Salin Artikel

Kilas Balik 6 Tahun Lalu, Saat Ahok Gusur Kampung Akuarium

JAKARTA, KOMPAS.com - 11 April 2016, tepat enam tahun lalu, menjadi hari yang kelam bagi warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara.

Rumah-rumah warga yang sudah berdiri sejak lama digusur oleh gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Penggusuran dilakukan karena Ahok ingin membangun sheetpile di tempat berdirinya bangunan warga di samping Museum Bahari dan Pasar Ikan.

Tanggul juga harus dibangun untuk mencegah air laut masuk.

Selain itu, Ahok berencana merestorasi benteng peninggalan zaman Belanda yang ditemukan tenggelam di dekat permukiman warga Kampung Akuarium.

Benteng tersebut ditemukan dalam proses pengurukan seusai penertiban.

"Di sana tuh ada pos penjaga untuk berdiri prajurit, begitu. (Bentuk) yang asli kan masih ada, tetapi ada yang di bawah (tenggelam), termasuk pintu bulatnya. Nah, kita mau balikin," kata Ahok pada 12 Mei 2016.

Warga Kampung Akuarium pun sempat meminta pembangunan kampung susun di daerah tersebut.

Namun, menurut Ahok, lahan itu merupakan milik badan usaha DKI Jakarta, yaitu Perumda Pasar Jaya. Sebelum menjadi sebuah kampung, ada pasar yang berdiri di tanah itu.

Lahan itu kemudian diambil alih warga untuk membangun tempat tinggal. Selain itu, penemuan cagar budaya semakin tidak bisa memenuhi permintaan warga membuat kampung susun di Kampung Akuarium.

"Dilihat dong sejarahnya, kapan mereka menjarah. Itu tanah negara. Ketika kita buat pasar, dijarah juga, didudukin buat rumah," ujar Ahok.

Penemuan cagar budaya ternyata menghambat penataan kawasan tersebut. Padahal penataan kawasan itu awalnya disesuaikan dengan rencana induk penataan kawasan Kota Tua yang diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2014.

Kampung Akuarium rencananya akan terintegrasi dengan Museum Bahari dan Masjid Luar Batang.

Kampung yang sudah rata dengan tanah itu akhirnya dibiarkan begitu saja. Sejumlah warga pun memilih bertahan di atas puing-puing bangunan, lalu kembali membangun tenda-tenda di sana.

Pada era kepemimpinan Anies, Pemprov DKI dan warga Kampung Akuarium sepakat membangun selter di lahan bekas gusuran.

Selter merupakan tempat penampungan sementara yang dibuat untuk warga. Setelah membangun selter, Anies berjanji untuk segera membangun kembali permukiman warga.

Pembangunan tiga blok selter untuk warga Kampung Akuarium dilakukan pada Januari 2018. Pada April 2018, selter itu rampung dibangun.

Selter memiliki luas 3,5x 6,5 meter persegi dan dibangun berbahan dasar tripleks pada bagian dinding, sedangkan tiang dan atap rumah menggunakan baja ringan. Langit-langit rumah dilapisi dengan bahan penyerap panas.

Pemprov DKI juga membangun 16 toilet untuk satu blok, 8 toilet untuk laki-laki, dan 8 toilet untuk perempuan.

Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Anies juga mengembalikan status kependudukan warga Kampung Akuarium yang sebelumnya digusur.

Lalu pada April 2018, warga Kampung Akuarium menyerahkan maket dan konsep rumah baru kepada Anies. Anies pun menyambut positif rumah impian warga Kampung Akuarium itu.

Pemprov DKI akhirnya membangun kembali Kampung Akuarium, ditandai dengan peletakan batu pertama pada 17 Agustus 2020.

Hunian layak untuk warga Kampung Akuarium itu berkonsep kampung susun yang dibangun di atas lahan lebih kurang 10.300 meter. Ada 241 hunian yang terdiri dari 5 blok di kawasan tersebut.

Setahun berselang setelah peletakan batu pertama, Anies akhirnya meresmikan Kampung Susun Akuarium di bekas lokasi gusuran era kepemimpinan Ahok.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Sarjoko mengatakan, anggaran pembangunan kampung tersebut seluruhnya merupakan anggaran dari pengembang.

Sementara itu, terkait dengan cagar budaya, Sarjoko menyebut Pemprov DKI akan membuat galeri cagar budaya di Kampung Akuarium.

Pasalnya, terdapat beberapa bangunan cagar budaya, salah satunya yang beberapa waktu lalu ditemukan, yaitu Bangunan Laboratorium Kelautan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda.

Pemprov DKI Jakarta pun sempat melakukan proses ekskavasi atau penggalian benda purbakala ini.

Namun, setelah diteliti dan mendapat rekomendasi dari arkeolog Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, maka galian tersebut sudah ditutup kembali dan hasil dokumentasinya akan ditempatkan di galeri nantinya.

Memperingati 6 Tahun Penggusuran

Warga Kampung Akuarium pun memperingati enam tahun penggusuran kampung mereka pada Senin (11/4/2022) kemarin.

Peringatan enam tahun penggusuran dilakukan bersama 103 kepala keluarga (KK) dengan doa, buka puasa, hingga shalat tarawih bersama.

"Kegiatan ini lebih ke refleksi diri, lebih mengingat apa yang sudah kami lalui dan tidak boleh berpuas diri, karena ke depannya masih banyak tantangan yang harus dihadapi," kata Koordinator Wilayah dan Ketua Koperasi Akuarium Bangkit Mandiri Dharma Diani.

Menurut Diani, peringatan juga dilakukan sebagai rasa syukur bahwa melalui berbagai proses yang dijalani, warga Kampung Akuarium kini mendapatkan hunian yang layak di tempat dulu mereka digusur.

"Saat kami tinggal di lingkungan baru, dengan kebiasaan baru, aturan-aturan baru. Karena tinggal di rumah besar, kami harus menjaga apa yang sudah disepakati. Bagaimana gotong royongnya, menjaga kebersihannya, ada piketnya, ada rondanya, jadi hal itu juga yang mengubah kebiasaan kami," ujar Diani.

Dia pun berharap warga Kampung Akuarium semakin kompak, solid, dan guyub, dan terus berkarya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/12/17331711/kilas-balik-6-tahun-lalu-saat-ahok-gusur-kampung-akuarium

Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke