Pada 2018, Anies mengaku bertemu dengan para operator angkot di Ibu Kota. Operator yang ikut saat itu adalah MetroMini dan Kopaja.
Anies menggambarkan pertemuan itu sebagai pertemuan terpanas yang pernah diikutinya.
"Saya ketemu dengan mereka awal 2018, seluruh operator. Itu pertemuan yang paling panas yang pernah saya ikuti karena operator-operator itu sangat outspoken," kata Anies di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022).
Kepada Anies, operator menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta sangat tidak adil. Operator merasa Pemprov DKI bertindak sebagai regulator sekaligus operator transportasi umum.
Anies melanjutkan, operator melihat bahwa pemerintah selaku regulator membuat peraturan yang hanya menguntungkan pihak pemerintah.
"Mereka terus terang mengatakan pemerintah itu ya tidak adilnya luar biasa. Anda (pemerintah) operator, Anda regulator, lalu bikin regulasi yang menguntungkan Anda (pemerintah) sendiri," sebut Anies.
"Pokoknya suasananya penuh dengan kemarahan, saya bagian penangkal petir aja itu, dengerin orang-orang marah semuanya," sambung dia.
Program itu menghilangkan transaksi langsung antara pengguna dengan operator angkot. Dengan JakLingko, Pemprov DKI Jakarta membayar ke setiap operator.
"Kami akan membeli layanan Anda (angkot melalui operator) per kilometer, tidak lagi berbasis penumpang. Anda muter satu hari 100 kilometer, nanti kami akan bayar itu," tutur Anies.
Dengan demikian, Anies menegaskan bahwa para sopir angkot tak perlu ngetem atau tergesa-gesa mencari penumpang.
Sebab, setiap sopir angkot akan menerima upah per bulan dan operator menerima uang berdasarkan jarak tempuh minimal yang sudah ditentukan.
"Angkot yang ikut JakLingko jalan terus, tidak ngetem. Ada atau tidak ada penumpang, sopir tenang, sudah ada penghasilan bulanan," tutur Anies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/06/16371791/cerita-anies-jadi-penangkal-petir-saat-operator-angkot-marah-marah-bahas