Perputaran uang di Jakarta diperkirakan mencapai 70 persen dari total perputaran uang nasional dengan aktivitas bisnis yang semakin mengglobal. Jakarta terus berbenah dan bersolek dengan memperbanyak taman-taman kota dan jalur pedestrian yang nyaman. Jakarta terus melengkapi infrastrukturnya, khususnya infrastruktur transportasi.
Setelah MRT fase 1 yang sudah beroperasi dan Transjakarta yang semakin terintegrasi, kini LRT juga terus dibangun dan diintegrasikan. Penanganan banjir juga terus diupayakan dengan memadukan normalisasi dan naturalisasi, pembangunan infrastruktur banjir skala besar maupu pembuatan lubang-lubang biopori dan sumur resapan. Dampaknya, di beberapa tempat banjir yang diakibatkan hujan deras bisa lebih cepat surut.
Kota dan perlindungan perempuan, anak, dan keluarga
Salah satu persoalan kota besar seperti Jakarta adalah keamanan dan tingkat kriminalitas. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2020, lima propinsi dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Indonesia adalah Sumatera Utara (32.990 kasus), DKI Jakarta (26.585), Jawa Timur (17.642), Sulawesi Selatan (12.815), dan Sumatera Selatan (12.189).
Jakarta dengan ciri perkotaan dan wilayah yang tidak luas dibanding propinsi lain menunjukkan angka kriminalitas tertinggi kedua. Perempuan dan anak menjadi kelompok yang paling rentan terhadap tindak kriminalitas di perkotaan seperti Jakarta.
Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menunjukkan, dalam lima bulan pertama tahun 2022 sudah terjadi 622 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan 561 korban di antaranya adalah perempuan. Kebanyakan kasus terjadi di rumah tangga dan di fasilitas umum. Jumlah ini menjadi yang tertinggi keempat setelah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, persentasi kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jakarta paling tinggi dibanding ketiga propinsi tersebut.
Komnas Perempuan menyebutkan, pada 2020 terjadi 2.461 kekerasan terhadap perempuan di Jakarta dan menjadi yang tertinggi dibanding daerah lain.
Angka kekerasan terhadap anak juga menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu adanya peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menyebutkan, selama pandemi Covid-19 kekerasan terhadap anak meningkat 40 persen. LPAI selama tahun 2021 menerima 1.735 laporan permintaan perlindungan terhadap anak. Dari jumlah itu, sebanyak 557 di antaranya merupakan laporan terkait kekerasan seksual.
Komnas Perlindungan Anak mencatat Jakarta tahun 2021 menjadi kota paling banyak kasus kekerasan terhadap anak dengan 667 kasus dan 58 persen di antaranya merupakan kasus kekerasan seksual.
Padahal kota sebagai sebuah wilayah/kawasan tinggal hendaknya memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya, termasuk perempuan dan anak-anak.
Pengelola kota harus memberikan lingkungan yang kondusif untuk tumbuhnya anak-anak secara normal, sehat fisik maupun mental. Kriteria kota ramah perempuan bukan hanya akses di tempat umum yang bebas dari kejahatan tetapi juga bagaimana anak perempuan bisa mengekspresikan perasaannya dengan adanya taman kota untuk bermain. Demikian juga dengan akses transportasi untuk mencapai tempat kerja, pasar, pelayanan publik haruslah memberikan keamanan dan kenyamanan bagi perempuan.
Demikian juga dengan kota yang layak dan ramah anak. Penelitian mengenai Children's Perception of the Environment yang dilakukan di empat kota besar dunia menunjukkan bahwa lingkungan kota yang terbaik untuk anak adalah yang mempunyai komunitas yang kuat secara fisik dan sosial, dengan aturan yang jelas dan tegas, kesempatan pada anak yang didukung dengan fasilitas pendidikan untuk mereka belajar tentang lingkungannya.
UNICEF Innocenti Research Center juga telah menetapkan setidaknya 12 kriteria kota ramah anak dari berbagai dimensi, mulai dari kebebasan berekspresi, akses pelayanan dasar, dan lingkungan yang sehat sampai dengan keamanan dan kesempatan berpartisipasi pada lingkungan.
Sebuah kota tentunya juga harus menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal bagi keluarga. Tempat di mana keluarga bisa merasakan keamanan, anak-anak bertumbuh dengan sehat dan mendapat pendidikan yang baik, akses kesehatan yang mudah dan terjangkau dan kepala keluarga yang bisa bekerja/berusaha dengan baik.
