Menurut Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Sarjoko, untuk melestarikan dan menghormati sejarah, maka dibangunlan Galeri Kunir di lantai semi-basement Kampung Susun Kunir.
"Ruang ini hadir sebagai galeri permanen temuan arkeologi di tempat ini. Beberapa artefak fitur adalah umpak yang tertanam, yang telah hilang, dan yang telah diangkat untuk dapat diteliti lebih lanjut," ucap Sarjoko, Minggu (11/9/2022).
Lebih lanjut, dia berkata, ruang ini juga akan digunakan sebagai titik temu kreativitas warga dan kolaborator.
"Ruang ini dapat menjadi ruang pameran, lokakarya, nonton bareng, kegiatan seni, residensi, pertunjukan musik, tempat pernikahan, arisan, 17-an, dan lain-lain," kata Sarjoko.
"Kesempatan kolaborasi terbuka untuk semua pihak di area yang bersejarah ini," sambung dia.
Bangunan rumah susun alias rusun ini cukup dekat dengan dua landmark area utama Kota Tua, yaitu Stasiun Kota dan Taman Fatahillah.
Adapun proses penggalian dan pendokumentasian melibatkan warga Kampung Kunir bersama arkeolog Universitas Indonesia (UI) Cecep Eka Permana.
Sebelum pembangunan, dilakukan ekskavasi di sekitar lahan yang kemudian ditemukan bahwa proyek ini berada di atas jalur batu karang, yang diduga sebagai podasi tembok luar Batavia, sehingga diperlukan perubahan desain.
Atas rekomendasi Tim Sidang Pemugaran (TSP), perlu dilakukan ekskavasi kedua di lahan yang akan dibangun dan ditemukan 13 umpak obyek diduga cagar budaya (ODCB).
Umpak-umpak tersebut kemudian menjadi bagian dari desain rusun dan ditampilkan dalam ruang Galeri Kunir.
"Kita memiliki kawasan yang unik. Berbedanya Kampung Susun Kunir dengan Kampung Susun Bukit Duri, misalnya di sini berada di kawasan peninggalan sejarah," ungkap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meresmikan Kampung Susun Kunir, Sabtu (10/9/2022).
"Jadi tidak ada rumah susun lain yang di dalamnya ada museum. Di sini di dalamnya ada museum karena benda-benda peninggalan arkeologi ditampakkan di situ," kata Anies.
Warisan masa lalu kawasan Kota Tua, lanjut Anies, dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menjadi kawasan yang bernilai budaya.
"Jadi ini adalah sesuatu yang unik dan nantinya dengan Kota Tua sudah kami buka, kegiatan wisata akan berjalan, kemudian ekonomi bergerak, saya yakin kawasan ini akan menjadi kawasan yang amat maju," jelas Anies.
Sebagai informasi, Kampung Susun Kunir di Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, diperuntukkan bagi 33 kepala keluarga (KK) warga eks Kampung Kunir yang terdampak penertiban Jalan Inspeksi Sungai Anak Kali Ciliwung pada 2015 era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Kampung susun ini berdiri di atas lahan seluas 860 meter persegi, yang merupakan bagian dari aset Kantor Kecamatan Taman Sari seluas 4.963 meter persegi.
Bangunannya terdiri dari satu blok, empat lantai, satu lantai semi-basement, dan 33 unit hunian seluas 36 meter persegi.
Setiap unit hunian terdiri dari ruang keluarga, satu kamar tidur, kamar multifungsi, kamar mandi, dapur, dan balkon.
Terdapat unit untuk lansia dan ramah terhadap kelompok disabilitas. Kampung Susun Kunir dilengkapi sarana prasarana lingkungan seperti ruang usaha warga, ruang serbaguna atau aula yang dapat dimanfaatkan warga untuk berinteraksi.
Selain itu, ada pos komunitas sebagai ruang kumpul informasi dan pos ronda, area parkir motor, hingga ruang terbuka hijau.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/11/16034361/lokasinya-dekat-kota-tua-kampung-susun-kunir-dilengkapi-galeri-cagar