JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, menilai sebaiknya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meninjau kembali penggantian nama 22 jalan Jakarta dengan nama tokoh Betawi.
Menurut Nirwono, pemberian nama-nama tokoh Betawi bisa dialihkan untuk taman, gedung kesenian atau budaya, atau pun lapangan olahraga. Menurut dia, objek tersebut jumlahnya banyak di Jakarta.
"Sehingga tidak akan menyulitkan warga tetapi tetap dapat menghormati tokoh-tokoh Betawi dengan layak dan mulia," ujar Nirwono kepada Kompas.com, Selasa (28/6/2022).
Nirwono berujar perubahan nama jalan itu sangat berkaitan dengan kehidupan dan kegiatan banyak orang. Maka, kata dia, harus ada kajian mendalam, termasuk sejarah lokasi jalan, konteks tata kota atau kawasan yang memiliki sejarah, hingga identitas khusus.
Dengan demikian, Nirwono berujar juga harus ada diskusi untuk mendengarkan aspirasi dan sosialisasi ke masyarakat yg tinggal di jalan tersebut. Sehingga, kata dia, tidak akan menimbulkan resistensi dari masyarakat yang terdampak.
Beberapa waktu lalu, Gubernur Anies Baswedan mengganti setidaknya 23 nama jalan Ibu Kota, dua gedung, dan sejumlah zona. Nama-nama tersebut diganti dengan puluhan nama tokoh Betawi.
Peresmian pergantian nama jalan tersebut dilakukan Anies secara simbolik di Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan Jakarta Selatan, Senin, 20 Juni 2022.
Menurut Nirwono, pemberian nama jalan baru itu justru menyulitkan warga setempat, seperti pengubahan alamat di sertifikat tanah, kartu keluarga, kartu tanda penduduk (KTP), paspor,
dokumen arsip lainnya.
"Ini akan menambah kerepotan warga, dalam pelaksanaannya seringkali menyulitkan warga," tutur Nirwono.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/28/17400941/pengamat-minta-anies-tinjau-ulang-penggantian-nama-jalan-jakarta