JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak melontarkan kritik pedas kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengundang tukang bakso saat menggelar kegiatan "Malam Ramah Tamah Jakarta E-Prix 2022" di Balai Kota pada Jumat (24/6/2022) pekan lalu.
Menurut dia, Sikap Anies itu justru bertolak belakang dengan kebijakannya soal penyelenggaraan balap mobil bertenaga listrik yang menggelontorkan dana besar.
"Saat Anies mempertunjukkan tukang bakso, ini menjadi sesuatu paradoks saat mempertontonkan tukang bakso di Formula E, tetapi uang APBD dihambur-hamburkan Rp 840,7 miliar untuk orang asing," ucapnya dilansir dari Tribun Jakarta, Senin (27/6/2022).
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini pun menilai Anies menunjukan seakan peduli dengan rakyat, namun di sisi lain orang nomor satu di ibu kota tak pernah memberikan solusi dalam mengentaskan kemiskinan.
Ia menyinggung soal program permodalan bagi UMKM pun dinilai sangat minim di era Anies.
Padahal saat kampanye lalu, Anies Baswedan sudah gembar-gembor dengan program OK OCE atau yang kini berganti nama jadi JakPreneur.
"Warga Jakarta di kalangan bawah terpuruk dan tidak mendapat dana UMKM dari APBD DKI," kata dia.
"Anies seakan pro penderitaan rakyat, tetapi tidak memberikan penyelesaian yang membumi soal penderitaan rakyat," tambahnya.
Bahkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya peningkatan angka kemiskinan di era Gubernur Anies Baswedan.
Pada September 2017 lalu, angka kemiskinan di DKI berada di kisaran 3,78 persen atau 393.130 jiwa.
Angka ini kemudian meningkat 0,89 persen pada periode September 2021 menjadi 4,67 persen atau 498.290 jiwa.
Artinya, jumlah orang miskin di ibu kota bertambah 105.160 orang sejak Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Dengan uang APBD Rp 400 triliun selama menjabat, rakyat makin sengsara, dengan angka koefisien gini yang memburuk," ujar Gilbert.
"Angka kemiskinan juga meningkat, kemacetan dimana-mana, dan polusi terburuk di dunia," sambungnya.
Dibandingkan membawa tukang bakso dalam konferensi pers Formula E, Gilbert menyebut, Anies seharusnya membawa serta masyarakat yang menjadi korban banjir atau yang belum memiliki hunian layak.
"Mereka yang lebih pantas menjadi warisan (legacy) dari Anies Baswedan," tuturnya.
Langkah Anies mengundang pedagang Bakso memang mendapat reaksi keras dari elite PDI-P.
Sebab, langkah itu dianggap menyindir Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang sebelumnya melontarkan candaan dengan meminta anaknya Puan Maharani tak menikah dengan orang yang seperti tukang bakso.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya turut mempertanyakan mengapa Anies baru sekarang mengundang tukang bakso ke Balai Kota DKI Jakarta.
"Ya seinget saya Pak Anies itu jadi Gubernur sudah sejak tahun 2017. Jadi kenapa baru sekarang bertemu dengan para tukang bakso?," tanya Hasto saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Adapun Anies sebelumnya mengaku mengundang pedagang bakso bernama Ruli Renaldi itu karena ia dianggap ikut ambil bagian untuk menyukseskan ajang balap Formula E.
Ruli menjadi satu diantara UMKM pada penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Formula E, 4 Juni 2022 lalu.
"Nah kita kegiatan Formula E bukan saja dinikmati penonton dari jauh, penonton tengah dan besar, tapi juga pelaku ekonomi kecil mikro bahkan ultra mikro. Kemarin datang dari jakarta, ada 12 provinsi di seluruh Indonesia," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Anies Undang Tukang Bakso ke Balai Kota, PDIP Kebakaran Jenggot Lalu Singgung Formula E & Kemiskinan"
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/27/13241941/kritik-pedas-politikus-pdi-p-usai-anies-undang-pedagang-bakso-ke-balai