Salin Artikel

Mural Kewaspadaan Tentang Pangan dan Cita-cita yang Disandarkan

Cita-cita menggantang asap, sebuah utopia disandarkan sementara atmosfer sejuk dihembuskan.

Tentunya seluruh upaya patut diapresiasi, terutama wacana swasembada beras, meski yang menjadi impian kadangkala tidak menjadi kenyataan.

Penulis yang merangkap sebagai kurator seni dan ikut berpartisipasi dengan seniman-seniman mural di pembuatan tiga spot mural di Jakarta Timur mengenang kembali Agustus lalu.

Seni dalam konteks pembuatan mural-mural reflektif di tembok-tembok Jakarta Timur; memang meniupkan harap pun sekaligus memberi sinyal kewaspadaan, tatkala kondisi bangsa, terutama nasib petani masih jauh dari kondisi berkeadilan sosial.

Penulis mewawancarai khusus Khudori, seorang pegiat di Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) dan Komite Pendayagunaan Pertanian (KPP).

Ia menyatakan, dalam isu swasembada beras yang diberikan oleh International Rice Research Institute (IRRI) bahwa sebenarnya dalam periode panjang, selama berdekade-dekade, Indonesia menjadi importir beras rutin.

Pengakuan Indonesia tidak mengimpor beras periode 2019-2021, sejatinya khusus untuk beras umum atau beras medium.

Kata Khudori, prestasi ini tidak seiring sejalan dengan kesejahteraan petani sebagai produsen gabah dan penggilingan sebagai produsen beras.

“Sejak ada beleid harga eceran tertinggi (HET) pada September 2017, petani menerima harga gabah yang rendah dan terus menurun. Hal serupa terjadi pada penggilingan padi. Harga beras di konsumen terus tertekan," tutur Khudori pada penulis.

Tetiba saja, penulis ingat pembuatan mural mengutip pernyataan Bung Hatta yang ditorehkan akhir bulan lalu, di Flyover Cipinang menjadi kontekstual.

“Bukti mendatangkan beras dari luar negeri itu saja adalah suatu penghinaan bagi bangsa kita yang menduduki Tanah Air yang begitu luas dan subur,” ujar Bung Hatta, yang dikutip dari teks-teks dalam kumpulan esainya di buku Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun Tahun 1971.

Dengan demikian, karya-karya mural jelas menyampaikan visi berbangsa Hatta dengan isu utama kemandirian pangan dan nasib petani Indonesia.

Dalam fenomena demikian, di mana peran seni? Penulis memilih menziarahi tokoh seni lukis kita, siapa lagi jika bukan Sudjojono.

“Djadi kebenaran zonder bermaksud mencari ‘bagus’ saja, tetapi mencari kebenaran sebagai kebenaran, tentu tetap bagus. Kebagusan zonder kebenaran sebaliknya, jelek, njelehi, menertawakan. Cita-Cita kebenaran inilah yang menjadi pondasi seni lukis baru. Dan pada kebenaran ini jugalah pelukis-pelukis baru sekarang menujukan arah maksudnya,” ujar Sudjojono.

Pernyataan ini termaktub di esainya Kebenaran Nomor Satoe, Baru Kebagoesan 1943 yang dibukukan dengan judul Seni, Kesenian dan Masyarakat.

Kata-kata “Bapak Seni Lukis Baru” kita itu benar-benar menampar. Meng-elingkan (Jawa-mengingatkan) kembali tugas para pekerja seni.

Sebagai ingatan sejarah, Indonesia dan seni lukis telah mengada dan saling menyapa. Sudjojono memberi arah tujuan sekaligus “Arah Seni” sebenar-benarnya bagi bangsa.

Sangat gamblang sekali, sejarah adalah cawan peneguh cita-cita tentang kebenaran.

Penulis kembali mengeja tahun-tahun tatkala tentara NICA menguasai ibu kota dan para pemural, seniman dan penggiat graffiti menorehkan kata-kata lantang di tembok; Hidup atau Mati, Ganyang NICA atau Sekali Mereka tetap Merdeka medio sekitar tahun 1945-1949.

Agresi Belanda disongsong oleh seni di tembok—mural dan grafiiti juga mengingat sohornya poster dan baliho ini; Boeng ayo Boeng! yang fenomenal itu dengan kolaborasi erat seniman-seniman seperti penyair Chairil Anwar, pelukis Affandi serta Sudjojono.

Seni mural memang niscaya adalah ekspresi seni propaganda dan pada galibnya sesuai juga dengan pernyataan Sudjojono tentang “Kebenaran” didahulukan sebelum “Keindahan” bisa dipraktikkan.

Bagus akan kebenaran dengan indah secara fisik sangat tipis jaraknya dan teman-teman pemural memilih kebenaran sejarah dan realitas bangsa yang dihadapi saat ini.

Pernyataan dalam buku, "soal hidup atau mati" dalam pidatonya di IPB, Bogor, tahun 1952 itu adalah kebenaran sejarah, kondisi negeri dan kebenaran estetika.

Sebuah rangkaian atas ketersediaan pangan yang berkualitas-rantai distribusi yang adil dan pemanfaatan produk yang maksimal untuk konsumen adalah mantra-mantra dan wujud-wujud kerja nyata yang selayaknya terus dirapalkan setiap saat.

Sementara itu, merenungkan yang sudah dan bersiap berbenah, maka terjadi pertemuan langka para seniman-seniman mural dengan Pimpinan Manajemen Pasar Induk Beras Cipinang menemukan momentumnya.

Kreasi mural memberi pengalaman mencerahkan bagi warga sekitar, jajaran manajemen dan kompleks besar pasar ini di Jakarta Timur.

Pesan-pesan yang terkandung di tembok-tembok Gudang Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur telah meruntuhkan batas-batas kedalam rasa pun sekaligus nalar dengan cara yang indah.

Kompleks Pasar Induk Beras Cipinang menjadi tak hanya terlihat elok secara fisik, mural menyiratkan pula infomasi penting pada publik bahwa gambar-gambar tentang utopia kesejahteraan petani-petani, keluarga-keluarga sejahtera sebagai indikasi dan perlambang Indonesia mini di masa depan.

Gambaran optimisme sebuah kehidupan yang makmur dan sejahtera, sesuai ungkapan Bahasa Jawa ini; Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tenterem Kerta Raharja terpaparkan dengan baik.

Di dua spot mural, pertama di Gudang Beras, yakni Rice Plant, kita bisa menyaksikan gambar-gambar mural dengan produsen beras dan gabah (petani) yang berkualitas telah dikemas dan siap dipasarkan, kemudian diolah dalam mesin proses gabah menjadi beras yang akhirnya melalui akses toko-toko di seluruh pelosok Tanah Air dikonsumsi dengan baik oleh masyarakat.

Karya mural yang dibuat oleh seniman-seniman pemural di PT Food Station Tjipinang Jaya yang membawahi pengelolaan Pasar Induk Beras Cipinang lagi-lagi terkait erat dengan pernyataan Sudjojono tahun 1943, bahwa sebagai sebuah kebenaran, seni idealnya mampu mengaitkan atas kebenaran dan keindahan sekaligus.

Mural-mural bagaimanapun di ruang-ruang publik seperti sebuah ruang dialog bersama.

Tentang yang sudah dengan sangat keras diupayakan oleh penyelenggara negara, selain mengingat kewaspadaan tokoh-tokoh bangsa di masa lalu dengan pernyataan-pernyataannya yang dikutip kembali para pemural di Flyover Klender dan Flyover Cipinang.

Serta, tentu saja cita-cita yang disandarkan untuk berdaulat dalam pangan di masa depan, telah tertoreh dengan baik di spot mural baik di pagar luar dan tembok-tembok Gudang Beras di Pasar Induk Beras Cipinang ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/27/12554351/mural-kewaspadaan-tentang-pangan-dan-cita-cita-yang-disandarkan

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke