BEKASI, KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan guyuran air hujan dari langit di Stasion Wibawa Mukti, Bekasi, viral di media sosial.
Guyuran air hujan itu sangat deras di satu titik tertentu hingga menyerupai air terjun. Pepohonan di sekitar “air terjun” itu tampak bergoyang akibat diterpa angin kencang.
Video itu salah satunya diunggah oleh akun Instagram @jakut.info.
Menurut Senior Forecaster BMKG Reifda Novikarany, fenomena air hujan yang turun menyerupai air terjun itu disebut sebagai downburst.
Downburst timbul dari awan jenis cumulonimbus. Angin kencang berhembus secara vertikal hingga ke permukaan tanah sehingga menimbulkan efek air hujan yang turun menyerupai air terjun.
Fenomena lain yang muncul dari awan cumulonimbus adalah puting beliung, di mana angin memutar seperti spiral yang turun dari awan ke permukaan.
Tak seperti puting beliung yang cukup mudah dideteksi, downburst cukup sulit dideteksi dan diprediksi karena fenomenanya terjadi dalam skala waktu yang singkat, dalam satuan beberapa menit saja.
Meski begitu, downburst memiliki daya rusak tinggi.
“Ketika terjadi di wilayah pemukiman dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur,” ujar Reifda, Rabu (9/11/2022).
Meski sulit diprediksi, masyarakat tetap perlu meningkatkan kewaspadaan terutama ketika mendapati adanya pertumbuhan awan gelap dan menjulang tinggi.
“Awan tersebut dapat dipastikan jenis cumulonimbus yang biasanya dapat menyebakan terjadinya hujan lebat disertai kilat/petir, bahkan bisa menimbulkan angin kencang/puting beliung/downburst.”
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/09/15455061/apa-itu-fenomena-downburst-yang-membentuk-air-terjun-di-depan-stadion