Salin Artikel

Bukan Tokoh Betawi, Ini Sosok Tino Sidin yang Jadi Nama Jalan di Cikini

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga Tino Sidin kaget diundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara penyerahan 22 nama jalan di kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (20/6/2022) lalu.

Rasa kaget itu dikarenakan nama Tino Sidin dipilih Anies Baswedan jadi satu nama tokoh Betawi yang digunakan sebagai pengganti 22 nama jalan di Jakarta.

Padahal, Tino Sidin bukan tokoh Betawi.

Nama Tino Sidin dijadikan nama pengganti Jalan Cikini VII, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

"Kakak saya yang mewakili keluarga. Waktu itu keluarga kaget kan karena satu-satunya nama yang mungkin tidak asli dari tokoh Betawi ya. Tapi ya diapresiasi," kata anak bungsu Tino Sidin, Panca Takariyati Sidin (56) dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (28/6/2022).

Lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Barat, lalu besar di Yogyakarta, sudah jelas Tino Sidin bukan tokoh Betawi. 

Namun semasa hidupnya, Tino Sidin memiliki kedekatan dengan kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

Tino Sidin dan Taman Ismail Marzuki

Pelukis dan guru gambar tersebut kerap mampir ke Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jalan Cikini Raya, yang dikenal sebagai markas para seniman.

Ia pun banyak memiliki teman dekat di sana.

"Di TIM itu temannya Pak Tino banyak. Salah satunya pelukis Rusli. Dia sahabat pak Tino," kata Panca. 

Selain Rusli, Tino Sidin juga dekat dengan pelukis Zaini dan aktor Pong Harjatmo.

Kedekatan itu terjalin lantaran Tino kerap berkunjung ke TIM.

"Iya kan itu markas seniman ya. Dan beberapa sahabat Pak Tino banyak yang tinggal di situ," ujarnya.

Belakangan, Tino Sidin pernah memiliki sanggar-sanggar gambar di seantero Jakarta dan nama sanggar itu dinamai Taman Tino Sidin.

Takariyati pernah menanyakan alasan penamaan sanggar kepada Tino Sidin.

"Waktu saya tanya, 'kenapa namanya itu tho, pak?' Kata bapak, 'lah saya terinspirasi Taman Ismail Marzuki kenapa enggak Taman Tino Sidin, jadi orang gampang mengenal saya'," ceritanya.

Takariyati dan keluarga tak menyangka nama ayahnya kini dijadikan nama jalan di sekitar Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini.

Pihak keluarga mengapresiasi atas pemberian nama jalan yang diberikan Gubernur Anies Baswedan.

"Sekarang dipilih menjadi nama jalan di dekat Taman Ismail Marzuki (TIM) walaupun hanya di dekat situ. Impian Pak Tino dikenal dan sebagainya setidaknya tersampaikan walaupun deket-deket TIM," ujarnya.

Pelukis dan Guru Gambar

Tino Sidin atau yang lebih akrab dikenal dengan panggilan Pak Tino lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, pada 25 November 1925.

Tino Sidin merupakan seorang pelukis. Namun, ia lebih banyak dikenal sebagai guru gambar.

Pada usia 20 tahun, ia memulai kariernya di dunia seni dengan mengajar sebagai guru gambar di kampung halamannya yang berlokasi di Yogyakarta.

Pada 1969, Tino Sidin mulai tampil di stasiun televisi dengan mengisi acara "Gemar Menggambar" yang tayang di TVRI lokal Yogyakarta.

Pada 1978 hingga 1989, acara "Gemar Menggambar" ditayangkan secara nasional yang kemudian menjadi tontonan wajib anak usia sekolah dasar (SD). 

Melalui acara yang ditayangkan setiap Minggu sore, Tino mengajarkan trik-trik menggambar yang mudah kepada anak-anak.

Adapun gambar yang dibuat oleh Tino selalu dimulai dari perpaduan garis-garis lurus dan garis-garis melengkung.

Seperti layaknya seorang guru, Tino mendorong anak-anak didiknya agar tidak takut untuk membuat kesalahan ketika sedang belajar menggambar.

Tak jarang, Tino akan mengucapkan kalimat khasnya, yakni "Ya, bagus", untuk memuji dan mengomentari gambar buatan anak-anak.

Dedikasi Tino mengajari anak-anak melukis itu pun menarik perhatian mesin pencarian Google. 

Pada 25 November 2020 lalu, sosok Tino Sidin pernah dijadikan sebagai google doodle tepat di hari ulang tahun Tino yang ke-95.

Sosok Tino di laman google.co.id saat itu digambarkan berkacamata dan menggunakan topi khas pelukis di kepalanya.

Pak Tino tampak memegang alat lukis seraya mengatakan, "Bagus".

Di sampingnya, terlihat ilustrasi anak-anak yang tengah menggambar di kertas.

Selain mengajarkan anak-anak menggambar, Tino semasa hidupnya juga kerap melahirkan karya lukis yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari.

Salah satunya adalah sebuah lukisan bernama "Empat Anak Main", yang mengambarkan sosok empat orang putrinya.

Tino Sidin wafat pada 29 Desember 1995 dalam usianya yang menginjak genap 70 tahun.

Kini, namanya diabadikan menjadi nama Museum Taman Tino Sidin, yang didirikan di kediaman Tino di Yogyakarta pada tahun 2017.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/28/15174551/bukan-tokoh-betawi-ini-sosok-tino-sidin-yang-jadi-nama-jalan-di-cikini

Terkini Lainnya

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke