Salin Artikel

Mengenang Budhi Kurniawan, Wartawan Pejuang Kemanusiaan

Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridhaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu di atas debu
Dan duka maha tuan tak bertahta.

Sajak ini sepertinya tepat untuk mengantarkan kepergian Budhi Kurniawan, jurnalis KompasTV yang baru saja berpulang.

Bukan cuma karena liriknya yang berbicara tentang kematian, namun sajak berjudul ‘Nisan’ karya Chairil Anwar ini adalah puisi kesukaan Budhi. Ia kerap membacakan puisi ini di depan banyak orang.

Budhi memang penyuka puisi. Salah seorang kakaknya pernah bercerita, saat ia ditahan terkait kasus Tanjung Priok, Budhi kerap ikut ibunya menjenguk ia di penjara setiap pekan.

Tiap kali datang Budhi selalu bilang, “Kakak, aku bawa puisi baru buat kakak. Puisi karyaku sendiri.”

Kemudian Budhi Kurniawan yang saat itu masih berusia lima tahunan akan membacakan puisinya di ruang tunggu tahanan.

Kegemarannya pada puisi itu berlanjut hingga ia dewasa dan menjadi wartawan. Maka tak heran, meski terbaring lemah di ranjang karena menjalani perawatan, ia masih suka menulis sajak dan membacakan puisi untuk orang-orang yang datang.

Puisi, fiksi dan Leo Kristi

Tak hanya puisi, Budhi juga menulis fiksi. Beberapa kali ia meminta saya untuk membaca dan mengomentari cerita pendek atau novel yang ditulisnya.

Di tengah kesibukannya sebagai wartawan dan aktivis kemanusiaan, ia berusaha untuk tetap menulis di berbagai kesempatan.

Usahanya tak sia-sia. Dia berhasil menyelesaikan sejumlah novel dan cerita pendek. Novel dan kumpulan cerpen hasil guratan tangannya sudah di meja salah satu penerbit ternama dan tengah menunggu giliran untuk diterbitkan.

Meski tak juara, ia juga sempat mengirim karya pada ajang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta.

Semua yang kenal Budhi Kurniawan juga pasti paham. Selain puisi dan fiksi, ia juga penggila Leo Kristi.

Budhi kerap menyanyikan lagu-lagu Leo Kristi, baik saat sedang bersama kawan atau sendirian.

Ia nyaris tak pernah absen menyambangi konser atau pagelaran musik yang digelar penyanyi balada ini.

Pejuang kemanusiaan

Budhi Kurniawan. Ia tak hanya seorang jurnalis, namun juga aktivis. Keberpihakannya pada kaum papa sudah terasah sejak masih duduk di bangku SMA.

Di usia yang masih terbilang belia, ia sudah bergabung dengan Pusat Informasi Jaringan Aksi untuk Reformasi (PIJAR), sebuah organisasi yang aktif mengkritik rezim Orde Baru dan menggalang kekuatan untuk melakukan perlawanan.

Perkenalannya dengan Sri Bintang Pamungkas membuat Budhi Kurniawan semakin matang dalam kerja-kerja perlawanan.

Tak hanya rajin diskusi, Budhi juga aktif terlibat aksi-aksi demonstrasi menentang dan melawan rezim tirani.

Budhi juga mengaku pernah bergabung dengan Pelajar Islam Indonesia atau PII. Sebuah organisasi para pelajar yang tak hanya bicara pendidikan, namun juga aktif dalam isu-isu kebangsaan.

Keberpihakannya pada kemanusiaan terus tumbuh hingga ia menjadi wartawan. Saat menjadi jurnalis di Kantor Berita Radio 68H [KBR68H], Budhi rajin menulis dan memberitakan berbagai ketidakadilan yang dialami kelompok minoritas dan mereka yang terpinggirkan.

Pada tahun 2012, Budhi pernah menginsiasi dan menjadi koordinator gerakan Aksi Pengumpulan 1000 Sandal.

Ini adalah bentuk sindiran dan kritik kepada Polri karena memproses seorang anak yang dituduh mencuri sandal milik anggota Brimob Polda Sulteng, Briptu Anwar Rusdi Harahap.

Sehingga anak berinisial AAL yang dituduh mencuri sandal polisi ini diancam hukuman maksimal lima tahun penjara jika terbukti.

Dia sempat mengambil jeda dari profesi pewarta dan memilih bergabung di sebuah organisasi nirlaba guna mendampingi anak-anak yang ‘kehilangan’ orangtua.

Namun, itu tak bertahan lama. Semangatnya sebagai ‘mesiah’ kembali membawanya ke dunia media massa. Dan ia memilih KompasTV sebagai pelabuhan terakhirnya, hingga akhir hayatnya.

Budhi Kurniawan juga dikenal sebagai tokoh dan pejuang keberagaman. Serikat Jurnalis untuk Keberagaman [Sejuk] adalah organisasi yang dia dirikan bersama sejumlah kawan.

Melalui organisasi ini, Budhi menebar semangat toleransi. Juga penghormatan atas keberagaman dan membela mereka yang dinista atas nama agama.

Semangatnya untuk terus belajar tak pernah pudar. Meski waktunya nyaris habis untuk mengurus pekerjaan dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia [IJTI] organisasi jurnalis yang baru ia geluti, Budhi memutuskan sekolah lagi.

Ia mengambil program pascasarjana di salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta. Karenanya, dia harus rela tak bisa liburan di akhir pekan.

Pulang

“Bung, aku enggak ikut nemenin show Semeja ya. Tenggorokanku sakit dan agak kurang enak badan.”

Kalimat itu disampaikan Budhi Kurniawan, Rabu, 6 April 2022 lalu. Siapa nyana, ternyata itu terakhir kalinya aku mendengar suaranya.

Senin siang [30/5/2022], Tuhan memanggilnya, memintanya pulang setelah hampir dua bulan mendapat perawatan.

Budi Kurniawan. Orang boleh lupa wajah dan namanya, tapi mereka pasti akan mengingat tawanya yang khas dan [sepertinya] hanya satu-satunya di dunia.

Tawa yang membuat orang lain di sekitarnya pasti ikut terbawa ceria dan gembira. Dan akan membuat orang sulit untuk melupakannya.

Budhi telah pergi, menyusul Chairil Anwar dan Leo Kristi, dua orang yang ia idolakan dan jadikan panutan. Selamat jalan kawan. Selamat mengarungi keabadian.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/31/16461381/mengenang-budhi-kurniawan-wartawan-pejuang-kemanusiaan

Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke