"Tingkat kemiskinan masih sangat tinggi, mestinya kan Jakarta dengan kemampuan itu harusnya di bawah 3 persen tingkat kemiskinannya," kata Djarot kepada Kompas.com, Rabu (22/6/2022).
Selain itu, lanjut dia, tingkat ketimpangan di Jakarta juga masih harus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Pasalnya, sampai saat ini masih banyak warga Jakarta yang tinggal di bantaran sungai.
"Itu kan harus dibangun, dipindahkan ke rumah yang lebih sehat. Rumah susun bagaimana kita bisa mengurangi pengeluaran warga masyarakat miskin," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan, naiknya angka kemiskinan di DKI Jakarta tidak disebabkan kesalahan pemerintah daerah (pemda) setempat dalam mengambil kebijakan.
Menurut Risma, ada kondisi global, yakni dampak pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina, yang mempengaruhi kondisi Jakarta.
"Saya katakan tidak (tidak ada kebijakan pemda yang salah). Karena memang kemarin dampak Covid-19 itu semuanya. Bukan hanya di Indonesia, di seluruh dunia itu terjadi. Jadi dampak Covid-19 itu. Kemudian sekarang ini kena perang," ujar Risma di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022).
"Seperti kita tahu bahwa kita juga konsumsi terigu kita besar. Nah sumbernya terigu dari mana, itu dari Ukraina, kemudian dari India. Yang sekarang mereka tidak mau mengekspor gandumnya atau terigunya. Jadi memang ini menjadi masalah menurut saya seluruh dunia," kata Risma.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/22/17202101/hut-ke-495-jakarta-djarot-sebut-tingkat-kemiskinan-di-ibu-kota-masih