JAKARTA, KOMPAS.com - Penimbunan paket bantuan sosial presiden yang dikubur di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, dituding tanpa sepengetahuan pemilik lahan, yakni Rudi Samin.
"Tidak pernah, sama sekali. Jangankan minta izin, jangankan untuk membayar lahan saya, itu tidak ada," ucap Rudi dalam program Breaking News Kompas TV, Rabu (3/8/2022).
Seperti diketahui, penemuan sembako bantuan presiden ini bermula dari laporan seorang karyawan perusahaan jasa pengiriman logistik JNE Express.
Lapangan KSU tempat penemuan sembako itu biasa digunakan untuk parkir kendaraan JNE. Lokasi gudang JNE juga berada persis di seberang lapangan tersebut.
Rudi mengatakan penimbunan itu tidak diketahui olehnya karena selama ini lahan tersebut selalui dipenuhi oleh mobil milik JNE Express.
"Sengaja diam-diam, sembunyi-sembunyi, atau akal-akalan. Dan tukang galinya pun, tukang gali kuburan," tutur Rudi.
Menurut Rudi, tukang gali pun tidak mengetahui tujuan lubang yang ia buat. Mereka hanya mengetahui penggalian untuk membuat lubang septic tank.
Adapun penggalian atau pembongkaran paket bansos presiden yang dikubur di Depok itu dihentikan sementara karena aromanya tidak enak.
Saat ini, Rudi mengatakan lubang itu sengaja ditutup terpal untuk menghindari bau menyengat yang tertiup angin hingga ke permukiman warga setempat.
Rudi menjelaskan, dari hasil penggalian yang dilakukan sejak 29 Juli 2022 di lahannya, setidaknya ditemukan paket bansos sebanyak 3,6 ton.
Rudi menduga masih ada paket bansos yang masih tertimbun di dalam tanah dan belum diangkat. Namun terkait hal itu, ia mengatakan akan menyerahkan kepada pihak kepolisian.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/03/12542761/pemilik-lahan-menuding-jne-tak-minta-izin-gali-lahan-untuk-kubur-sembako