Padahal, S sudah berhenti bekerja dari sekolah tersebut sekitar satu tahun.
"Dari Maret sampai Agustus enggak nerima salary sama sekali, sampai saya memutuskan untuk resign," ujar S saat dihubungi, Kamis (7/7/2022).
S mengira setelah ia mengundurkan diri, gajinya akan cair dalam beberapa bulan kemudian.
"Karena biasanya kan yang sudah-sudah sebelum saya kerja di situ, setelah dia resign dua bulan kemudian cair. Nah ini ternyata enggak ," lanjut dia.
Akhirnya, S pun meminta kepastian perihal gajinya kepada pihak sekolah.
Namun, sama seperti pernyataan pihak sekolah di saat S masih bekerja, mereka tidak bisa menentukan kapan bisa membayarkan gaji S.
"Akhirnya mereka sistemnya mencicil Rp 500.000 per tiga sampai enam bulan," kata S.
Menurutnya, dua rekannya yang lain berinisial L dan M juga mengalami hal serupa.
"Pas resign saya sudah nanya gaji, tapi pihak sekolah enggak bisa nentuin kapan gajinya keluar. Karena salary per bulan saya hampir Rp 2 juta dikali tujuh bulan (nunggak) harusnya dapat sekitar Rp 14 juta," ungkap S.
Jumlah kekurangan gajinya yang belum dibayarkan pihak sekolah adalah Rp 5,2 juta.
M masih belum menerima Rp 1 juta dari gajinya, dan L sekitar Rp 10 juta, ungkap S.
"M duluan resign, terus L, baru saya. Saya kasihan sama L kekurangannya banyak. Sudah ditagih enggak ada kepastian sampai sekarang, sudah setahun enggak ada kepastian sama sekali," pungkasnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/07/09062661/curahan-hati-mantan-guru-honorer-smk-swasta-di-serpong-pencairan-gaji