Salin Artikel

Ceritanya Pernah Viral dan Raih Penghargaan Adiwiyata 2014, Kini Kondisi SMAN 4 Tangsel Miris karena Banjir

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Tangerang Selatan menjadi topik perbincangan yang hangat belakangan ini.

Sekolah yang berdiri sejak 1994 itu ternyata pernah meraih Penghargaan Adiwiyata 2014 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain itu, cerita tentang SMAN 4 Tangsel juga pernah viral pada 2019 karena satpamnya merapikan motor yang ada di parkiran sekolah sesuai warna dan merek.

Akan tetapi, hingga Selasa (7/6/2022), sekolah tersebut masih saja tergenang banjir yang terjadi pada Kamis (2/6/2022).

Ketinggian air pada hari keenam mencapai 30 cm hingga pukul 17.00 WIB. Posisi air tertinggi tepatnya berada di depan Perpustakaan SMAN 4 Tangsel.

Raih Adiwiyata dan cerita viral karena satpamnya

Ternyata sekolah yang berada di Jalan WR Supratman, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Kota Tangsel, Banten, itu pernah meraih Penghargaan Adiwiyata 2014 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sebagai informasi, Penghargaan Adiwiyata adalah suatu penghargaan yang diberikan bagi sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah (PBLHS).

"(Tahun) 2014 itu kita aman dan nyaman. (Tahun) 2014 itu kami menerima piagam Adiwiyata. Artinya, kita enggak ada masalah kan," ujar Wakil Kepala Sekolah Ibni, Selasa.

Selain itu, SMAN 4 Tangsel juga pernah viral karena petugas keamanan atau satpamnya yang merapikan motor yang ada di parkiran sesuai dengan warna.

Dalam kesempatan yang sama, Kompas.com juga bertemu dengan Slamet Gunadi, satpam yang pernah viral tahun 2019.

Saat berbincang, Slamet mengaku sudah bekerja di SMAN 4 Tangsel sejak 2000.

"Ya, sekolah ini pernah viral karena parkirannya rapi. Saya merapikan motor yang ada di parkiran sesuai warna," kata Slamet.

Ia menuturkan, kebiasaan itu dilakukannya agar parkiran di sekolah tersebut menjadi lebih rapi.

Selain itu, juga dapat memudahkan pemilik kendaraan untuk mencari motornya.

Akan tetapi, prestasi tersebut seolah tenggelam oleh kondisi miris akibat banjir yang terus menggenangi area halaman sekolah.

Banjir hampir sepekan

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Tangerang Selatan masih terendam banjir pada Selasa (7/6/2022).

Selasa ini merupakan hari keenam banjir melanda sekolah tersebut.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 4 Tangerang Selatan Ibni Afan mengatakan, banjir terjadi sejak Kamis (2/7/2022) sore.

"Per hari ini ada segini (dua jengkal) yang terdalam ya. Sekarang sudah mulai surut, sudah surut sekitar 30-40 sentimeterlah," ujar Ibni di SMAN 4 Tangsel, Selasa.

Ia menuturkan, genangan air terdalam berada di depan perpustakaan. Genangan air awalnya hanya muncul di lapangan.

Ibni menjelaskan, banjir yang terjadi di SMAN 4 Tangsel diduga disebabkan air hujan.

"(Penyebab) air hujan sih. Jadi kami itu kan ada di tengah cekungan ya dan sumber air hujan kan dari atas. Itu kan posisi kami ada di bawah. Di bangunan-bangunan atas itu airnya kan masuk semua ke wilayah kami," ungkapnya.

Tepat di samping bangunan sekolah, ada Gedung Pusat Arsip Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kemudian, di sampingnya ada Danau Situ Rawa Badak.

Karena danau meluap, aliran air masuk ke dalam sekolah yang wilayahnya lebih rendah.

"Kebetulan posisi titik terendahnya di lapangan kami. Otomatis air kan nyari daerah yang rendah ya. Jadi air itu masuk ke (sekolah) kami dan ditambah tumpahan air hujan yang ada di wilayah kami, itu enggak bisa kebuang ke Rawa Badak," pungkasnya.

