JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran melanda permukiman di Jalan Minangkabau Dalam, RT 008 RW 014, Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Minggu (4/9/2022).
Sembilan bangunan yang terdiri dari lima kontrakan dan empat tempat tinggal hangus dilalap api. Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan menerima laporan kebakaran itu pada pukul 20.42 WIB.
Sebanyak 19 mobil pemadam dan 95 personel dikerahkan. Api berhasil dipadamkan sekitar 30 menit setelah peristiwa itu dilaporkan.
Penyebab kebakaran tersebut diduga berasal dari kompor di salah satu rumah warga yang sedang digunakan untuk memasak.
"Diduga berasal dari kompor yang sedang menyala di salah satu rumah kontrakan yang sedang memasak," ujar Camat Setiabudi, Iswahyudi saat dihubungi, Senin (5/9/2022).
Api tersebut langsung merembet ke bangunan lainnya. Total ada 50 jiwa yang terdampak kebakaran dan dievakuasi ke RPTRA Sawo.
Para korban telah mendapat bantuan dari Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Selatan dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi DKI Jakarta.
Bantuan yang telah diterima korban berupa pakaian, selimut dan alas tidur, serta peralatan mandi.
"Kemudian makan siap saji pagi ini sebanyak 50 boks dan 50 botol air mineral," ujar Iswahyudi.
Api diketahui anak-anak
Seorang warga sekitar bernama Agus mengatakan, api muncul dari lantai dua salah satu rumah hingga merembet ke bangunan lain.
Menurut dia, pertama kali api diketahui oleh anak-anak yang sedang bermain di lapangan, lokasinya tepat berada di depan deretan rumah.
Salah seorang anak yang melihat api merupakan putra Agus. Lantas, anak-anak tersebut berlari meminta bantuan.
"Api pertama kali dilihat anak-anak yang lagi pada main. Api saat itu berasal dari lantai dua bangunan atas rumah," ujar Agus.
"Itu yang berteriak meminta tolong, termasuk anak saya. Dia lari ke depan jalan katanya ada kebakaran," ucap Agus.
Kemudian, Agus bergegas menuju tempat tinggalnya. Rumahnya memang berdempetan dengan bangunan yang terbakar.
Setelah itu, ia membantu memadamkan api dari lantai dua rumahnya.
"Kemudian saya berlari naik ke atas, bantu menyiramkan dari rumah saya di lantai dua," ucap Agus.
"Saya siramkan air ke rumah yang terdekat rumah saya agar basah biar tidak merembet. Saya siram pakai gayung," sambung Agus.
Warga panik
Pada Senin pagi, sejumlah warga berbondong-bondong datang ke tempat kejadian untuk melihat bangunan yang terbakar. Mereka penasaran dengan kondisi tempat tinggal warga pasca-kebakaran.
Sementara, garis polisi telah terpasang pada sejumlah bangunan yang terbakar.
"Iya penasaran saja, karena semalam itu api besar banget. Saya cuma bisa lihat sampai depan gang. Kebetulan rumah saya tidak jauh dari lokasi," ujar Leni, salah satu warga di lokasi.
Menurut Leni, kebakaran yang melanda sejumlah kontrakan dan rumah pada Minggu malam itu terjadi sangat besar.
Bahkan, kata dia, api membakar kontruksi bangunan terlihat dari dalam rumahnya yang berjarak belasan meter dari lokasi.
"Dari dalam rumah itu terlihat api yang membuat terang begitu. Suami kemudian memberi tahu, sepertinya ada yang terbakar. Kami akhirnya keluar," ucap Leni.
Saat insiden terjadi, sejumlah warga terlihat panik, terutama pemilik rumah yang berdempetan dengan lokasi kebakaran.
"Banyak warga panik teriak-teriak. Itu umumnya warga yang rumahnya mepet banget dengan rumah yang terbakar. Termasuk saya juga khawatir api merembet ke rumah saya," ucap Leni.
Selain itu, warga korban kebakaran juga mendatangi lokasi bekas rumah mereka.
Sesekali mereka meratapi rumah yang atapnya sudah menjadi puing, dinding menghitam dan kayu telah menjadi arang. Sebagian korban kebakaran tampak mencari barang berharga yang tersisa.
"Masih mencari surat-surat penting," ujar salah satu warga.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/06/10255051/setelah-si-jago-merah-melalap-9-rumah-di-setiabudi