Namun, pengeroyokan itu tidak berkaitan dengan pemberitaan. Adapun korban merupakan wartawan Raja Ampat Pos.
"Tidak ada kaitannya (dengan pemberitaan), selisih paham saja antara pelaku dan korban," ujar Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kramatjati Kompol Tuti Aini saat dihubungi, Senin (25/7/2022).
Tuti menambahkan, jajarannya kini sudah mengantongi identitas pelaku.
FP dikeroyok pada Selasa (19/7/2022) dini hari. Dalam laporan polisi dengan nomor registrasi 78/K/VII/2022/Sek.KJ, disebutkan korban dikeroyok tiga orang hingga tewas di tempat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi membenarkan adanya pengeroyokan hingga menyebabkan korban tewas itu.
Namun, Muqaffi belum menyebutkan jumlah terduga pelaku.
"Iya, pelaku sedang dilakukan pengejaran," ujar Muqaffi, Senin.
Dalam wawancara terpisah, adik korban, Dewi Santi Pangaribuan, mengatakan, awalnya kakaknya itu sedang duduk di depan rumah.
"Dia (korban) duduk di depan rumah sama temannya. Duduk ngobrol biasa. Tiba-tiba datang pemuda 20 tahun-an. Pemuda itu mau kencing di sebelah, tetapi dilarang," ujar Santi kepada wartawan, Senin.
Namun, lanjut Santi, pemuda itu malah kencing di depan rumah korban.
"Malah ngeledek. Abang saya marah dan tanya, 'Kok kencing di situ?'. Pemuda itu enggak terima. Ribut, dilerai. Pemuda itu ngadu ke bapaknya. Bapaknya datang bawa temannya," kata Santi.
Berdasarkan penuturan Santi, pelaku ada lima orang. Korban dikeroyok hingga tewas di tempat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/25/17103171/pria-yang-dikeroyok-hingga-tewas-di-cililitan-adalah-wartawan