TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan, Alexander Prabu menyoroti penanganan banjir di wilayah Tangsel.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia itu menilai, Tangsel belum memiliki perencanaan yang matang terkait sistem drainase yang terintegrasi.
"Seperti kita ketahui bersama akhir-akhir ini setiap kali hujan turun, di beberapa titik terjadi banjir. PSI meminta Pemerintah Kota (Pemkot) agar membuat masterplan drainase yang terintegrasi," ujar Ketua Fraksi PSI DPRD Tangsel itu di Kantor DPRD Tangsel, Senin (3/10/2022).
Adapun langkah yang bisa dilakukan Pemkot Tangsel, kata dia, di antaranya dengan menambah waduk-waduk resapan air sebagai drainase induk atau besar.
Kemudian melakukan pengerukan sungai-sungai yang mengalami pendangkalan agar semakin banyak volume genangan air yang tertampung.
"Kami meminta agar penanganan banjir yang terintegrasi ini benar-benar menjadi prioritas, karena masyarakat terkena dampak langsung akibat banjir ini," jelas Alex.
Fraksi PSI juga meminta Pemkot untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi terkait kewenangan pengelolaan drainase dan saluran irigasi di Tangerang Selatan.
Sebab persoalan drainase yang sebagian masih jadi kewenangan Pemprov ini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
"Di Tangsel ini kan dibangun karena banyak perumahan-perumahan. Mereka tentu ada irigasi. Irigasi itu dari hulu dibuang kemana? Tidak ada irigasi induknya. Saya sudah minta, coba dipetain. Ada tidak drainase kota yang besar dan kecil?" kata Alex.
Alex menceritakan, dirinya pernah melakukan pengecekan ke salah satu wilayah di Kecamatan Setu yang selama ini tidak tersentuh banjir, namun beberapa pekan lalu dilanda banjir.
Menurut dia, pembangunan drainase saat ini bahkan kerap terhambat oleh tata ruang kota yang buruk, yang membuat potensi banjir selalu meninggi ketika musim penghujan.
"Tangsel ini kan akan dibuat sebagai kota layak huni. Salah satu di dalamnya yakni penanganan banjir. Saya meminta agar penanganan banjir bisa tertangani dengan baik. Jangan lagi ada ego sentral supaya ini bisa diselesaikan. Kalau tidak, gara-gara banjir infrastruktur yang dibangun bisa hancur. Saya melihat progres penanganan banjir ini jalan di tempat," pungkasnya.
Diketahui, belasan rumah terendam banjir setelah hujan deras melanda Tangsel pada Jumat (23/9/2022).
Sementara itu, longsor juga terjadi di Amapura, Keranggan, Setu, dan di pinggir jalan RT 009 RW 004 Keranggan, Setu.
Adapun lokasi yang sempat terendam banjir yaitu:
1. Citra Prima Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, dengan tinggi maksimal air (TMA) sekitar 40-50 cm.
2. Puskesmas Rawa Buntu, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, dengan TMA 25 cm.
3. Puri Bintaro RW 022, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, dengan TMA sekitar 85 hingga 110 cm.
4. Pondok Payung Mas, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, dengan ketinggian air sekitar 50 cm.
5. Kavling Kampung Bulak RT 004 RW 002, Kelurahan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren.
6. Pondok Maharta, Kelurahan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren.
7. Perumahan Roswood RT 004 RW 009, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat.
8. Perumahan Pamulang Asri, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat.
9. BPI Pamulang Timur dengan TMA berkisar 20 cm berdampak bagi 60 KK di lokasi.
10. Graha Mas Serpong RT 007 dan 008 RW 012 kelurahan Jelupang, Serpong Utara, dengan TMA sekitar 50 hingga 90 cm.
11. Jalan Tol Kunciran-BSD dengan TMA sekitar 30 cm.
12. Perum Alkapi (Kampung Gedong) RT 01 RW 13, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat (+-100 Cm).
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/03/22311411/soroti-penanganan-banjir-dprd-tangsel-tak-memiliki-master-plan-drainase
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan