnya," ujar Topas.

Topas mengatakan, warga Kampung Akuarium sangat senang wilayahnya bisa menjadi perwakilan dari DKI Jakarta.

Dia berharap agar tanah Kampung Akuarium yang dibawa ke IKN menjadi pengingat agar pemerintah memperhatikan masyarakat dalam melakukan pembangunan proyek tersebut.

"Cukup senang, gembira banget. Setidaknya ada pesan moral yang disampaikan di IKN bagaimana agar pemerintah tidak semena-mena di sana untuk masyarakat kecil," kata dia.

Tak dikaitkan dengan penggusuran

Sementara, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta agar tanah dari Kampung Akuarium yang dibawa IKN tidak dipermasalahkan.

Menurut dia, tanah yang dibawa adalah tanah Jakarta dan tidak ada perbedaan antara tanah dari Kampung Akuarium dan tanah wilayah lain.

"Enggak apa-apa, semua sama tanah di Jakarta, mau dari Cengkareng, Priok," kata Riza saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (14/3/2022).

Riza meminta agar pemilihan tanah Kampung Akuarium tidak dikaitkan dengan masalah penggusuran atau pembangunan Kampung Akuarium.

Pemilihan tanah tersebut, kata Riza, hanya memberikan pesan agar warga di kampung tersebut bisa mendapat kesempatan hidup yang lebih baik.

"Enggak usah dihubung-hubungkan ya," ucap dia.

Riza juga meminta agar pengambilan tanah Kampung Akuarium tidak dikaitkan dengan Gubernur DKI sebelumnya, Ahok.

"Pak Anies baik, Pak Sandi baik, Pak Ahok, Pak Djarot (juga)," kata dia.

Riza menegaskan, semua pemimpin Jakarta memiliki tujuan yang sama yaitu membangun dan membawa kebaikan untuk Jakarta.

"Tugas kita jangan mempertentangkan apalagi menghadap-hadapkan para pemimpin, justru kita mempersatukan semua pemimpin yang ada," ucap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/16/12125091/tanah-dari-kampung-akuarium-harapan-agar-pembangunan-ikn-tak

Terkini Lainnya

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke