JAKARTA, KOMPAS.com - Peragaan busana "Citayam Fashion Week" di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, belakangan ini menjadi sorotan pengguna media sosial.
"Citayam Fashion Week" merupakan istilah yang diberikan warganet kepada sekelompok remaja dari daerah Citayam, Bojonggede, Tangerang dan Bekasi, yang sekadar nongkrong di kawasan itu.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana menilai, fenomena tersebut sebagai bentuk ekspresi seni generasi muda.
"Citayam Fashion Week adalah sebuah fenomena di mana itu bagian dari aktivitas generasi muda mengembangkan dan membuat ekspresi dari sisi kesenian, bagian dari ekspresi kejiwaannya," kata Iwan, saat dihubungi wartawan, Selasa (19/7/2022).
Iwan menuturkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mempersilakan para remaja berkreasi dengan kegiatan yang positif.
Dalam hal ini, kata Iwan, pemprov akan memberikan edukasi, sehingga konten yang dihasilkan tak melanggar etika.
Iwan menegaskan, pemprov berupaya menjaga ruang aktivitas seni budaya agar dapat terus berkembang serta memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Tentu bukan penindakan, tetapi pemberian edukasi, pemberian pemahaman bahwa ruang publik harus dibuat sedemikian rupa sehingga mereka nyaman," ucap Iwan.
Peragaan busana "Citayam Fashion Week" digelar pada Sabtu (16/7/2022) dan Minggu (17/7/2022). Sejumlah remaja laki-laki dan perempuan memperagakan busana eksentrik di zebra cross yang disulap sebagai catwalk.
Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono berpendapat, "Citayam Fasion Week" merupakan salah satu bentuk kreativitas yang disebut dengan street fashion.
"Street fashion ini memang merupakan gejala yang muncul di berbagai dunia, di Jepang, itu juga ramai di Korea, bahkan di negara-negara Amerika dan Eropa," kata Drajat kepada Kompas.com, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, street fashion adalah salah satu cara anak-anak muda untuk menonjolkan identitas dirinya. Dengan street fashion, mereka akan menarik perhatian, menghimpun kumpulan orang, serta membuat orang-orang mengakui dirinya.
"Nanti crowd itu bisa dimanfaatkan untuk macam-macam, termasuk para artis dan industri fashion," tutur Drajat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/19/17164481/soal-fenomena-citayam-fashion-week-disbud-dki-bagian-dari-ekspresi