Salin Artikel

Bus dari Sumatera Terlambat Tiba di Terminal Kampung Rambutan karena Tertahan di Pelabuhan Bakauheni

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus penumpang antar kota dan antat provinsi (AKAP) asal Sumatera belum banyak berdatangan ke Terminal Kampung Rambutan, sampai Sabtu (7/5/2022) siang ini. 

Padahal, puncak arus balik termasuk dari Sumatera diprediksi terjadi mulai hari ini. 

Kepala Terminal Kampung Rambutan Yulza Ramadhoni mengatakan, hingga Sabtu (7/5/2022) siang kedatangan pemudik masih didominasi asal Subang, Garut, Karawang, dan Bandung.

"Dari data yang kami himpun mayoritas tujuan jarak dekat. Untuk Sumatera kami perkiraan malam ini sampai dengan esok hari tiba," kata Yulza di Terminal Kampung Rambutan, Sabtu (7/5/2022), dilansir dari Tribun Jakarta. 

Berbeda dengan bus AKAP yang membawa penumpang asal Jawa, jarak tempuh dari Sumatera menuju Jakarta lebih lama karena harus dilalui melewati pelabuhan.

Pihak Terminal Kampung Rambutan pun mendapatkan info bahwa sejumlah bus mengalami keterlambatan karena membutuhkan waktu lama untuk mengantre masuk ke kapal di Pelabuhan Bakauheni.

"Untuk tujuan Sumatera kami perkirakan tiba malam ini sampai dengan esok hari karena memang informasinya ada sedikit kendala di pelabuhan yang mengakibatkan keterlambatan untuk tiba," ujar Yulza.

Hingga kini jumlah kedatangan pemudik di Terminal Kampung Rambutan setiap harinya terus melonjak, di mana pada Kamis (5/5/2022) tercatat sebanyak 5.272 penumpang bus AKAP tiba.

Kemudian pada Jumat (6/5/2022) tercatat sebanyak 7.619 penumpang bus AKAP.

Pantauan di Terminal Kampung Rambutan hingga siang ini puluhan personel gabungan dari TNI-Polri, Dinas Perhubungan DKI Jakarta masih berjaga mengamankan arus balik.

"Kami sudah melakukan persiapan, untuk posko kesehatan maupun ramp check itu disiagakan sampai dengan tanggal 10 Mei. Lanjut untuk posko pelayanan terpadu sampai dengan tanggal 8 Mei," tutur Yulza.

Sebelumnya diberitakan, memang sempat terjadi antrean kendaraan yang hendak menyebrang di pelabuhan Bakauheni. 

Pada Jumat kemarin, ratusan pemudik di Dermaga 3 Pelabuhan Bakauheni bahkan sampai protes lantaran tak juga diberangkatkan meski sudah mengantre selama enam jam. 

Lantaran terlalu lama menunggu, para pemudik turun dari kendaraan dan protes kepada sejumlah petugas di dermaga tersebut pada pukul 19.00 WIB.

Pemudik lainnya bahkan serempak membunyikan klakson sehingga suasana di dermaga itu riuh dan bising.

Dari keterangan petugas, diketahui kapal KMP Panorama Nusantara yang seharusnya mengangkut pemudik ini pada Jumat sore mengalami kerusakan.

Para pemudik yang protes ini bahkan sampai harus ditenangkan aparat kepolisian untuk mengantisipasi kericuhan.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Pemudik asal Sumatera Terlambat Tiba di Terminal Kampung Rambutan Gegara Mampet di Pelabuhan"

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/07/14562641/bus-dari-sumatera-terlambat-tiba-di-terminal-kampung-rambutan-karena

Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke