Salin Artikel

Kado HUT Ke-495 Jakarta, Kembalinya Kehidupan Sebelum Pandemi...

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pandemi Covid-19 di DKI Jakarta belakangan mulai berangsur-angsur membaik.

Membaiknya kondisi Jakarta setelah diserang pandemi membuat masyarakat kini bisa kembali hidup dengan normal.

Mulai dari bekerja, berbelanja di mal, nonton bioskop hingga menikmati beragam acara akbar salah satunya pagelaran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-495 DKI Jakarta yang diberi nama "Jakarta Hajatan".

Setelah dua tahun vakum tidak kembali menggelar peringataan ulang tahun, kini pagelaran tersebut kembali hadir dengan format baru dengan melibatkan masyarakat.

Selain diadakannya Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga berusaha melibatkan masyarakat dalam setiap rangkaian kegiatan HUT.

Seperti adanya pameran seni, diskon di pusat perbelanjaan hingga pagelaran konser. Hal ini bisa dibilang menjadi kado tersendiri untuk Ibu Kota di HUT yang ke-495.

Pelonggaran protokol kesehatan

Rangkaian HUT ke-495 ini juga dibarengi dengan adanya pelonggaran penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sekolah kini sudah kembali dibuka, pegawai sudah mulai bekerja di kantor dengan kapasitas 100 persen, pusat perbelanjaan dan transportasi umum juga sudah beroperasi 100 persen.

Bahkan, sekarang sudah tidak lagi diwajibkan menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Begitu pula dengan jaga jarak yang tidak diterapkan lagi.

Namun, ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta.

Jika dilihat dari data per Selasa (21/6/2022) tercatat ada penambahan kasus Covid-19 di Jakarta sebanyak 953 dalam kurun waktu 24 jam.

Dengan demikian, jumlah kasus Covid-19 di Ibu Kota hingga kini berjumlah 1.259.618 terhitung sejak Maret 2020.

Menurut dia, pelonggaran aturan terkait penerapan protokol kesehatan dan tingginya mobilitas turut menjadi penyebab kenaikan kasus.

"Karena ini ada interaksi antara pelonggaran yang dilakukan, ada aktivitas atau mobilitas yang tinggi, atau interaksi yang tinggi itu juga akan berdampak," kata Dicky, kepada Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Selain itu, Dicky menduga, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 juga menjadi penyebab. Namun, ia mengatakan, penyebaran kasus subvarian tersebut tidak akan parah dan membebani fasilitas kesehatan seperti dua tahun lalu.

"Tidak otomatis atau serta merta menyebabkan beban di fasilitas kesehatan karena yang terinfeksi umumnya sudah memilik proteksi atau imunitas, yang akhirnya membuat mereka tidak bergejala. Sedikit sekali yang bergejala," ujar dia.

Perketat lagi protokol kesehatan

Melihat kondisi tersebut, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengimbau masyarakat untuk kembali disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Sebab, kata dia, saat ini kasus pandemi Covid-19 di Indonesia terutama Jakarta tengah mengalami lonjakan yang cukup signifikan.

"Yang paling penting masyarakat sekarang kita hidup sudah seperti normal kembali, bekerja, belajar, dan lain-lain beraktivitas, kami minta tetap laksanakan protokol kesehatan," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (13/6/2022).

Riza mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker, membersihkan ventilasi udara serta menjaga kesehatan, dan kekebalan tubuh.

Serta diperlukan juga bantuan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster bagi masyarakat yang belum mendapatkannya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/22/07250091/kado-hut-ke-495-jakarta-kembalinya-kehidupan-sebelum-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke