Salin Artikel

Tuai Polemik, Bagaimana Nasib Halte Bundaran HI yang Dianggap Halangi Patung Selamat Datang?

JAKARTA, KOMPAS.com - DPRD DKI Jakarta akan menelusuri adanya dugaan pelanggaran prosedur pelestarian cagar budaya lewat pembangunan Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan revitalisai Halte Transjakarta Bundaran HI telah menghalangi visual ke arah monumen Selamat Datang.

Padahal monumen ini berstatus sebagai objek diduga cagar budaya (ODCB).

DPRD DKI Jakarta akan membentuk panitia khusus (pansus) untuk menelusuri pelanggaran yang dilakukan dari dibangunnya Halte Bundaran HI.

"Kita akan telaah (masalah) patung Selamat Datang yang di kawasan HI. Nanti akan dibentuk pansus yang bekerja sesuai dengan bagaimana arahannya (berdasarkan rapat pansus)," kata Prasetyo.

Untuk menentukan seperti apa nasib Halte Bundaran HI ke depannya, Prasetyo mengatakan DPRD DKI Jakarta akan memanggil Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali untuk berdiskusi.

Diskusi juga akan melibatkan Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta.

Kebijakan yang bertolak belakang

Masih segar dalam ingatan, pada Juli 2018, Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan meminta supaya jembatan penyeberangan orang (JPO) yang terletak di samping Bundaran HI dirobohkan.

JPO yang terbentang dari trotoar di depan Wisma Nusantara hingga trotoar ujung Hotel Hyatt itu dinilai menghalangi pemandangan ke patung Selamat Datang.

Perobohan dilakukan menjelang pesta olahraga Asian Games 2018 di Jakarta.

Anies kala itu mengatakan, JPO perlu dirobohkan supaya para tamu dari mancanegara dapat menyaksikan patung selamat datang secara jelas.

Dalam perkembangan, Anies pula yang menugasi PT Transjakarta untuk merevitalisasi Halte Bundaran HI menjadi halte ikonik.

Transjakarta menerjemahkan halte ikonik dan integrasi menjadi bangunan menjulang tinggi dua lantai dan memanjang.

Kawasan Bundaran HI punya nilai sejarah

Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa mengatakan kawasan Bundaran HI berstatus sebagai obyek diduga cagar budaya (ODCB).

Artinya, siapapun yang melakukan apapun di area itu harus memperlakukannya sama seperti obyek cagar budaya.

Sebagai kawsan berstatus ODCB, kawasan Bundaran HI menjadi area penting dengan nilai kesejarahannya.

Kawasan itu juga menjadi bagian dari ruang kota yang memiliki karakter ikonik, dimana dia menjadi penanda kota, juga menjadi bagian dari poros utama kota.

Kawasan Bundaran HI menjadi ikon dengan kesejarahan tinggi karena berkaitan erat dengan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 1962.

Tugu selamat datang yang dibangun menjadi penyambut bagi tamu-tamu negara yang mendarat di bandar udara Kemayoran waktu itu.

Poros Thamrin-Sudirman sendiri menjadi poros utama yang dibangun sebagai penanda Jakarta baru di era kemerdekaan Indonesia.

Boy mengatakan dengan nilai kesejarahan tersebut, pembangunan halte baik yang di Bundaran HI tidak bisa memaksakan diri untuk menjadi ikonik.

“Figur utama tetap Tugu Selamat Datang sekaligus bundarannya. Yang ikonik ya dia, objek (bundaran dan tugu) itu,” katanya.

Inklusivitas jadi alasan

Saat meresmikan Halte Bundaran HI, Anies mengatakan dibangunnya halte ini memberi kesempatan bagi semua warga untuk menikmati keindahan bundaran HI tanpa memandang kelas ekonomi.

"Dengan dibangunnya halte yang memiliki fasilitas anjungan, ia berharap setiap warga dapat menikmati keindahan Bundaran HI," ujarnya.

Menurut dia, sebagai salah satu ikon Jakarta, selama ini keindahan bundaran HI dari atas hanya bisa dinikmati warga kalangan ekonomi kuat saja.

Ia menuturkan, Bundaran HI dikelilingi oleh tempat-tempat komersil di ketinggian yang menawarkan pemandangan kawasan tersebut.

(Penulis: Muhammad Naufal, Mita Amalia Hapsasri, Sherly Puspita, Nirmala Maulana Achmad/Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Kristian Erdianto, Icha Rastika)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/18/16560051/tuai-polemik-bagaimana-nasib-halte-bundaran-hi-yang-dianggap-halangi

Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke