JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran melanda lima kontrakan dan empat rumah di Jalan Minangkabau Dalam, Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan pada Minggu (4/9/2022) malam.
Dika, salah satu korban kebakaran menceritakan bagaimana suana begitu mencekam saat kebakaran melanda sekitar pukul 20.30 WIB.
Api berkobar dan melalap seluruh bangunan tempat tinggalnya dengan cepat hingga merembet ke bangunan lain.
Pria 23 tahun itu kaget dan panik. Namun, yang diingat saat melihat seluruh bangunan terbakar adalah neneknya.
"Saya memang meninggalkan nenek di rumah. Saya saat itu abis dari warung, balik-balik ke rumah sudah terbakar," kata Dika di lokasi, Senin (5/9/2022).
Meski api telah berkobar di atas rumah berlantai dua itu, Dika nekat kembali memasuki rumah. Tujuannya tidak lain untuk menyelamatkan neneknya yang bersusia 70 tahun.
"Saat itu nenek saya sedang tidur. Kemudian saya masuk ke dalam rumah dan bangunin nenek kemudian bopong ke luar rumah," kata Dika.
Dika lalu berteriak meminta tolong. Teriakan itu didengar oleh rekannya telah tiba ke lokasi kebakaran untuk membantu memadamkan.
Dika menyerahkan neneknya ke teman lalu kembali ke rumah untuk memadamkan api yang berkobar di dalamnya.
"Saat itu api sudah besar, asap sudah penuh. Itu hawa panas sudah terasa banget, akhirnya saya keluar," kata Dika.
Dika tak bisa menyelamatkan sejumlah barang berharga yang ada di dalam rumah, terlebih surat-surat penting.
Meksi disayangkan, bagi Dika keselamatan neneknya merupakan hal yang utama dari segalanya.
"Baju yang kita pakai doang yang kebawa. Tapi yang penting nenek selamat," kata Dika.
Saat ini, Dika dan neneknya telah berada di RPTRA Sawo yang diperuntukan menjadi pengungsian.
Lokasi tenda yang dibangun oleh Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Selatan tak jauh dari rumah yang terbakar.
"Sekarang di RPTRA Sawo sini. Kemarin abis kejadian banget di SDN 14. Tidur sih bisa tapi ya kurang privasi saja. Bantuan logistik alhamdulillah banyak," ucap Dika.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/05/19072771/kisah-dika-terobos-kobaran-api-demi-selamatkan-nenek-yang-tertidur-saat