JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Provinsi DKI Jakarta Muhammad Sal menjelaskan soal sekelompok atlet sepatu roda yang melintasi Jalan Gatot Subroto.
Peristiwa itu terekam dalam sebuah video dan beredar di media sosial. Sal menuturkan, kegiatan tersebut dilakukan oleh atlet yang sedang latihan rutin.
Sal menjelaskan, atlet Sepatu Roda DKI Jakarta tengah berlatih dalam menghadapi kejuaran maraton sepatu roda dengan jarak 42 kilometer.
"Jadi anak-anak akan mengikuti kejuaraan Piala Ibu Negara, dan kejuaraan lainnya. Pertandingan yang diikuti itu salah satunya maraton," kata Sal, saat dihubungi, Senin (9/5/2022) malam.
"Peserta nanti akan bertanding menempuh jarak dengan berbagai kategori, ada yang 300 meter, ada yang sampai 42 kilometer untuk peserta pria di atas 16 tahun," tutur dia,
Sal menjelaskan, untuk maraton, pertandingan memang biasa dilakukan di tengah kota atau permukiman. Tidak hanya di Indonesia, tapi dalam tingkat internasional.
"Empat puluh dua kilometer itu tidak hanya berputar-putar di dalam stadion, tapi melintasi permukiman dengan kontur lintasan yang naik dan turun. Marathon ini memang melintasi jalan kota, di luar negeri juga begitu. Sehingga kami pun latihannya di dalam kota," jelas Sal.
Sal menyebutkan, latihan seperti ini tidak hanya dilakukan oleh atlet sepatu roda di DKI Jakarta. Ia mengatakan, atlet di daerah lain juga demikian.
"Hanya saja mereka punya banyak lahan untuk latihan. Sedangkan di Jakarta itu sulit," lanjut dia.
Para atletnya, lanjut Sal, dalam beberapa pekan sekali, turun ke jalan untuk melatih kemampuan road race. Rute latihan pun dipilih dengan melintasi jalur yang dianggap paling aman.
"Kami pun memilih rute yang menurut kami paling memungkinkan, jalan yang paling lebar dan aman seperti dari kawasan Sabang hingga ke Senayan. Kami memang biasa latihan seperti ini, dua minggu sekali," ungkap Sal.
Selain sesekali di jalan, atletnya lebih banyak latihan di dalam Jakarta International Roller Track Arena (JIRTA) Sunter yaitu arena sepatu roda berstandar internasional. Namun, menurutnya, stadion tersebut saat ini sedang ditutup karena sedang dibersihkan.
"Dan kebetulan GOR Jirta sedang dibersihkan, maka kami road race," pungkas Sal.
Terkait video viral yang terlihat seakan para atlet bersepatu roda dengan memakan badan jalan, Sal menuturkan, saat itu posisi atlet sedang berada di jalan yang menurun.
"Kalau turunan memang biasanya barisannya tidak satu baris, karena sepatu roda itu tidak ada rem, kalau tidak menyebar bisa bertabrakan," ucapnya.
Ia pun memastikan, proses latihan sudah dalam pengawasan sesuai standar pengamanan.
"Atlet-atlet kami dipastikan dalam pengawalan pelatih. Dan sudah sesuai prosedur. Bahkan ada orangtua yang ikut mengawal menggunakan sepatu roda, sepeda, hingga mobil," lanjutnya.
Lebih lanjut, Sal memohon maaf atas ketidaknyamanan masyarakat atas kejadian ini.
"Kami memohon maaf jika pengguna jalan dan masyarakat tidak berkenan kejadian ini. Selebihnya kami mohon pengertian," kata Sal.
"Kasihan anak-anak ini sangat berprestasi. Cabang olahraga sepatu roda merupakan penyumbang emas PON paling banyak untuk DKI Jakarta. Kesempatan mereka juga besar di kejuaraan-kejuaraan yang ada di depan mata nanti," tutur dia.
Sebelumnya, sekelompok atlet sepatu roda menjadi perbincangan warganet setelah video diunggah oleh akun Twitter @pativ7.
Dalam video tersebut terlihat sekelompok pesepatu roda yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak. Mereka mengenakan atribut lengkap, seperti helm serta pelindung lutut.
Beberapa pesepatu roda juga sempat sesekali menyalip kendaraan roda dua yang sedang melintas. Pengguna jalan yang berada di sekitar pesepatu roda itu membunyikan klakson.
"Jalanan jkt ini g cukup cm sepeda pleton, skating oleton juga ada. Skating, di jalan raya, rombongan, ngalangin orang, marah kalo diklaksonin, bawa anak2 pula!,” dikutip dari akun Twitter @pativ7.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/09/22593301/penjelasan-porserosi-dki-soal-atlet-sepatu-roda-latihan-di-jalan-gatot