JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa robohnya tembok Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19 di Jalan Pinang Kalijati, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022) sekitar pukul 14.30 WIB, menyisakan duka dan trauma mendalam.
Tiga siswa tewas di lokasi kejadian akibat tertimpa tembok itu, sementara tiga siswa lainnya mengalami luka-luka.
Ayla, salah satu siswi kelas 8 MTsN 19 Pondok Labu masih trauma jika mengingat insiden yang merenggut ketiga teman satu angkatannya itu.
Ditemui di depan sekolah, Jumat (7/10/2022), Ayla menceritakan bahwa insiden maut itu terjadi bersamaan hujan deras pada Kamis siang.
Korban tewas, Dicka Safa Ghifari (13), Muh. Adnan Efendi (13), dan Dendis Al Latif (13) saat itu sedang bermain hujan di panggung permanen milik MTsN 19.
Sejumlah siswa lain berada di balkon depan kelas di lantai dua sekolah. Para pelajar itu menyaksikan rintik hujan yang turun dari genting sekolah.
Dari atas balkon itu pula, sejumlah siswa menyaksikan saat ketiga teman mereka yang bermain hujan itu tiba-tiba tertimpa tembok yang roboh.
"Mereka lagi main pleset-plesetan di atas panggung. Terus abis itu dari samping ada air deras," kata Ayla.
Seketika, tembok yang membatasi lingkungan sekolah dengan pemukiman warga itu roboh usai diterjang air.
Ayla pun menjadi salah satu dari sekian siswa yang melihat robohnya tembok menimpa teman-temannya.
Suara teriakan histeris para siswa terdengar bersambut.
Tak lama gemuruh teriakan berganti suara tangis.
Para siswa berteriak dengan harapan ada seorang yang membantu temannya yang tertimpa dinding.
"Kita lihat secara langsung kejadianya, pada nangis. Kita pada trauma sih, itu aja," kata Ayla.
Ayla pun turut menangis.
Terlebih saat ia melihat temannya yang meminta pertolongan dari atas panggung karena kedua kaki tertimpa dinding yang roboh.
Di sisi lain, hujan yang mengguyur kawasan itu sangat deras membuat suasan kian mencekam.
"Tak lama ada suara azan. Tidak tahu siapa dan dimana. Sepertinya suara azan itu dari anak kelas tiga," kata Ayla.
Ayla saat itu semakin takut. Ia lalu mengambil ponsel dari saku baju dan menghubungi orangtua.
Sementara, hujan deras yang mengguyur saat itu membuat banjir lingkungan sekolah. Air naik dengan sangat cepat.
"Pas kami disuruh pulang, turun tangga itu air sudah sampai anak tangga yang ketiga. Saya turun sudah segini (perut)," kaya Ayla.
Ayla berjalan perlahan melalui koridor sekolah. Ia akhirnya berhasil mengevakuasi diri, namun diselimuti kesedihan.
"Di sini (depan sekolah) saya nangis lagi. Tas baju semua basah. Buku basah saat ini rusak," kata Ayla.
Ayla dan semua siswa MTsN 19 saat ini telah diliburkan sementara. Namun ia telah menerima informasi mengenai proses belajar nanti akan tetap dilakukan secara daring.
"Kayanya PJJ. Kalau sekarang libur. Mungkin senin baru mulai lagi," ucap Ayla.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/07/16460561/cerita-ayla-saksikan-tembok-mtsn-19-jakarta-roboh-tewaskan-3-temannya