Salin Artikel

Berawal dari Keinginan Jadi Perempuan Panggilan Lagi, Korban Dibunuh di Kamar Kos Kawasan Duren Sawit

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan ditemukan tewas di sebuah kamar kos di Jalan Buaran Megah, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (18/7/2022) siang.

Salah satu penjaga kos, Jasim mengatakan, para penghuni kos awalnya tidak tahu terkait penemuan jasad itu.

"Warga tahunya (ada penemuan mayat) pas polisi sudah datang saja. Warga sebelumnya belum pada tahu," ujar Jasim di lokasi, Senin.

Jasim menyebutkan, polisi datang ke tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 11.00 WIB.

Sebelumnya, para penghuni kos masih melihat korban pada Minggu (17/7/2022) malam.

"Tadi polisi datang sekitar pukul 11.00 WIB. Langsung buka pintunya. Semalam warga masih ada yang lihat korban kok," kata Jasim.

Diketahui, perempuan itu berinisial YP (19), warga Palembang, Sumatera Selatan, yang dibunuh pacarnya sendiri, INA (25).

Luka cekik di leher

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan luka cekik pada bagian leher korban. Kemaluan korban juga lebam.

"Jadi tadi pagi terdengar teriakan, sepertinya antara korban dan pelaku itu bertengkar," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi di lokasi, Senin (18/7/2022).

Warga juga sempat mendengar teriakan YP sebelum jasad korban ditemukan.

"Iya, semalam dengar suara, 'Kenapa lu pukul gue?' dari korban, gitu doang dengarnya," ujar salah satu penghuni kos, Diah Noviani (37), di lokasi, Senin.

Polisi tangkap pelaku

Kurang dari 24 jam, polisi menangkap INA di kawasan Klender, Duren Sawit.

"Yang bersangkutan (pelaku) telah mengakui membunuh karena cemburu," Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jakarta Timur Komisaris Besar Budi Sartono saat konferensi pers di Mapolsek Duren Sawit, Selasa (19/7/2022).

Budi mengatakan, pelaku juga sempat cekcok dengan korban pada Senin malam atau sebelum korban dibunuh.

Pelaku dan korban tinggal bersama di kos itu selama enam bulan belakangan.

Pelaku bekerja sebagai petugas keamanan bank, sedangkan korban menganggur.

Pelaku ditetapkan menjadi tersangka dan dijerat Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman pidana di atas lima tahun penjara.

Motif cemburu

Pelaku membunuh korban karena cemburu. Pelaku menduga pacarnya itu selingkuh.

"Pelaku melihat handphone korban yang diduga ada chattingan yang sifatnya selingkuh," tutur Budi.

Pelaku juga sakit hati karena korban diam saat ditanya.

Korban ingin putus dan ingin kembali bekerja sebagai perempuan panggilan (open BO).

"Pelaku lihat korban cuek. Pelaku tanya, dijawab, tetapi kurang puas. Akhirnya diambil handphone-nya (korban). Di situlah ditemukan chattingan yang menimbulkan kecemburuan, terjadi cekcok," kata Budi.

Usai membunuh pacarnya sendiri, pelaku kemudian keluar dengan mengunci pintu kamar kos itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/20/10032351/berawal-dari-keinginan-jadi-perempuan-panggilan-lagi-korban-dibunuh-di

Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke