JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat kini mulai abai dalam menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan penularan Covid-19.
Gejala ringan yang dialami saat tertular Covid-19 disinyalir membuat masyarakat mulai meremehkan penyakit menular tersebut.
Namun, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan masyarakat soal potensi long covid yang bisa mengganggu kesehatan warga dalam jangka waktu panjang.
"Sudah sangat jelas dan solid dari sisi fakta ilmiah dampak dari terinfeksi Covid-19. Dari 20 persen kasus yang dinyatakan sembuh, berpotensi mengalami long covid. Dan itu bicara 20 persen berarti bicara jutaan," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (9/8/2022).
Dicky mengatakan, dampak dari long covid ini bisa memunculkan berbagai penyakit lain. Salah satunya yang sudah terlihat adalah hepatitis pada anak.
"Paling tidak dalam dua tahun ini kita sudah melihat adanya hepatitis yang ternyata makin kuat terdeteksi terkait dengan infeksi covid pada anak," ujarnya.
Dicky pun menyatakan, ke depannya bisa jadi akan makin banyak penyakit lain seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung yang muncul sebagai dampak dari long covid.
"Dan ini akan menjadi beban pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, Dicky menilai bahaya dari long covid ini harus disampaikan secara transparan dan terbuka pada publik.
Pemerintah bisa membuat program khusus guna menggencarkan sosialisasi mengenai long covid ini.
"Harus dari sekarang sebelum jadi tsunami besar, kita harus sadari bahwa pandemi covid belum berakhir. Dampak pandemi ini masih ada bahkan setelah pandemi dinyatakan berakhir kalau kita abai dalam hal pencegahan," kata Dicky.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/09/11210251/masyarakat-mulai-abai-prokes-epidemiolog-ingatkan-bahaya-long-covid