JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota Nirwono Yoga menilai pembangunan saringan sampah Kali Ciliwung di segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, tak efektif bila tak ada sanksi tegas kepada masyarakat yang membuang sampah ke sungai.
Ia menilai volume sampah akan tetap besar jika masyarakat tak diberi efek jera ketika membuang sampah ke sungai.
"Pemasangan saringan tidak akan berhasil banyak jika tidak ada edukasi dan sanksi tegas kepada masyarakat yang masih membuang sampah (dan limbah) ke sungai," kata Yoga kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).
Karena itu, Yoga mengatakan, dibutuhkan edukasi dan sanksi tegas bagi masyarakat agar tak menjadikan sungai sebagai tempat sampah. Dengan demikian, hal itu juga turut mencegah terjadinya banjir di ibu kota.
"Di samping itu, pemasangan saringan membutuhkan biaya perawatan dan pemeliharaan rutin saringannya," tutur Yoga.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah membangun saringan sampah Kali Ciliwung yang berada di aliran Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, saringan itu bertujuan menampung sampah yang datang menuju Jakarta.
"Sampah banyak datang justru dari kawasan luar Jakarta, masuk melalui Sungai Ciliwung," ujar Anies di lokasi, Senin (26/9/2022).
Anies menuturkan, anggaran untuk pembangunan saringan sampah itu sebenarnya sudah dianggarkan sejak 2020.
"Di tahun 2020 terjadi pandemi sehingga banyak program-program yang pada waktu itu anggarannya dialihkan untuk penanganan Covid-19, alhamdullilah sekarang kondisinya sudah lebih baik, anggaran itu kini tersedia dan sekarang dilaksanakan," kata Anies.
"Nah harapannya ini akan bisa mengendalikan sampah untuk tidak masuk ke dalam kota (Jakarta)," ujar Anies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/26/18445941/pengamat-sebut-pembangunan-saringan-sampah-tak-efektif-jika-tak-ada