Pelayanan publik untuk setiap anggota keluarga juga memiliki kualitas yang baik dan mudah dijangkau serta hak-hak penduduk termasuk dalam hal administrasi kependudukan bisa terjamin. Kebijakan dari sisi pemerintah ini juga diikuti dengan pembangunan ketahanan keluarga oleh masyarakat, termasuk melalui lembaga non-formal di masyarakat.
Dengan demikian, pemerintah daerah perlu mendorong tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga tersebut yang berperan dalam membangun ketahanan keluarga.
Terus berharap Jakarta jadi kota yang nyaman dan aman
Dalam visi dan misi Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022, pada misi pertama disebutkan: menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan.
Selanjutnya, dalam janji kerja disebutkan: (1) memuliakan perempuan Jakarta dengan mendukung inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif, melakukan pendataan dan pemantauan dini terhadap ibu-ibu hamil dan balita yang memerlukan bantuan khusus; (2) memberdayakan perempuan Jakarta dengan mendukung sepenuhnya partisipasi perempuan dalam perekonomian dan; (3) melindungi perempuan dan anak-anak Jakarta dari praktik pelecehan, kekerasan dan diskriminasi serta praktik perdagangan manusia.
Sebagai seorang perempuan, ibu dari empat anak yang tinggal di Jakarta, pendidik, dan banyak berinteraksi dengan ibu-ibu lainnya, saya tentu sangat berharap Jakarta tidak hanya maju dan semakin modern. Saya berharap Jakarta menjadi kota yang tidak hanya aman dan nyaman bagi perempuan, anak, dan keluarga tetapi juga memuliakan mereka dan memenuhi hak-hak mereka.
Mewujudkan janji kerja untuk perempuan, anak, dan keluarga di Jakarta tentu menjadi harapan besar bagi para ibu-ibu dan perempuan. Masih tingginya angka kriminilitas yang dialami perempuan dan kekerasan keluarga di Jakarta menunjukkan masih perlu kerja keras untuk mewujudkan perlindungan bagi perempuan dan anak serta ketahanan keluarga di kota ini.
Jakarta memang sudah dapat menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang baik bagi perempuan dan anak. Indeks pembangunan manusia Jakarta menjadi yang tertinggi di Indonesia dan prevelensi stunting paling rendah. Indeks kesehatan masyarakat juga semakin baik dengan dukungan 4.469 posyandu, 332 puskesmas yang sebagiannya sudah berstatus RSUD dan puluhan rumah sakit.
Dukungan anggaran daerah untuk kesehatan ibu dan anak di Jakarta sudah sangat baik, termasuk untuk mendukung kegiatan posyandu, posbindu, dan lainnya. Namun kota sekelas Jakarta sudah harus melangkah lebih maju dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi ibu, anak, dan keluarga. Keamanan dan perlindungan terhadap perempuan, anak, dan keluarga harus menjadi prioritas, termasuk di dalam rumah tangga.
Karena itu pendidikan ketahanan keluarga harus menjadi bagian penting dalam program terhadap perempuan dan anak. Bahkan ketahanan keluarga harus menjadi bagian dari upaya mewujudkan janji kerja untuk melindungi perempuan dan anak-anak dari praktik pelecehan, kekerasan, dan diskriminasi serta praktik perdagangan manusia.
Pemprov DKI Jakarta perlu terbuka untuk membangun kerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat dalam penguatan keluarga demi mendukung pemuliaan perempuan dan anak. Kolaborasi bisa dilakukan untuk merealisasikan rumah aman anak dan perempuan, sehingga perlindungan perempuan dan anak tidak hanya mengandalkan infrastruktur keamanan saja tetapi juga melalui kebersamaan dan saling melindungi di antara masyarakat,
Tahapan berikutnya adalah memenuhi hak-hak perempuan dan anak untuk mewujudkan kota yang ramah perempuan dan anak, termasuk edukasi bagi perempuan dan anak dalam perlindungan diri mereka. Menyediakan ruang-ruang ekspresi yang positif bagi perempuan, anak, dan keluarga untuk berkarya dan berkontrubsi bagi masyarakat, ruang interaksi yang nyaman untuk menghasilkan berbagai kreativitas, mendorong terbangunnya komunitas dan pelayanan publik yang ramah bagi perempuan, termasuk lansia.
Menjelang usia setengah abad, Jakarta perlu melangkah ke arah yang lebih baik dalam dalam memberikan perlindungan, kenyamanan, dan kebahagiaan perempuan, anak, dan keluarga di tengah kemajuan pembangunan yang semakin pesat.
Selamat Ulang Tahun ke 495 Jakarta!
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/22/13352601/mewujudkan-jakarta-ramah-perempuan-anak-dan-keluarga
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.