Salin Artikel

M Taufik Nilai Deklarasi oleh FPI Reborn dan Massa Beratribut Mirip HTI untuk Jatuhkan Anies

Dua kelompok yang dimaksud yakni kelompok yang mengatasnamakan Front Persaudaraan Islam (FPI) Reborn dan kelompok yang memasang atribut mirip bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Saya kira ini cara menjatuhkan Pak Anies," ujar Taufik saat dihubungi melalui telepon, Kamis (9/6/2022).

Taufik mengatakan, deklarasi tersebut akan memberikan kesan bahwa Anies berasal dari kelompok-kelompok organisasi yang kini dilarang di Indonesia itu.

"Seolah-olah Pak Anies itu pendukungnya hanya itu," kata Taufik.

Mantan wakil ketua DPRD DKI Jakarta juga menilai, orang-orang yang datang dalam deklarasi belum tentu berasal dari organisasi terlarang yang sebenarnya.

Bisa jadi, Taufik menuturkan, orang-orang yang hadir adalah orang-orang yang dibayar.

Taufik pun menuding orang-orang dalam deklarasi oleh FPI Reborn di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, merupakan orang bayaran.

"Akhirnya terkuak sendiri, dibayar yang datang Rp 150.000, yang bersangkutan (yang mengaku FPI Reborn) menyampaikan permohonan maaf," tutur Taufik.

Untuk itu, Taufik, yang terang-terangan mendukung Anies maju pada Pilpres, meminta lawan politik Anies tidak menggunakan cara-cara kotor untuk menyerang.

Sebab, bentuk kampanye hitam tersebut, kata Taufik, bisa jadi merupakan tindak pemalsuan dan bisa memicu kemarahan sebagian kelompok.

"Kalau FPI asli marah gimana? Sebaiknya kalau mau bersaing ya menggunakan akal sehatlah," kata dia.

Sebagai informasi, pada Rabu (8/6/2022), sekelompok orang yang mengatasnamakan Majelis Sang Presiden Kami mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden 2024.

Sejumlah tokoh organisasi terlarang seperti mantan anggota FPI, HTI, dan mantan narapidana terorisme disebut hadir dalam deklarasi yang dilakukan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, itu.

Dalam deklarasi tersebut juga muncul atribut mirip bendera HTI. Polisi telah menyita bendera tersebut dan melakukan penyelidikan.

Aksi tersebut pun ramai diperbincangkan di media sosial. Sejumlah foto memperlihatkan sekelompok orang mengenakan baju serba putih dan membawa bendera putih besar dengan tulisan FPI berwarna hijau.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI membantah aksi yang mengatasnamakan FPI Reborn tersebut.

Ketua Umum DPP FPI Muhmmad Alattas menyebutkan, ada gerakan intelijen yang sangat berbahaya menggerakkan massa tidak dikenal dengan menggunakan nama FPI untuk mendeklarasikan Anies.

"Beberapa hari sebelumnya, mereka lewat medsos (media sosial) telah menyebarkan undangan aksi tersebut dengan kop surat FPI yang dipalsukan," ujar Alattas dikutip dari keterangan resmi, Senin.

Menurut Alattas, surat itu dipalsukan tanpa dibubuhkan tanda tangan maupun stempel dengan mengatasnamakan M Fahril sebagai koordinator aksi.

Menurut Alattas, sejak Front Persaudaraan Islam berdiri, kelompoknya tidak pernah terlibat dalam aksi dukung mendukung calon presiden 2024.

"Dan DPP FPI pun hingga saat ini belum menentukan sikap apa pun terkait capres 2024," tutur Alattas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/09/13413891/m-taufik-nilai-deklarasi-oleh-fpi-reborn-dan-massa-beratribut-mirip-hti

Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke