Salin Artikel

39 Jam Kerusuhan Berdarah di Mako Brimob dan Rangkaian Aksi Teror yang Terjadi Setelahnya (2)

Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul "Saat Napi Teroris Menguasai Rutan Mako Brimob, Rebut Senjata dan Tewaskan 5 Polisi (1)." Silahkan baca berita pertama sebelum melanjutkan. 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerusuhan di Mako Brimob yang terjadi 8 Mei 2018 silam diyakini bukan sekedar dipicu emosi salah satu narapidana yang mengeluh soal kiriman makanan.

Lebih dari itu, polisi meyakini kericuhan selama 39 jam yang berujung pada tewasnya 5 anggota datasemen khsusu (Densus) 88 itu sudah direncanakan sebagai bagian dari aksi teror. 

Dalangnya adalah kelompok teroris, Jamaah Ansharut Daulah (JAD), salah satu organisasi penopang ISIS yang beraktivitas di Tanah Air.

Kelompok itu diduga sengaja membuat kerusuhan untuk memicu kelompok atau individu lainnya melakukan aksi teror serupa. 

Berikut tiga rangkaian aksi teror pasca kerusuhan Mako Brimob:

1. Penusukan Bripka Marhum

Penusukan terhadap anggota Intel Brimob Kelapa Dua, Bripka Marhum Frenje, terjadi hanya hitungan jam pasca polisi berhasil meredam kerusuhan di Mako Brimob. 

Polisi tercatat berhasil kembali menguasai Mako Brimob dan mengamankan para napi teroris pada Kamis, 10 Mei, pukul 07.35 WIB. 

Pada sore hari, 145 napi teroris sudah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan.

Sterilisasi jalan yang sebelumnya dilakukan di Jalan Akses UI, depan Mako Brimob juga dibuka kembali.

Namun, rupanya ancaman masih mengintai aparat kepolisian sehingga peristiwa penusukan terhadap Bripka Marhum Frenje terjadi di malam harinya.

Sekitar pukul 23.30 WIB, awalnya Bripka Marhum sedang melakukan pengamatan di sekitar Mako Brimob. Ia lalu melihat orang tak dikenal dengan gelagat yang mencurigakan.

Pada saat itu, Marhum pun meminta bantuan rekannya Briptu Rahmat Muin dan Briptu Gustri Uce untuk meminta keterangan terhadap orang tak dikenal tersebut.

Pria yang belakangan diketahui bernama Tendi Sumarno itu lalu dibawa ke salah satu ruangan kantor Korps Brimob Polri untuk dimintai keterangan.

Pada saat diamankan, sempat dilakukan penggeledahan terhadap Tendi di badan dan tas yang ia bawa. Namun, aparat tidak menemukan barang mencurigakan.

Namun setibanya di kantor, pada saat akan masuk ke suatu ruangan, Tendi secara mendadak mengeluarkan sebuah pisau yang disimpan di bawah alat kemaluannya untuk menikam Bripka Marhum pada bagian perut.

Setelah itu, Tendi berbalik mengejar Briptu Gustri dengan pisau. Namun, Briptu Gustri berhasil menghindar dan menembak Tendi hingga tewas.

Bripka Marhum sempat dibawa ke RS Bhayangkara Brimob. Akan tetapi, nyawanya tak bisa diselamatkan.

Sementara itu, Tendi kemudian diketahui adalah seorang mahasiswa. Ia melakukan aksi terornya seorang diri alias Lone Wolf.  

2. Bom Surabaya

 Berselang tiga hari pasca kerusuhan di Mako Brimob, tepatnya pada 13 Mei 2018, aksi teror kembali terjadi. Kali ini teror bom menyasar tiga gereja besar di Surabaya. 

Serangan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno.

Ledakan pertama terjadi di Gereja Maria Tak Tercela, dan dua ledakan lain berjeda masing-masing 5 menit setelah ledakan pertama.

Peristiwa ledakan bom bunuh diri tersebut mengakibatkan 14 orang tewas dan 43 lainnya mengalami luka-luka.

Belakangan diketahui pelaku bom bunuh diri ini berasal dari satu keluarga, terdiri atas enam orang, yaitu ayah, ibu, dan keempat anaknya yang masih di bawah umur. 

Dita Apriyanto (48), pelaku bom bunuh diri, menjadi pelaku tunggal dengan memakai mobil di GPPS.

Ia sebelumnya mengantar istrinya, Puji Kuswati (43) bersama dua putrinya, FS (12) dan PR (9), menjadi pelaku bom yang diikatkan pada pinggang di GKI.

Sementara dua pelaku bom Gereja Santa Maria Tak Bercela adalah YF (17) dan adiknya, FH (15), dengan memakai sepeda motor.

Peristiwa ini pun diyakini masih punya koneksi dengan kerusuhan di Mako Brimob yang didalangi JAD. Sebab, Dita adalah pemimpin kelompok JAD di Surabaya.

Sebagai Kepala Keluarga, Dita diyakini sebagai sosok yang mempengaruhi istri dan anak-anaknya yang masih belia untuk melakukan aksi bom bunuh diri. 

3. Penyerangan Mapolda Riau

Tiga hari berselang setelah teror bom 3 gereja di Surabaya, aksi teror kembali terjadi kali ini di Markas Polda Riau.

Penyerangan itu tepatnya terjadi pada 16 Mei 2018, pukul 09.05 WIB.

Saat itu suasana halaman Polda Riau sedang cukup ramai karena ada konferensi pers terkait pengungkapan kasus sabu. 

Tiba-tiba saja sebuah mobil Avanza dengan plat nomor BM 1192 SQ  mencoba menerobos ke Mapolda Riau.

Mobil itu sempat dihalangi oleh anggota Polda Riau. Lalu empat terduga teroris kemudian keluar dari mobil tersebut dan menyerang dengan senjata tajam berupa samurai, menyebabkan dua aparat terluka.

Personel Polda Riau menembak para penyerang itu hingga tewas.

Satu orang terduga teroris lainnya sempat melarikan diri menggunakan mobil dan kemudian menabrak anggota Polda Riau yang coba menghalangi, menyebabkan aparat tersebut tewas.

Mobil juga menabrak seorang wartawan TV sehingga menyebabkan luka-luka.

Terduga teroris itu meninggalkan mobil dan sempat masuk ke rumah dinas Wakapolda Riau. Kemudian dalam kondisi terdesak sempat lari ke balkon rumah warga.

Polisi pun akhirnya berhasil mengepung dan menangkap pelaku.

Saling Berkaitan

Kapolri saat itu, Jenderal Tito Karnavian meyakini kerusuhan di Mako Brimob, aksi bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, dan aksi penyerangan Mapolda Riau, memiliki keterkaitan.

Aksi itu tidak lepas dari peran organisasi JAD yang terkoneksi dengan kelompok ISIS.

"Dari hasil operasi kita, kita meyakini ada dugaan yang sangat kuat sekali aksi di Surabaya terkoneksi dengan penyerangan di Polda Riau juga insiden di Mako Brimob, dilakukan oleh JAD yang memiliki afiliasi ISIS di Suriah," kata Tito dalam jumpa pers di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, 22 Mei 2018. 

Setelah kejadian bom di Surabaya, kata Tito, Polri didukung TNI langsung melakukan penindakan.

Hasilnya, dalam waktu 8 hari yakni dari 13-21 Mei 2018, 74 orang ditangkap. Sebanyak 14 orang di antaranya meninggal dunia karena melawan saat ditangkap.

"Di Jatim 31 orang, Jabar 8 orang, Banten 16 orang, Sumatera bagian selatan 8 orang, Riau 9 orang, Sumut 6 orang," kata Tito.

Dalam operasi selama 8 hari itu juga, Polri mengamankan barang bukti baik berupa bom siap pakai maupun materi bahan peledak lainnya.

Salah satu tokoh JAD yang cukup berpengaruh dan berhasil ditangkap polisi adalah Abu Umar alias Syamsul Arifin (35).

Menurut Tito, ajaran Abu Umar cukup berpengaruh bagi sosok Dita Oepriyanto, pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya yang turut mengajak istri dan ketiga anaknya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/24/05420061/39-jam-kerusuhan-berdarah-di-mako-brimob-dan-rangkaian-aksi-teror-yang

Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke