Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Cilandak Kompol Multazam mengatakan, dinding pembatas antara sekolah dan permukiman warga itu roboh diduga akibat dorongan air banjir.
"Air mendorong tembok sehingga roboh dan mengakibatkan korban luka maupun korban meninggal dunia," ujar Multazam di lokasi.
"Salah satu warga yang melaporkan adanya tembok roboh akibat lupakan air yang mengakibatkan banjir," ucap Multazam.
Multazam mengatakan, ada tiga pelajar yang menjadi korban. Mereka meninggal dunia tertimpa dinding sekolah roboh.
"Proses evakuasi rekan-rekan dari pemadam kebakaran sama Satpol PP kemudian dengan stakeholder terkait, dari Koramil juga," kata Multazam.
Guru MTsN 19 Edison sebelumnya menjelaskan, dinding pembatas sekolah dengan permukiman warga itu roboh pada pukul 14.30 WIB.
"Kejadian 14.30 WIB saat hujan lebat. Roboh tembok ada dua. Pertama tembok pembatas sekolah dengan permukiman warga, terus menimpa tembok panggung. Nah anak ada di bawah panggung," kata Edison.
Edison menambahkan, para siswa yang menjadi korban saat itu berada di balik tembok tersebut. Mereka disebut sedang bermain hujan.
"Mereka lagi pada di balik tembok panggung itu. Semua korban yang tertimpa itu laki-laki," kata Edison.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/06/20180091/polisi-sebut-tembok-mtsn-19-jakarta-roboh-akibat-terdorong-banjir