Salin Artikel

Ketika Kapolda Metro Jaya Beri Maaf dan Lepaskan Tersangka Penyunting Artikel Profilnya di Wikipedia...

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penyebaran berita bohong yang menimpa Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dengan modus menyunting laman artikel Wikipedia berujung damai.

Pihak pelapor mencabut laporannya setelah Fadil menemui pelaku yang telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.

Dalam pertemuan itu, Fadil mengatakan bahwa dia memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh tersangka dan meminta proses hukum tidak dilanjutkan.

"Maka dari itu, saya mencabut laporan yang sudah saya buat. Ini merupakan langkah yang perlu kita teladani, saling memaafkan," ujar Fonda Tangguh selaku pelapor, dikutip pada Senin (1/8/2022).

Sebut Fadil Imran terima suap

Sebagai informasi, Nyoman ditangkap karena mengubah biodata Fadil di laman Wikipedia. Penangkapan dilakukan setelah adanya laporan dari organisasi masyarakat (ormas) bernama Sobat Polri Indonesia.

Laporan terkait dugaan penyebaran berita bohong terhadap Irjen Fadil Imran itu teregister dengan nomor LP/B/3806/VII/2022/SPKT/Polda Metro Jaya.

Biodata Fadil Imran dalam situs Wikipedia disunting oleh Nyoman dan ditambahkan keterangan terkait dugaan penerimaan suap dalam penanganan kasus kematian Brigadir J.

"Ini sangat, sangat enggak baik, enggak bagus ini. Informasi liar yang akan menimbulkan opini publik yang enggak jelas," kata Fonda kepada wartawan usai membuat laporan ke polisi, Selasa (26/7/2022).

Dalam situs Wikipedia, tercatat telah terjadi dua kali penyuntingan artikel terkait Fadil Imran pada 22 Juli 2022 oleh akun anonim.

Artikel yang menjelaskan soal latar belakang kehidupan Fadil ditambahkan dengan kalimat yang menyatakan Fadil diduga menerima suap dari Irjen Ferdy Sambo.

"Saat ini Fadil diduga telah menerima suap dari Ferdy Sambo," demikian dikutip dari hasil suntingan laman Wikipedia Fadil, Selasa.

Di bagian keterangan kasus terkenal yang ditangani Fadil tertulis bahwa Kapolda Metro Jaya itu tidak menangkap Ferdy Sambo yang merupakan otak pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Brigadir J diketahui tewas di rumah dinas Ferdy Sambo. Disebutkan bahwa Brigadir J terlibat baku tembak dengan Bharada E sesaat setelah Brigadir J kedapatan hendak melakukan pelecehan kepada istri Ferdy Sambo.

Alasan sebar hoaks soal Kapolda Metro

Setelah ditangkap dan dilakukan pemeriksaan. Penyidik Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pun menetapkan Nyoman Edi sebagai tersangka.

Beberapa hari setelah itu, Fadil pun langsung menemui Nyoman Edi yang telah ditahan di Polda Metro Jaya dalam rangka penyidikan.

Video pertemuan Fadil dan tersangka bernama Nyoman Edi itu diunggah dalam akun resmi Instagram @Kapoldametrojaya, Sabtu (30/7/2022) siang.

Tampak Fadil mengenakan kemeja putih, sedangkan Nyoman Edi menggunakan baju tahanan berwarna oranye.

Pada momen tersebut, Nyoman menyampaikan alasannya mengedit profil lulusan Akademi Kepolisian angkatan tahun 1991 itu.

Nyoman mengaku mengubah profil Fadil di laman Wikipedia karena iseng dan memiliki pengalaman buruk dengan polisi

"Saya punya pengalaman buruk, kurang baik dengan kepolisian," kata Nyoman menjawab pertanyaan Fadil.

Nyoman sendiri mengaku tidak pernah mengetahui sosok Fadil sebelumnya.

Nyoman mengambil kesempatan mengubah profil Fadil, buntut adanya kasus kematian Brigadir J.

"Sebelumnya saya tidak tahu persis bagaimana profil dari Bapak," kata Nyoman.

Dimaafkan Fadil Imran

Mendengar alasan Nyoman, Fadil pun hanya tersenyum dan seolah tidak ingin membesar-besarkan permasalahan tersebut.

Bagi Fadil, beredarnya hoaks tentang pejabat publik, termasuk dirinya sebagai Kapolda Metro Jaya merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi.

"Bagi saya itu menjadi risiko bagi seorang pejabat publik. Apalagi dalam tugas-tugas mengungkap sebuah peristiwa,ya memang berbasis fakta dan mencari kebenaran," kata Fadil.

Menurut Fadil, kesalahan yang dilakukan oleh Nyoman masih bisa dimaklumi dan bisa saja menimpa orang lain. Dia pun meminta agar kasus tersebut lebih baik diselesaikan secara restorative justice.

"Saya maafkan kok, sudah biasa. Dari awal saya juga tidak pernah mau melaporkan. Saya tidak merasa sakit hati sama sekali dengan editan Nyoman," kata Fadil.

"Pada kesempatan ini, dalam peristiwa yang menimpa diri saya, saya menggunakan jalur restorative justice," sambung dia.

Sambil melepaskan baju tahanan Nyoman, Fadil pun mengingatkan agar semua pihak berhati-hati dalam bermedia sosial. Sehingga tidak terjadi kesalahan yang bisa berujung pada pelanggaran atau tindak pidana.

"Mudah-mudahan kita bisa petik hikmahnya. Kita jadikan sebuah pelajaran dan hati-hati dalam berinternet. Di internet itu ada etika dan norma yang harus kita junjung tinggi," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/01/11093841/ketika-kapolda-metro-jaya-beri-maaf-dan-lepaskan-tersangka-penyunting

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke