Salin Artikel

Amarah Satpam Stasiun Duri Pukuli dan Sekap Anak Kiai Berkebutuhan Khusus yang Bakar Sampah di Pinggir Rel

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pemuda berinisial AZ (21) dianiaya dua satpam di pos Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, pada Jumat (4/11/2022) dini hari.

Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama menceritakan kejadian bermula ketika AZ membakar sampah di pinggir rel dekat Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat.

Dua orang satpam berinisial DI (25) dan SB (20) yang mengetahui hal tersebut pun menginterogasi korban dan membawanya ke pos satpam sekitar pukul 12 malam.

Pelaku menginterogasi korban lantaran khawatir terjadi kebakaran. Sebab, lokasinya berada dekat dengan stasiun dan juga lalu-lalang kereta

"Alasannya karena bakaran sampah itu berpotensi menyebabkan kebakaran stasiun," kata Putra saat dikonfirmasi, Rabu (9/11/2022).

Saat menginterogasi korban, pelaku mengaku telah melakukan kekerasan terhadap korban lantaran kesal korban tidak mengaku telah membakar sampah.

"Saat diinterogasi, punggung, lengan, dan paha kanan korban dipukul menggunakan selang air dan sarung samurai," ungkap Putra.

"Menurut pelaku, alasan memukul karena kesal korban tidak mengaku dan berbelit-belit. Keterangan korban berubah-ubah," jelas Putra.

Tak habis di situ, kedua pelaku juga mencukur habis rambut korban.

"Rambut korban juga dicukur menggunakan alat cukur listrik hingga botak," jelas Putra.

Korban berkebutuhan khusus

Putra mengatakan AZ ternyata merupakan pemuda yang berkebutuhan khusus dengan kondisi keterberlakangan mental. AZ merupakan anak dari pimpinan Pondok Pesantren Assalafiyah, Tambora, Jakarta Barat.

Namun, kedua pelaku sepertinya tidak mengetahui keadaan korban dan melakukan kekerasan di pos satpam tersebut.

"Korban berkebutuhan khusus, keterbelakangan mental atau down syndrome. Tapi pelaku tidak tahu keadaan korban berkebutuhan khusus," ungkap Putra.

Kedua pelaku justru mengira korban merupakan pemuda yang sedang dalam kondisi mabuk.

"Alasan sekuritinya sih katanya ini anak mabuk," kata Ketua RW 010 Jembatan Besi, Tambora, Subur, kepada wartawan, Rabu.

Indikasi penyekapan

Subur mengatakan keluarga korban berkeliling mencari-cari keberadaan AZ sepanjang malam karena tidak pulang ke rumah.

Ternyata saat itu AZ masih diikat di dalam pos satpam Stasiun Duri oleh pelaku.

Menurut Putra, korban baru dilepaskan dan diperbolehkan pulang pada Jumat pagi ketika satpam lainnya datang untuk bergantian tugas dengan kedua pelaku

"Hingga pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIB, korban baru dilepas oleh satpam lain, kemudian (korban) disuruh pulang," kata Putra.

Korban trauma

Akibat serangkaian peristiwa itu, korban diduga mengalami trauma. Hal itu disampaikan Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama usai menemui pihak keluarga korban di Pondok pimpinan Pondok Pesantren Assalafiyah, pada Selasa (8/11/2022).

"Kemarin saya datang ke sana, kalau menurut keterangan abangnya agak trauma, kelihatan dari matanya. Itu baru keterangan dari abangnya," ujar Putra

Meski begitu, perlu pemeriksaan lebih lanjut dari sisi psikologi untuk memastikan kondisi kesehatan mental AZ.

"Cuma untuk kami menentukkan trauma atau enggak, harus dilakukan pemeriksaan psikolog. Kami saat ini masih fokus ke perkara," kata Putra.

Proses hukum

Atas kejadian itu, kedua pelaku beserta barang bukti pun diamankan polisi. Keduanya pun kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Jadi sudah ditahan, karena visum sudah ada. dan lukanya jelas terlihat," imbuh dia

Selain kedua pelaku, polisi juga menyita barang bukti penganiayaan seperti selang air, borgol, alat pencukur rambut, hingga sarung samurai.

"Pelaku sudah kami amankan berikut barang bukti yakni satu buah selang air ukuran 90 cm, satu buah sarung samurai warna hitam, alat cukur rambut, dan borgol besi," sebut Putra.

Pelaku pun disangkakan Pasal 170 KUHP dengan ancaman pidana 5 tahun 6 bulan penjara.

PT KAI mediasi

Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan berujar, pihaknya sudah sempat menggelar mediasi dengan keluarga AZ.

Mediasi yang berlangsung ada Jumat (4/11/2022) diikuti oleh petugas Stasiun Duri beserta petugas pengamanan area dan keluarga korban.

"Pada Jumat pagi, keluarga mendatangi Stasiun Duri untuk meminta klarifikasi atas kesalahpahaman yang terjadi," ujar Leza dalam keterangannya, Rabu.

Namun, pihak keluarga menolak untuk menyelesaikan dugaan penganiayaan tersebut secara kekeluargaan.

Pihak korban tetap memutuskan menempuh jalur hukum dengan melaporkan penganiayaan itu ke polisi.

"Pihak keluarga tetap melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian," ucap Leza.

Secara terpisah, Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihak keluarga belum mencabut laporan terkait penganiayaan itu.

"Keluarga korban belum ada cabut laporan," ujar Putra.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/10/10184161/amarah-satpam-stasiun-duri-pukuli-dan-sekap-anak-kiai-berkebutuhan-khusus

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Eks Pelaku Tawuran Manggarai Sudah Dapat Kerja, Ada yang di PT KAI

Eks Pelaku Tawuran Manggarai Sudah Dapat Kerja, Ada yang di PT KAI

Megapolitan
Perempuan yang Jasadnya Ditemukan di Sungai Cikeas Diperkirakan Tewas Pekan Lalu

Perempuan yang Jasadnya Ditemukan di Sungai Cikeas Diperkirakan Tewas Pekan Lalu

Megapolitan
Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Wali Kota Jaktim: Warga Bakal Jadi Pengawas

Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Wali Kota Jaktim: Warga Bakal Jadi Pengawas

Megapolitan
Cerita di Balik Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman

Cerita di Balik Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia di Manggarai, Tutup Usia di Atap Rumahnya dan Baru Ditemukan Sehari Kemudian

Akhir Hayat Lansia di Manggarai, Tutup Usia di Atap Rumahnya dan Baru Ditemukan Sehari Kemudian

Megapolitan
Pemprov DKI dan Daerah Penyangga Rapat Pengendalian Inflasi, Sepakat Galakkan Gerakan Tanam

Pemprov DKI dan Daerah Penyangga Rapat Pengendalian Inflasi, Sepakat Galakkan Gerakan Tanam

Megapolitan
Polisi Tangkap Ayah yang Hamili Anak Kandungnya di Tangsel

Polisi Tangkap Ayah yang Hamili Anak Kandungnya di Tangsel

Megapolitan
Nissan Xtrail Tabrak Penjaga Pelintasan di Cengkareng lalu Tertabrak KRL, 2 Orang Terluka

Nissan Xtrail Tabrak Penjaga Pelintasan di Cengkareng lalu Tertabrak KRL, 2 Orang Terluka

Megapolitan
Pengakuan Guru SDN di Jaktim yang Digaji Rp 300.000 Per Bulan: Saya Terima...

Pengakuan Guru SDN di Jaktim yang Digaji Rp 300.000 Per Bulan: Saya Terima...

Megapolitan
Kejinya Ayah di Tangsel yang 18 Kali Perkosa Anak Sulung dan Hampir Perkosa Si Bungsu

Kejinya Ayah di Tangsel yang 18 Kali Perkosa Anak Sulung dan Hampir Perkosa Si Bungsu

Megapolitan
Sudah Membusuk, Jasad Perempuan di Sungai Cikeas Sulit Dikenali

Sudah Membusuk, Jasad Perempuan di Sungai Cikeas Sulit Dikenali

Megapolitan
Bikin Kampung Tanpa Asap di Jaktim, Wali Kota: Warga yang Ingin Merokok Silakan Keluar Lingkungan!

Bikin Kampung Tanpa Asap di Jaktim, Wali Kota: Warga yang Ingin Merokok Silakan Keluar Lingkungan!

Megapolitan
Ayah di Tangsel Hamili Anak Sulung, Pelaku Juga Hampir Perkosa Putri Bungsunya

Ayah di Tangsel Hamili Anak Sulung, Pelaku Juga Hampir Perkosa Putri Bungsunya

Megapolitan
Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Megapolitan
Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke