JAKARTA, KOMPAS.com - Pengerjaan penataan trotoar segmen III di sepanjang Jalan Margonda Raya meninggalkan keresahan warga setempat. Pasalnya, penataan yang telah berlangsung sejak 6 September 2022 itu menyisakan puing-puing yang berserakan.
Puing-puing trotoar yang telah dibongkar itu hingga kini tak kunjung diangkut oleh pihak pengembang sehingga menggangu aktivitas pejalan kaki.
Adapun penataan dan pembangunan trotoar ini tak kunjung rampung sejak diwacanakan pada 2019 dan direncanakan sejak 2020. Warga Depok sempat protes karena trotoar Jalan Margonda pernah dipercantik hingga seperti sekarang.
Namun, ujung-ujungnya, trotoar yang telah dipercantik akhirnya rusak karena tak terawat dan kerap diokupansi sebagai tempat parkir mobil dan sepeda motor tanpa penindakan.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, ikut menyoroti pembangunan trotoar yang tak kunjung rampung tersebut. Ia berpandangan Pemkot Depok harus segera menyusun rencana induk jalur pejalan kaki terpadu.
Rencana ini, kata dia, harus memuat lokasi mana saja yang akan dibangun infrastruktur pejalan kaki, seperti trotoar, tempat penyeberangan berupa zebra cross, jembatan atau terowongan penyeberangan orang.
"Selain itu, rencana induk ini juga berisi pembangunan jembatan penghubung ke halte, stasiun, terminal, dan bangunan gedung di sekitar," tutur Nirwono kepada Kompas.com, Rabu (28/9/2022).
Selain itu, kata Nirwono, pembangunan infrastruktur pejalan kaki juga harus diprioritaskan dekat stasiun, terminal, halte, kawasan sekolah, perkantoran pemerintahan. Infrastruktur pejalan kaki juga harus memprioritaskan pasar, pusat perbelanjaan, taman, tempat wisata.
"Infrastruktur ini bertujuan mendorong warga berjalan kaki dengan aman dan nyaman di kota," tutur Nirwono.
Selain itu, Nirwono berpandangan pembangunan trotoar jangan saja berfokus pada kawasan Margonda. Ia berharap penataan trotoar bisa dikembangkan hingga kawasan Cinere dan Sawangan.
Di samping itu, kata Nirwono, pembangunan atau revitalisasi trotoar harus dilakukan secara terpadu bersamaan dengan rehabilitasi salutan air air atau drainase dan pemindahan sarana jaringan utilitas, seperti air bersih, gas, listrik, telepon, serat optik ke bawah trotoar yang lebar.
"Sehingga, tidak akan ada lagi kegiatan bongkar pasang trotoar karena perbaikan saluran atau jaringan utilitas," ujar Nirwono.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, puing-puing tampak berserakan di trotoar di sisi timur Jalan Margonda Raya, dimulai dari sekitar Indomaret dekat Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) hingga di depan Gramedia.
Tak hanya itu, di sisi barat, yakni dimulai dari BNI sebelum stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Margonda sampai Rumah Makan Bumbu Desa juga terlihat puing-puing berserakan di atas trotoar tersebut.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah memulai pengerjaan lanjutan program penataan di Jalan Margonda Raya, Depok.
Pengerjaan trotoar tersebut menelan biaya sebesar Rp 23,5 miliar yang dianggarkan melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Depok.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/28/15273271/puing-trotoar-di-jalan-margonda-berserakan-pakar-harus-ada-rencana-induk