JAKARTA, KOMPAS.com - Tri Sugiarti (46), pendiri Bank Sampah Tri Alam Lestari menjadi sosok perempuan inspiratif karena kepeduliannya terhadap lingkungan.
Tri mendirikan Bank Sampah Tri Alam Lestari pada akhir 2013 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Tidak hanya bank sampah, Tri juga memiliki workshop daur ulang pengolahan sampah, dan taman bacaan untuk mengedukasi pengolahan sampah.
"Ternyata sampah itu punya nilai jual yang tinggi ketika kita mau mengolahnya, potensi (dari) sampahnya itu banyak banget," kata Tri, saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, Jumat (22/4/2022).
Tri mengatakan, semula dirinya hanya sendiri melakukan berbagai aktivitas tersebut. Namun, kini sudah banyak orang yang membantunya, termasuk para tetangganya.
Setidaknya, untuk membantu kegiatan di workshop pembuatan produk dari daur ulang, terdapat tujuh orang yang membantunya melakukan hal tersebut.
Sementara untuk mengelola bank sampah, terdapat empat orang yang membantunya. Sedangkan untuk taman bacaan, kata dia, banyak relawan yang sering membantunya.
Tri sengaja mendirikan bank sampah untuk warga agar bisa mengolah sampah dari rumah.
"Dan menabung sampahnya di bank sampah jadi sampah yang sudah terpilah tidak terbuang begitu saja, berakhir di tempat pembuangan akhir. Jadi bisa dikelola lagi, diolah lagi jadi produk-produk yang bagus, punya nilai jual tinggi," kata dia.
Dia mengatakan, setiap minggu dia melakukan penimbangan bagi warga yang membawa sampah yang sudah dipilah. Mereka kemudian menabung sampah-sampah tersebut di bank sampahnya dan dikonversikan dengan uang.
Tri mengatakan, ada berbagai macam jenis sampah anorganik yang diterimanya. Mulai dari kertas, plastik, logam, aki, hingga minyak jelantah yang masing-masing mempunyai harga sendiri.
Tidak ada alasan lain bagi Tri untuk melakukan kegiatan memanfaatkan sampah tersebut. Ia pun turut mendirikan workshop daur ulang sampah.
Menariknya, produk daur ulang yang dibuat Tri seluruhnya berasal dari kertas dan sudah terdaftar hingga diekspor ke luar negeri.
"Jadi beraneka ragam bentuk-bentuk peralatan rumah tangga seperti kotak tisu, nampan, piring, lampu, meja. Itu ada lebih dari 50 macam dan sudah banyak dipasarkan ke luar negeri," kata dia.
Produk-produk daur ulangnya itu, kata dia, sudah difasilitasi di berbagai pameran dalam negeri. Antara lain di Pekan Raya Jakarta (PRJ), trade expo, Inacraft, dan lainnya.
Kemudian untuk pameran di luar, kata dia, negara lainnya antara lain dibawa ke Jepang, Jerman, dan Inggris.
Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 500.000. Produk-produk seharga Rp 5.000 di antaranya tutup gelas, tatakan gelas, kemudian produk seperti lampu petromak dan lampu sudut Rp 150.000 serta meja kecil seharga Rp 500.000.
"Sampah ada di sekitar kita, mudah didapat dan menurut saya jadi peluang usaha karena banyak jumlahhya dan ada di sekitar kita. Ternyata ketika diolah nilainya bisa berkali-kali lipat," kata dia.
Tri pun bersyukur bahwa pada tahun 2018 dia mendapatkan penghargaan Kalpataru sebagai pembina lingkungan dari Gubernur DKI Jakarta.
Hal tersebut dikarenakan kegiatan yang dilakukannya. Mulai dari daur ulang hingga adanya sumbangsih terhadap lingkungan.
"Ke depan banyak mimpi, banyak cita-cita untuk bisa lebih banyak berkarya, menorehkan sesuatu untuk lingkungan sekitar terutama bangsa Indonesia," kata dia.
Pada peringatan Hari Kartini, dia pun berharap agar para perempuan bisa lebih jeli dan pandai mengambil kesempatan. Termasuk melihat kesempatan untuk mengembangkan diri supaya lebih maju lagi.
"Karena tidak ada batasan gender untuk maju," ucap dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/22/17272721/sosok-tri-sugiarti-pendiri-bank-sampah-dan-penghasil-produk-daur-ulang