Pemkot Tangsel turun tangan atasi banjir

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) meninjau SMA Negeri 4 Tangsel yang masih terendam banjir hingga Selasa (7/6/2022).

Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangsel bersama pihak sekolah melakukan peninjauan sekitar pukul 16.00 WIB.

"(Peninjauan) dalam rangka mencari solusi masalah itu," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangsel, Robby Cahyadi, di lokasi, Selasa.

Menurut dia, pihak sekolah sudah menginformasikan mengenai masalah banjir kepada pemkot. Robby mengatakan, pihaknya juga sudah beberapa kali melakukan pengecekan ke lokasi.

"Terkait genangan di SMAN 4 dan sekitarnya ini memang secara alami titik terendahnya di situ," jelas Robby.

Ia menuturkan, banjir di SMAN 4 disebabkan karena saluran air yang tersumbat. Selama ini, kata dia, drainase pembuangan air menuju ke Danau Situ Rawa Badak.

"Kapasitas tandonnya kan tadinya besar, sekarang berkurang karena ada timbunan sampah plus alirannya tersumbat. Aliran tersumbat ini yang kita buka dulu," kata Robby.

Normalisasi saluran air

Robby Cahyadi mengatakan, untuk penanganan sementara, Pemkot akan menormalisasi aliran air ke Danau Situ Rawa Badak.

"Sementara itu, untuk penanganan supaya ini tidak tergenang di SMA-nya penanganan sementara yang kami lakukan akan menormalisasi aliran kalinya," ujar Robby di lokasi, Selasa.

Ia menuturkan, lahan pembuangan yang menjadi sumber tersumbatnya saluran air merupakan milik pihak swasta.

Saat ini, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak swasta tersebut untuk melakukan penanganan lanjut.

"Tanahnya ini punya swasta. Mereka sendiri pada saat ini untuk informasi awal mereka (akan) pagar supaya tidak ada lagi penimbunan liar oleh oknum-oknum tertentu," kata Robby.

Nantinya, setelah dibangun pagar di sekeliling area pembuangan, pihak swasta berencana akan melakukan pengerukan timbunan puing sampah.

Bersama pihak swasta, Pemkot berencana menurunkan alat berat untuk membuka kembali aliran air yang tersumbat karena tertimbun puing sampah.

"Mau kita buka lagi (aliran) sampai dengan keluar crossing (pelataran jalan) ke saluran yang di seberang jalan ini. Jadi penanganan sementaranya begitu," ungkap Robby.

Sedangkan untuk penanganan permanen, kata dia, akan dilakukan oleh pihak swasta selaku pemilik lahan.

Targetnya, realisasi pembukaan kembali saluran air yang tersumbat akan dilakukan selama sepekan ke depan.

Makin susah surut

Menurut Wakil Kepala Sekolah SMAN 4 Tangsel Ibni, sekolah yang berada di Jalan WR Supratman, Ciputat Timur, itu mulai sering dilanda banjir pada 2018.

"Sejak berdiri sampai dengan tahun 2014 itu kita aman dan nyaman," ujar Ibni saat ditemui di lokasi, Selasa.

Meski sering banjir ketika hujan, banjir tidak berlangsung lama dan air cepat surut. "Begitu tahun 2020 akhir, genangan air susah surutnya," kata Ibni.

Ibni menilai, genangan air menjadi susah surut karena sedimentasi atau pengendapan pada saluran pembuangan air. Sehingga, aliran air menuju Situ Rawa Badak terhambat.

"Semakin ke sini, 2022, semakin susah untuk surut ya karena tadi itu. Sedimentasi sudah mulai tidak bisa menyerap air, kemudian mungkin juga aliran sungai itu mulai ada hambatan, sehingga air-air itu tidak bisa berjalan," kata Ibni.

Ia mengatakan, jika banjir tidak segera ditangani, kemungkinan air tidak akan bisa surut dengan sendirinya.

"Ini kalau tidak ada upaya disedot bisa sampai 10 hari mungkin. Bisa jadi, kalau enggak ada upaya kita, kita sedot atau bagaimana, secara manual," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/08/08231281/ceritanya-pernah-viral-dan-raih-penghargaan-adiwiyata-2014-kini-kondisi

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke